Hampa dan Rapuh

211 5 1
                                    

Author Pov

Sudah sepuluh hari Dipta tidak pernah ke kantor setelah hari pertunangan Bragi-Karina. Dia selalu mengingat bagaimana Arisya tidak pernah memandangnya lagi, bahkan Arisya terilihat sangat bahagia bersama Kiyan, dia selalu tersenyum dan bermanja pada suaminya. Hal itu membuat dirinya rapuh lagi. Dan secara bersamaan juga, besok adalah hari sidang cerai pertamanya dengan Astri.

Sebenarnya hatinya juga hancur dan pikirannya kacau kala dia mengingat rumah tangganya akan selesai dengan Astri, sosok Ganesh yang menjadi pusat pemikiran dia ketika nanti resmi bercerai dengan Astri.

Ya Dipta sedang tidak bisa mengendalikan emosinya. Pikirannya terus berkecamuk karena terus mengingat dan mengenang sosok Arisya yang selama setahun ini menjadi sumber kehidupannya dan dalam waktu yang masih berduka atas patah hatinya, Dipta juga harus menghadapi perceraiannya dengan Astri, belum lagi kondisi sang Ibu yang jadi sering jatuh sakit setelah permasalahannya terungkap di keluarga besarnya.

Dipta Pov

Saya hanya bisa berdiam diri disini. Berusaha menenangkan pikiran, tapi kondisinya memang sedang kacau semuanya.
Setiap memejamkan mata ini. Mencoba untuk melupakan. Melupakan segala kenangan indah, melupakan tentang Icha, dan melupakan mimpiku.

Ketika saya terus mencobanya, tapi setiap bayangannya semakin nyata. Benar-benar merasuk ke dalam jiwa.
"Ooh Tuhaan tolong saya...." lirihku sambil menangisi lagi keadaan diriku saat ini.

"Kenapa aku terlalu rapuh. Kenapa perasaan ini sehancur ini. Kenapa semuanya terlalu hampa. Kenapa seolah hidup ini tidak bisa berjalan tanpa dia...."

Lirihku lagi sambil mengusap kasar wajahku dan jalan mondar mandir tidak karuan.

Dan sekarang entah dimana dia berada. Terasa hampa hidup yang saya jalani ini tanpa dirinya. Apakah dia disana merindukan saya?
Seperti saya, yang selalu merindukannya dan akan selalu merindukannya....

Memang nggak akan bisa saya ingkari, Icha adalah satu-satunya  yang bisa membuat jiwa yang pernah mati ini menjadi berarti.

Tapi sekarang dia menghilang, seperti ditelan bumi.
"Apa nggak pernah kamu sadari, arti cintamu untukku Cha...." teriakku yang sudah tidak bisa terbendung lagi.

Kembali saya melempar semua barang-barang di kamar ini. Saya benar-benar rapuh. Saya tidak sekuat pria lain yang bisa menjalin kasih lagi dengan wanita manapun yang mereka mau.
Karena saya hanya mau dia.

Pedih ini saat saya merasa semuanya indah, lalu semua hilang dan selesai. Kemarin dia menyatakan hati, lalu dia mengatakan tidak bisa. Ternyata cinta yang saya rasakan tidak berbalaskah?

Kalau cinta ini nggak nyata, kenapa dia kasih harapan itu?
Dan sekarang saya menyadarinya, kalau saya terlalu cepat melabuhkan segalanya untuk dia.

Dan saya juga mengerti, kamu memang lebih memilih dia.
Sempat kamu bersikap seolah menjadi sandaran jiwa ini. Tapi...
Apa artinya kalau saya salah memilih hati...

"Haruskah saya kehilangannya lagi?
Saya mencintainya, saya menyanginya...
Saya nggak rela, kalau tidak bisa bersamanya.
Tuhan tolong jangan lakukan ini....

Saya rapuh tanpa dia, seperti kehilangan arah. Tapi kalau memang saya harus menjalani ini, tolong berikan saya kekuatan itu, kekuatan untuk melupakannya...."

Lirihku lagi sambil terduduk tak berdaya di kasur. Menyelami hati ini lebih dalam untuk mendapatkan kekuatan dalam kerapuhan ini, untuk mendapatkan ketenangan dalam kehampaan ini.

Author Pov

Tlp Dipta terus berdering dari tadi, tetapi dihiraukannnya, bahkan hp itu ikut terbanting dan terpelanting ke sembarang arah.

LURUH : Cinta Lama Yang Terlarang (END) (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang