Rahasia Hati

237 8 5
                                    

Dipta Pov

Kepala saya terasa pusing, tapi ketika saya membuka mata dan saya melihat sekeliling ruangan. Saya sangat mengenal baik ruangan ini. Saya langsung terbangun duduk, sambil sedikit merintih karena masih terasa sakit di bagian pelipisku. Mungkin ini efek saya sampai mabuk berat semalam.

Saya barusaha menyenderkan tubuh ke dinding tempat tidur dan coba mengingat kejadian semalam. Setelah saya mengingatnya, sudah bisa pastikan, kalau ini adalah ulah Yoga yang membawa saya pulang ke rumah. Sayapun berusaha bangun untuk berdiri dan melihat situasi diluar kamar.

Saya keluar dari kamar tamu dan melihat sekeliling ruangan rumah, tapi suasana rumah sangat hening. Saya jalan menuju ke kamar saya dan melihat ke dalam kamar, tapi saya juga tidak menemukan Astri ataupun Ganesh.

Saya keluar lagi dari kamar dan jalan menuju dapur untuk mengambil air putih.
Lalu saya duduk dan meneguk air putih, tubuh saya sedikit segar, tapi pikiran saya tetap berkecamuk, ada perasaan bingung untuk menghadapi Astri. Saya tetap duduk di bangku ruang makan, dan memposisikan tubuh saya bersender ke meja makan, dengan menundukkan kepala ke kedua tangan saya yang terlipat diatas meja.

"Kamu udah bangun?" Tiba-tiba suara Astri terdengar ketika beberapa menit saya coba merilekskan pikiran saya.

Lalu saya mendongakkan kepala dan melihat kearahnya yang sedang berjalan kearah saya. Saya tidak menjawab pertaannya dan hanya menatapnya

"Akhirnya pulang..." ucapnya lagi sambil menyimpan handbagnya diatas meja makan.

"Dimana Ganesh?" Tanya saya pada Astri dan hanya menatap gelas yang ada dihadapan saya.

"Aku anter ke rumah mamah..." jawabnya singkat sambil jalan ke arah dispenser dan mengambil air putih, lalu duduk bangku yang beredekatan dengan bangku saya.

Lagi-lagi saya tidak merespon dengan kata, saya hanya mengangguk dan masih tidak menatapnya.

"Semalem temen-temen kamu yang nganterin kesini. Yaa sekitar jam dua lah.
Sebenernya sih Ganesh udah kangen banget sama kamu, tapi aku nggak tega...
Aku nggak tega ngebiarin dia ngeliat kamu lagi dalam kondisi yang kaya begini..." ucapnya sambil terus menatap saya.

Saya hanya menatapnya sekilas lalu kutundukkan kembali kepalaku karena masih merasa berat dibagian kepalaku.

"Lebih baik kamu sekarang mandi dulu, lalu setelah itu kita bicara..." astri mengucapkan itu sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Oia gimanapun aku ini istri kamu loh, apa yang terjadi sama kamu sebenernya, aku berhak tau...terutama dapet penjelasan dari kamu...
Jadi tolong apapun yang lagi kamu hadapi, tetap hargai aku sebagai istri kamu...
Segalanya perlu kamu bicarakan dan jelaskan..." ucap Astri lagi, tapi kali ini dia tidak lagi menatapku. Lebih tepatnya, posisinya berdiri dan membelakangiku, lalu setelah selesai bicara Astri langsung berjalan menuju kamar.

Setelah tidak melihat sosoknya, saya bangun dari duduk, dan berjalan ke kamar mandi. Saya membersihkan diri dan menyegarkan tubuh agar pikiran saya juga kembali normal.

Hari ini saya harus benar-benar harus menghadapi Astri. Karena memang sudah waktunya saya berbicara dengan Astri.

Setengah jam saya membersihkan diri. Ketika keluar dari kamar mandi, saya melihat Astri sedang duduk di ruang tv sambil tlp2an. Saya kurang ingin tau lebih lanjut. Dan melanjutkan langkah masuk ke dalam kamar lalu segera memakai pakaian.

Setelah selesai semuanya, saya keluar kamar dan menghampiri Astri, lalu duduk di sofa sebelah sofa yang dia duduki.

Astri melihat sekilas ke arah saya, lalu mematikan sambungan tlp nya.

LURUH : Cinta Lama Yang Terlarang (END) (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang