Bukan Cinta Biasa

445 8 6
                                    

Setelah kepergian Bragi yang kembali ke kantor. Aku juga langsung berpamitan dengan Karina dan berpisah dengannya.

Akupun berjalan menuju lift yang ke arah basement. Ditengah langkahku, ada seseorang yang memanggilku dan berhenti dihadapanku.

"Ka Ica...." sapanya.

Aku hanya menatapnya dengan bingung dan berusaha mengingat wajah yang memang pernah aku liat.

"Aku Fita. Adiknya mas Dipta..." dia mengingatkan siapa dirinya sambil mengulurkan tangannya.

"Oh..ya ampun...maaf yaa aku baru inget..." jawabku sambil menjabat tangannya.

"Iya nggak apa-apa kak. Mm kakak ada disini?"

"Iya...tadi ada perlu ketemu temen sekalian nganterin pesenan buat mereka...kamu sendiri disini?"

"Aku abis ketemu klien...yaa maklum deh kak baru rintis kantor sendiri jadi masih ngejar bola buat dapetin klien..."

"Mmm yaa bagus dong...lebih baik kaya gitu, dibandingkan cuma duduk menunggu..." jawabku sesuai yang terlintas dipikiranku saja.

"Kak Icha udah mau pulang?"

"Iya...kalau kamu?"

"Mm...tadinya mau langsung pulang, tapi kayanya pengen ajak ka Icha makan dulu deh. Udah makan siang belum?" Tanyanya sambil terus memperlihatkan senyumnya.

"Mm belum sih..." jawabku agak ragu walaupun itu kenyataannya.

"Ya udah yuk makan siang dulu, gimana? Atau ka Icha buru-buru ya?"

"Mmm nggak ko....
Mmm tapi oke, hayu...mau makan siang dimana?"

"Di cafe sebelah gedung ini yu kak, aku sih pernah 2 kali makan disitu dan rasa makanannya enak..."

"Boleh...yuk.." jawabku sambil diikuti anggukan Fita.

Aku dan Fitapun jalan bersama menuju cafe di sebelah gedung ini. Selama jalan bareng aku dan Fita saling tuker informasi tentang kegiatan kami. Ya kami tetap berjalan kaki menuju cafe itu, karena memang ada jalan yang langsung menhubungkan gedung ini dengan cafe tersebut.

Setelah 10 menit berjalan santai dan ngobrol, aku dan Fita sudah sampai di cafe dan langsung duduk di dua sofa berhadapan yang letaknya dekat jendela. Kamipun langsung memesan makan dan minum.

"Padahal hari minggu kemaren aku ketemu sama mas Dipta loh kak, sekalian temenin Ganesh anaknya main di mall. Tapi ko mas Dipta nggak cerita ya kalau sering pesen makanan ke ka Icha..." ucap Fita melanjutkan obrolan terakhir kita pas lagi jalan menuju kesini.

"Biasanya mas Dipta itu kalau nemuin rasa makanan yang aku juga pasti suka, dia selalu langsung infoin ke aku tuh...
Mmm jadi curigaa..." ucap Fita sedikit melirikku dengan tatapan menggoda dan tersenyum yang memiliki arti, membuat aku sedikit memberikan isyarat pertanyaan dengan ekspresi wajah yang aku tunjukkan pada Fita.

"Mm curiga apa?" Tanyaku.

"Ya curiga kalau aku nggak boleh tau soal ka Icha..." jawab Fita sedikit hati-hati dengan nada yang agak pelan.

"Mmm kenapa gitu?" Aku tetap bertanya, walaupun aku punya feeling pertanyaan ini mungkin akan membawaku ke situasi yang terpojok.

Fita langsung melemparkan senyumnya lagi. "Ya mungkin mas Dipta nggak mau aku nanti ngerecokin ka Icha kali, soalnya kalau aku juga suka sama masakan ka Icha, bisa-bisa aku juga ntar minta ka Icha masak tiap hari buat aku makan siang..." jawabnya ringan sambil tertawa kecil.

Aku tersenyum mendengar jawabannya sambil menerima pesanan makanan kami yang baru datang. Aku dan Fita sedikit bergurau dan mulai menikmati makanannya.

"Mm ka Icha...
Ka Icha temenan sama mas Dipta itu waktu mas Dipta masih pacaran sama ka Iliana ya?"

LURUH : Cinta Lama Yang Terlarang (END) (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang