Aku terbangun di tengah malam. Tiba-tiba ada sesuatu yang mengganggu pikiran dan perasaanku. Aku beranjak ke dapur untuk mengambil segelas air putih untukku minum. Sambil meminum air, aku duduk di sofa ruang tv. Aku bersandar dan tiba-tiba pikiranku terarah pada Dipta.
Sudah hampir 4bulan aku berusaha menahan semuanya. Mengendalikan segala rasa yang selama ini ternyata masih tersisa. Aku belum sepenuhnya melupakan Dipta. Aku masih berusaha dan berproses untuk melupakan segalanya.
Mungkin memang aku terbiasa menyimpan rapih semua perasaanku selama ini ke Dipta. Sehingga saat ini pun apa yang sebenarnya masih aku rasakan bisa kusimpan lebih dalam dari yang sebelumnya.
Ya baru ku kenang lagi semua yang terjadi antara aku dan Dipta.
Ternyata dari dulu kita memang memiliki perasaan itu dan pikiran yang sama.Awalnya aku tak bermaksud apapun, saat kita bertemu lagi waktu itu. Kita hanya saling bercerita. Aku dengan kehidupanku dan dia dengan kehidupannya.
Tapi ternyata semuanya jadi berbeda ketika hati kita baru terungkap saat itu. Dipta yang baru bisa kuraih, tapi dikeadaan yang sulit.
Dan lagi-lagi ada pertanyaan, kenapa Tuhan mempertemukan kita yang nggak mungkin menyatu. Aku yang terikat janji begitu juga dengan dia saat itu.Aku coba melawan aturan yang ada untuk terus bersama Dipta. Semakin aku tenggelam dalam keadaan saat itu, semakin aku menginginkan lebih.
Sekuat hati ini, sebenernya aku menjaga semuanya selama hampir satu tahun kemarin. Menjaga Dipta tetap ada disisi, tidak ingin melepaskan dia pergi. Karena ada rasa cinta yang cukup besar di hati ini.
Tapi kenyataan berbicara, keadaan memang tak memungkinkan. Aku harus memilih, cinta atau keadaan dan nggak bisa keduanya.
Aku pernah merasa nggak akan bisa dan nggak rela melepas cerita lama yang telah kembali. Tapi akupun harus menata masa depan yang telah kupilih sebelum kembalinya Dipta dalam kisah hidupku.
'Maafkan aku harus memilih menyakiti semua...' lirihku.
Karena setelah aku jalani kisah kita, aku baru menyadari kalau kita memang nggak akan pernah bisa walaupun kita paksain mencoba untuk mempertahankan, karena semuapun jadi jauh berbeda."Kalau kamu pernah bertanya apa aku merindukanmu. Untuk apa kamu tau itu?
Nggak ada gunanya Dipt. Karena itu nggak akan merubah keadaan..."Lalu aku lihat Hp dan membuka WA dari Dipta yang sudah empat hari lalu.
- Aku cuma mau tau, apa kamu kangen sama aku Cha? -
Yang sampai sekarang hanya aku baca dan tidak aku endchat. Aku melihatnya cukup lama, dan membuatku meneteskan air mata."Aku disini masih memyimpan sisa rasa dan mengharapkanmu. Tapi setengah mati semuanya aku pendam saja sendiri.
Sudahlah Dipt, jangan lagi kamu datang atau apapun itu. Kita harus saling berusaha melupakan. Karena hal seperti ini hanya membuat susah hati menghadapinya..."Aku menangis dalam gelap. Kutundukkan kepalaku diatas kedua tanganku yang terlipat dan bertumpu diatas kedua kakiku yang menekuk.
Tiba-tiba aku merasa ada sebuah helaian tangan dipucuk kepalaku. Aku berusaha menoleh kearah pemilik tangan itu.
"Kiyan..." ucapku lirih.
"Kamu kenapa?" Tanyanya yang langsung duduk disampingku dan memelukku dalam dekapannya.
Aku langsung menangis dalam pelukkannya.
"Nggak apa-apa nangis aja..."
"Dipta sedang menghadapi masa sulit yah...
Dia bercerai sama istrinya?" aku sadar Kiyan terkejut dan langsung menatap kearahku."Serius?
Tapi waktu tunangan Karina, mereka...""Yaa itu terakhir mereka bersama, dan setelahnya mereka benar-benar bercerai. Anehnya sampai sekarang Dipta belum juga ada kabar apapun. Karina maupun Bragi tidak ada yang tau bagaimana kondisi Dipta.
Kayanya dia cukup terpukul sama permasalahan yang dia hadapi sampai-sampai dia menyendiri seperti ini..." ucapku berbohong walaupun terinspirasi dari cerita nyata Dipta yang memang akan bercerai dengan istrinya, dan seingatku persidangannya sudah berlangsung tiga hari lalu."Mmm kamu tenang ya...pasti kamu khawatir sama keadaan Dipta. Tapi aku yakin dia bisa menghadapinya dan mengatasinya. Mungkin dia memang sedang butuh waktu sendiri untuk bisa menenangkan pikirannya.
Mmm....pantes ya, waktu kita mau pulang diacara tunangan Karina, dia meluk kamu erat banget. Aku sempet heran kenapa dia begitu lama meluk kamu, ternyata dia sedang berusaha menutupi kondisinya. Dan pantes aja ya gestur tubuh Dipta dan istrinya saat itu terlihat kaku tidak hangat seperti pasangan pada umumnya...
Yaudah sayaang, sekarang kamu tidur ya...besok kalau kamu perlu waktu untuk ngobrol-ngobrol sama Karina, silakan. Kamu kabarin ke ka Nisa aja untuk nemenin anak-anak sampai kamu selesai..." ucap Kiyan sambil mengelus-elus rambutku.
"Mm beneran nggak apa-apa kalau besok aku agak lama di tempat Karina?
Kayanya aku pengen banyak ngobrol sama Karina...
Gimanapun aku kepikiran sama permasalahan Dipta..." lanjutku sambil memeluk erat Kiyan."Iya...iya...udah jangan nangis lagi ya...
Lanjut tidur yuk, masih jam dua..." ucap Kiyan sambil beranjak dari duduknya dan menggandengku masuk ke kamar.
![](https://img.wattpad.com/cover/311980328-288-k454749.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LURUH : Cinta Lama Yang Terlarang (END) (REVISI)
Chick-LitWarning!! DEWASA!!! Komitmen penting ketika menikah adalah SETIA. Sudah 5 tahun Nata Arisya menjalani pernikahan dengan seorang pria yang pasti sangat dicintainya Kiyanza Adiputra bahkan tanda cinta mereka sudah ada dua yakni seorang putra Ibaz Adip...