Apartemen Dipta

2.4K 17 0
                                    

Cuma sekitar kurang dari 10 menit kita udah masuk ke parkiran apartemennya. Aku sempet heran sih kenapa Dipta bawa aku kesini, soalnya dari ceritanya tadi itu kan apartemen ini cuma dia yang nempatin, lalu kenapa dia bawa aku kesini?, istrinya aja nggak tau dia punya apartemen disini.

Setelah mobilnya terparkir dengan aman, kitapun turun dari mobil dan berarah kedalam gedung untuk langsung menuju ke apartemen milik Dipta.

Di dalam lift Dipta hanya fokus melihat angka yang menunjukkan lantai dan kita sedang menuju lantai 7. Lalu aku hanya terdiam mengikuti dia melihat angka yang terus berjalan menuju angka 7.

Keluar lift kita langsung berjalan menuju apartemen 707A. Yaa itu nomer apartemen Dipta. Aku sedikit melirik ke nomer yang tertulis dikartu apartemennya Dipta.

Sampai depan apartemennya, Dipta langsung membuka pintu dan mempersilakan aku duluan untuk masuk ke dalam. Akupun mengikuti arahannya, sampai di dalam aku melihat apartemen ini cukup luas untuk dihuni sendirian, bahkan perabotannya juga cukup lengkap untuk tempat tinggal yang hanya beberapa kali didatangi.

"Dip apartemen kamu cukup besar juga loh, kenapa kamu nggak tinggal disini aja sama istri dan anak kamu?" spontan aku langsung mengomentari apartemen Dipta sambil berarah ke ruang tv dan duduk di sofa.

Tapi aku nggak mendengar jawaban dari Dipta. Akupun langsung melihat kearahnya yang berjalan menuju meja makan yang letakmya berdekatan dengan kitchen set.

"Dip...." aku coba memanggilnya.

"Iya...."

"Kamu kok nggak jawab sih..."

"Jawab apa Chaaa..?"

"Yang tadi aku omongin", aku coba melirik lagi kearahnya yang langsung unboxing semua makanan itu.

Lalu aku melihat Dipta sudah berjalan kearahku sambil membawa rice bowl di tangan kirinya dan tangan kanannya membawa piring yang isinya makananku yang dibeli dari Ampera tadi.

"Emang kamu ngomong apa?, aku nggak ngeh..."

"Mmmm....masa sih??"

"Iyaa beneran...emangnya kamu ngomong apa?", sambil memberikan piring makananku lalu dia duduk disampingku sambil memegang rice bowl dengan kedua tangannya.

"Iyaa tadi aku bilang, kamu kenapa nggak tinggal disini aja sama istri dan anak kamu, soalnya apartemen kamu ini lumayan besar loh buat tinggal sendirian", jawabku sambil sedikit demi sedikit memakan makananku.

"Ooohhh...mmm yaa belom mau aja, aku masih butuh tempat ini buat istirahat aku sendiri dulu, bahkan temen-temen akupun nggak ada yang tau aku suka pulang kesini kalo lagi nggak ada kerjaan di luar atau di kantor, hahaha..."

"Oya??...,terus kalo mamah atau adik-adik kamu gitu?"

"Mmm...belom ada yang tau juga, kan tadi aku udah bilang cuma aku sendiri yang tinggal disini dan yang tau apartemen ini..."

"Kenapa????,,,kenapa kamu nggak kasih tau mereka??"

"Mmm...nggak tau yaa,,aku ngerasa belom waktunya aja, mungkin gini kali ya Cha...awalnya aku beli apartemen ini tuh emang buat aku tinggal sama istri aku, tapi kan itu bukan sama Astri...." tiba-tiba dia terdiam dan fokus makan rice bowlnya, begitu aku juga memakan makanan yang masih ada.

"Mmm...emangnya kamu sama Astri itu?" aku beraniin nanya soal itu ke Dipta.

"Aku kan dijodohin Cha sama Astri.....jadi aku itu sama Astri dikenalin sama mamah aku dan mamah mertua aku, kita disuruh saling kenal dan lebih deket lagi. Sampe akhirnya tanpa minta persetujuan aku dulu, mereka udah langsung rencanain lamaran dan pernikahan. Yaa aku mau gimana lagi Cha, cuma tinggal mamah yang aku punya, aku nggak mau ngecewain mamah, jadi aku setuju aja dengan keputusan mereka, lagi juga aku udah nggak punya calon untuk jadi istri aku..." Dipta menghentikan omongannya dan menyimpan rice bowlnya di meja depan kita yang sudah ludes.

LURUH : Cinta Lama Yang Terlarang (END) (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang