Quality Time

607 9 0
                                    

Hari ini suamiku masih cuti dan kita berencana ajak anak-anak bermain di pemandian bola di salah satu mall di Jakarta.

Sekarang sih masih sekitar jam 08.00 pagi. Aku dan mamah Winda baru pulang membeli beberapa kueh dan beberapa bungkus nasi uduk untuk sarapan. Sedangkan suami, mamah Erina dan Maira lagi ngobrol-ngobrol santai di ruang tengah/tv. Lalu anak-anakku sepertinya masih tidur dengan nyenyak.

"Beli sarapan apa nak?" tanya mamah Erina ketika melihatku dan mamah Winda baru datang.

"Ini mah kueh-kueh pasar sama nasi uduknya siy emak yang dibelakang komplek" jawabku sambil menunjukan beberapa kantong yang kupegang.

Akupun langsung menyiapkan makanan-makanan yang dibeli tadi. Sambil dibantu Maira semua nasi uduk aku satuin dalam satu tempat, begitu juga dengan bihun gorengnya, telor bulat balado, beberapa gorengan sebagai pelengkap dan nggak lupa sambel goreng khas nya 'siy Emak Nasi Uduk', semua aku pisah-pisah dalam satu tempat.

"Teteh beli kueh-kuehnya dimana?" tanya Maira sambil menata kueh-kueh yang aku beli tadi.

"Di pasar modern depan Mai, enak-enak deh kalo yang ini, pembelinya juga ngantri"

"Oia?, tapi emang keliatannya enak-enak sih, soalnya dari bentuknya aja udah keliatan cantik-cantik"

"Cobain deh, teteh panggil mamah-mamah sama Abang dulu ya"

"Iya teh, ini juga dibawa ke meja makan kan?" sambil nunjukin kueh2 yang tadi kita obrolin.

"Oh kalau itu mah simpen dimeja ruang tv aja Mai"

Akupun beranjak ke meja makan dan menata semuanya. Sambil menyiapkan semuanya aku memanggil mamah Winda, mamah Erina dan suamiku Kiyanza Adiputra.

Merekapun langsung ke ruang makan dan segera menyantap sarapan yang sudah kusiapkan.

"Teh manisnya mau aku tambahin lagi nggak yah?" tanyaku pada suami ketika melihat teh manisnya sudah dingin dan tinggal setengah.

"Boleh, tapi ditambah air panas aja yank, jangan ditambahin gula, makasih ya" pintanya sambil mencium punggung telapak tanganku.

Yaa memang suamiku tidak pernah malu apalagi gengsi untuk menunjukkan sisi kelembutannya didepan orang-orang termasuk keluarga kita yang lainnya. Aku hanya melempar senyum sambil membawa tehnya untuk ditambahkan air panas.

Aku dan lainnya sedang menyantap sarapan sambil ngobrol-ngobrol santai. Yaa beginilah kita, kalau kebanyakan orang kan lagi makan tuh nggak boleh sambil ngobrol ya. Tapi berbeda dengan kita, kita berpikirnya disaat ini lah merupakan waktu yang sangat intim untuk kita ngobrol dengan santai agar lebih dekat satu sama lain tapi tetap tanpa mengganggu aktifitas kita lagi makan.

Selesai makan dan membereskan semuanya. Aku masuk ke kamar dan melihat suami ternyata sedang ngobrol dengan Ibaz yang sudah bangun.

"Loh udah bangun bang?" aku sedikit terkejut melihat Ibaz sedang duduk dengan muka bantalnya yang masih terlihat jelas walaupun sudah bisa diajak ngobrol oleh ayahnya.

Aku menghampirinya dan mencium kepalanya.
"Sayang, selamat pagi"

"Pagi..." jawabnya dengan logat anak kecil umur 4th.

"Kirain masih bobo loh, taunya lagi ngobrol sama ayah"

"Iyalah, aku kan udah besai. jadi aku udah bangunlah, nih kalo ade belom bangun, soalnya dia masih kecil, masih baby" sahutnya yang semakin bikin aku gemas.

"Oohh iya ya kamu kan udah besar, nih perutnya sama pipinya aja besar"

"Iiihhh mamah, masa pipi sama peyut aku sih yang besai" tanyanya sambil mengerungkan alisnya, tanda tidak setuju bebs.

LURUH : Cinta Lama Yang Terlarang (END) (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang