Selesai isi perut dengan masakanku tadi. Aku berbaring di sofa ruang tengah dan menyalakan TV untuk menonton acara TV favorit ku. Sedang asyik berbaring sambil menonton TV aku mendengar bunyi dering hp-ku, lalu kuraih hp-ku untuk melihat siapa yang menghubungiku via WhatsApp.
Deg.... ternyata itu telepon dari Dipta."Iya halo...." aku mengangkat teleponnya dan langsung mengucapkan salam.
"Iya halo Cha...lagi apa?"
"Lagi santai aja Dip....kamu sendiri lagi apa?, istirahat?"
"Iya abis shalat Jumat aku nongkrong dulu sama teman-teman"
"Nggak langsung kerja lagi?"
"Iya belum nih, baru selesai makan juga kok... kamu udah makan Cha?"
"Iya barusan selesai makan juga...oh iya dip, tadi Karina telepon aku..."
"Oh yah?, terus dia ngobrol apa sama kamu?"
"Dia ceritain tentang curhatan kamu sama istri kamu...."
"Mmmm... cerita yang apa?, kan aku juga udah cerita sama kamu..."
"Iya ceritanya emang sama ko, kaya yang kamu ceritain ke aku...."
"Terus ngobrol apa lagi?"
"Ngobrolin aku sama kamu..."
"Kamu cerita sama dia tentang Kita?"
"Enggak sih, tapi dia yang menilai sikap kamu ke aku..."
"Oia?, nilai gimana?..."
"Yaa dia bilang kamu sikapnya ke aku itu belum berubah dari dulu...dan yaa dia khawatir kamu nekat masuk ke dalam hidup aku dan keluargaku, apalagi setelah kamu cerita soal kondisi kamu sama istri kamu..."
Aku menceritakan kembali apa yang dikatakan Karina tadi siang saat aku meneleponnya.
Selesai aku bercerita yang agak panjang, aku nggak mendengar apa-apa dari Dipta."Dipta...." aku coba memanggilnya.
"Iyaa sayang...aku masih on kok...."
Aku sempat terdiam mendengar dia memanggilku seperti itu, dan bayangan tentang kejadian kemarin siang terlintas lagi dibenak ku. Karena saat itu selama kita beradegan panas diatas sofa dan di ranjang, Dipta selalu memanggilku 'sayang' dengan suara paling lembutnya, tapi aku tau panggilan 'sayang' itu sangat tulus ia katakan. Yaa seperti saat ini, terdengar lembut dan tulus."Sayaaang..." panggil Dipta menyadari aku tidak merespon panggilannya tadi.
"Mmmm....iyaa Dip...." aku belum punya keberanian memanggil dengan sebutan yang sama, aku masih konsisten memanggilnya dengan nama.
"Mmmm...yaa sekarang apa yang harus aku lakuin Cha...aku emang udah masuk ke ranah kamu, begitu juga kamu. Dan aku nggak tau bisa ngelepas situasi ini atau nggak. Yaa mungkin aku emang jadi nekat bawa kamu dalam situasi egois aku. Tapi ya aku kali ini ngerasa pingin seegois ini Cha. Aku mau bersama kamu sampai waktu yang ditentukan...."
"Waktu yang ditentukan gimana dip?"
"Yaa sampai waktu yang ditentukan Cha,,,kita bersama atau kita berpisah lagi.... tapi aku belum mau tau itu sekarang, karena sekarang yang aku mau cuma bisa sama-sama dengan kamu, menikmati kondisi kita. Aku udah nunggu sekian lama keadaan kita ini Cha.....walaupun aku tau kita bukan di waktu yang tepat atau bahkan di waktu yang salah....tapi yaa aku merasa ini merupakan hasil dari penantianku selama ini walaupun aku cuma bisa sebagai teman kamu di mata siapapun...tapi aku tetap bahagia Cha..."
"Dipta...." aku belum sempat melanjutkan kalimat yang ingin aku katakan.
"Aku harap kamu ngerasain yang sama Cha...."
KAMU SEDANG MEMBACA
LURUH : Cinta Lama Yang Terlarang (END) (REVISI)
Chick-LitWarning!! DEWASA!!! Komitmen penting ketika menikah adalah SETIA. Sudah 5 tahun Nata Arisya menjalani pernikahan dengan seorang pria yang pasti sangat dicintainya Kiyanza Adiputra bahkan tanda cinta mereka sudah ada dua yakni seorang putra Ibaz Adip...