Luruh

324 12 5
                                    

Aku sedang otw ke tempat Karina, seperti biasanya janjian denga Karina dan Bragi untuk mengantarkan pesana rice bowl dari mereka. Dan rencananya hari ini aku memang ingin menghabiskan waktu agak lama di sana untuk bisa ngobrol-ngobrol mengenai kondisi Dipta.

Sampai dikantor Karina aku langsung ke tempat biasa janjian sama Karina. Tapi dari kejauhan aku seperti melihat sosok lain disana sedang berbicara akrab dengan Karina, dan itu bukan Bragi. Itu sosok ibu-ibu dan...

"Sya..." panggil Karina ketika aku sudah tepat dihadapan mereka.

"Kak Icha..." sapa Fita yang langsung memelukku.

Aku hanya diam heran mendapatkan pelukan erat dari Fita. Dan disaat bersamaan Bragi datang dan langsung duduk disamping Karina sambil merangkul Karina dalam dekapannya.

Pelukanku dan Fitapun merenggang, lalu seorang ibu yang tidak asing bagiku berdiri dihadapanku.

"Icha ya?" Tanya ibu tersebut.

"Ya tante, saya Icha...
Mmm ini ibu..." sapanya, dan aku masih terdiam.

"Saya Ibunya Dipta nak Icha..."

"Oh iya ibu...." jawabku.

Ibu Dipta menggandengku untuk duduk disampingnya.

"Nak Icha...maaf sebelumnya.
Kalau ibu lancang menemui nak Icha disini. Karena Fita hanya tau tempat ini, dan saat menghubungi nak Karina dan nak Bragi. Mereka meminta Ibu dan Fita menemui nak Icha disini...."

"Iya ibu nggak apa-apa...
Mmm...
Tapi ada apa ya bu?" Tanyaku to the point.

"Mmm...
Ibu mau ajak nak Icha temuin Dipta..." jawabnya sedikit terdengar hati-hati.

Aku terkejut mendengar permintaannya. Aku menatap kearah Fita yang dari tadi menatapku. Lalu aku menatap bergantian ke arah Karina dan Bragi, tetapi mereka juga tidak memberikan respon apapun.

"Maaf ibu...tapi ada apa ya?
Karena, kenapa saya harus menemui Dipta?"

"Sepertinya Dipta benar-benar ingin bertemu nak Icha saat ini. Jadi ibu minta tolong untuk ikut ibu menemuinya..."

"Kak...kita minta tolong ya, sekalii ini aja...
Setelah hari ini ka Icha udah ketemu kak Dipta. Kita nggak akan ganggu kak Icha lagi. Dan maaf kalau kita mengusik kak Icha lagi...." ucap Fita sambil menggenggam tanganku.

Aku menatap lagi kearah Bragi dan Karina.

"Mmm kayanya lo ikut aja deh Sya..." ucap Karina.

"Lo berdua juga ya...(mereka terlihat ragu untuk menjawab)
Please..." aku memohon untuk ditemani oleh mereka berdua.

"Mmm oke, kita ikut...
Maaf ibu saya dan Karina bisa ikut ya, Arisya perlu ditemenin..." ucap Bragi.

"Iya nak boleh..." jawab ibunya.

Bragi dan Karinapun menemaniku untuk ikut pergi bersama ibunya Dipta dan Fita.

Aku duduk satu mobil dengan ibu dan Fita. Sedangkan Karina di mobil Bragi.

Sepanjang jalan ibu banyak bercerita tentang Dipta. Sampai-sampai ada pembahasan tentang Dipta yang ternyata selama ini mencintai aku dan hanya menginginkan aku sebagai pendamping hidupnya.

"Seandainya Dipta saat itu bercerita tentang kamu, mungkin ibu akan memintanya untuk segera melamar kamu dan menjadikan kamu istrinya. Tapi seharusnya Dipta menyadari bahwa semua ini sudah digariskan Tuhan bahwa kalian memang tidak berjodoh.

Tapi itulah Dipta. Kalau dia sudah mencintai ya hanya itu yang dicintainya. Seperti menyukai sesuatu, ya hanya itu yang dia sukai..." ucap ibunya sambil tersenyum tapi aku melihat bibirnya sedikit bergetar seperti menahan sesuatu.

LURUH : Cinta Lama Yang Terlarang (END) (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang