Hati ke Hati

492 7 0
                                    

Aku sedang menghabiskan waktu bersama keluarga. Dan aku menikmatinya. Ya aku menikmatinya untuk mengobati rasa sakit yang sudah kumulai.

"Sya...anak-anak udah siap?"

"Iya udah mah..."

"Ya udah atuh hayu udah jam setengah tujuh..."

"Iyaa...mm...sayang...yuk kita jalan..." Aku memanggil Kiyan yang sedang membaca pesan singkat di handphonenya.

"Oke...udah siap semua?"

"Udah doong..."

Kita semuapun beranjak on the way ke Bogor. Aku benar-benar menghabiskan waktu yang sangat berharga dengan suamiku, anak-anakku dan mamah Winda.

Mereka adalah bagian terpenting dalam hidupku. Yaa aku terlalu merasa sendiri. Padahal aku memiliki mereka yang selalu ada buatku, aku memiliki mereka yang selalu memberikan kenyamanan.

'Ya Allah...banyak nikmat yang telah kau berikan dan aku dustakan...'

Sepanjang jalan kita bercerita dan menikmati suasana gaduh yang dibuat oleh anak-anak.

Aku sengaja memilih duduk dibelakang bersama anak-anak. Sedangkan Mamah Winda aku biarkan duduk didepan menemani Kiyan. Karena kasian juga kalau mamah Winda duduk dibelakang dan sama anak-anak pastinya repot.

Sampai di Bogor, kita langsung menuju tempat makan pasta. Berhubung pasta adalah makanan kesukaan kita semua. Jadi pertama nyampe Bogor langsung kesini.

Anak-anak terlihat senang sekali beberapa hari ini. Karena aku dan Kiyan fokus bermain dengan mereka. Apalagi kita sedang ada di rumah mamah Winda, sepertinya perasaan mereka sangat bahagia.

"Abang Ibaz...kamu seneng yaa kita jalan-jalan kaya gini?

"Iya seneng mah..."

"Iyaa teneeeng..." Kalau nggak nyamber itu bukan Khana.

"Okee...sekarang abisin yaa makanannya...."

"Okee..."
"Otee..."

Tuh kan kurang bahagia apa coba hidupku. Memiliki suami yang selalu membuat bahagia, memiliki anak-anak yang baik dan lucu, dan keluarga yang selalu ada. Support sistem dalam hidupku. Lalu kenapa aku masih merasa butuh yang lain?

Setelah selesai semuanya kita beranjak lagi ke tempat wisata yang ada di bogor. Yaitu Kebun Raya Bogor. Dan kebetulan lagi diijinin masuk ke dekat istana dana memberi makan rusa-rusa yang dipelihara disana.

Anak-anak begitu excited walaupun ada rasa takut. Tapi Kiyan selalu sigap mencari cara untuk membuat anak-anak berani berinteraksi dengan rusa-rusa itu.

Setelah menghabiskan waktu bermain dengan rusa. Kita berarah ketempat lain. Dan disini anak-anak sedang asik melihat ikan-ikan dan asik memberikan makan.

"Makasih yah sayang...." Ucapku sambil tetap ikut memberikan makan ke ikan-ikan tersebut.

"Makasih apa?" Kiyan menatap kearahku

"Yaa makasih udah ngajak aku dan anak-anak untuk seneng-seneng kaya gini..."

"Ini kan hal yang kecil...aku minta maaf cuma bisa ngajak liburan kaya gini dulu..."

"Yaa emang simple...tapi berharga....dan jujur aku seneng banget, apalagi bisa ajak mamah Winda..."

"Sayang...."

"Ya...." Aku membalas tatapan Kiyan yang aku perkirakan dia akan mengatakan sesuatu.

"Izinkan aku melukis senja, dan mengukir nama kamu disana. Mendengarkan kamu bercerita, menangis dan tertawa. Untuk temani kamu hingga kamu bahagia. Aku ada disini, walaupun letih kamu harus terus mencoba dan jangan berhenti. Meskipun berat, tapi kamu nggak merasa sendirian. Kamu telah berjuang menaklukan hari-hari kamu yang nggak indah. Biar aku yang tetap menemanimu, menghilangkan lelahmu....jangan sendirian lagi menyimpan semua lelahmu ya...ada aku...aku dan aku...."
Dan yaa perkiraanku benar, dia banyak mengucapkan kata-kata yang menyentuh hatiku. Selama dia mengutarakan kata-kata indahnya, dia terus saja menatapku dan sesekali membelai helaian rambutku.

LURUH : Cinta Lama Yang Terlarang (END) (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang