JP | 09

29.3K 1.3K 9
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****


Setelah mengetahui fakta jika Abi berselingkuh, Zila mulai menghindari Abi secara perlahan. Jika biasanya Zila menunggu Abi pulang sekarang Zila berharap Abi tidak pulang ke rumah.

Mengingat pengkhianatan Abi hanya akan membuatnya jijik saja. Tapi Zila juga tidak bisa terus-terusan diam saja. Ia harus cepat mengumpulkan bukti-bukti perselingkuhan suaminya agar bisa bercerai dengan mudah.

Malam ini Abi tumben sekali bisa pulang lebih cepat. Zila yang tidak mengetahui kepulangan suaminya dibuat terkejut, tiba-tiba ada tangan yang memeluknya dari belakang saat sedang menyiapkan makan malam.

"Mas, tumben sudah pulang."

Abi tak suka mendengar nada bicara Zila yang seolah tak menyukai kehadirannya. Abi memutar tubuh Zila agar menghadapnya.

"Kok kayaknya kamu nggak suka Mas bisa pulang lebih cepat?"

Zila tersenyum, tidak ingin membuat Abi curiga. "Bukan begitu Mas. Kalau aku tau kamu pulang lebih cepat, aku bisa memasak makanan kesukaanmu."

Abi bernafas lega, ternyata maksud Zila seperti itu. Abi menarik dagu Zila untuk menatap matanya.

"Maafin Mas selalu sibuk. Hari ini Mas sengaja ngeluangin waktu buat kita berdua."

'Terlambat Mas, aku sudah tak mengharapkannya.' Batin Zila

Zila sebisa mungkin berusaha keras untuk tidak menepis tangan kotor Abi yang berada di dagunya.

Mengulas senyum tipis, Zila menurunkan tangan Abi. "Zila paham Mas. Sana buruan mandi, bau asem!"

Zila menutup hidung seakan mencium bau tak sedap. Abi yang tak mengetahui maksud Zila yang sebenarnya hanya terkekeh.

Abi menuruti ucapan Zila, tapi sebelum itu Abi mencuri ciuman di kening Zila membuat sang empu kaget.

"Untuk awal pemanasan." Abi tersenyum menggoda Zila yang mukanya sudah merah padam.

Jika dulu pipi Zila akan tersipu, sekarang pipi Zila memerah karena menahan marah. Ingin segera menghapus jejak Abi yang menempel di keningnya.

****

Selesai Abi mandi, ia mencari keberadaan Zila, terakhir tadi Zila masih berada di dapur. Tapi sekarang Zila sudah tak terlihat disana.

"Zi."

Tak ada sahutan dari istrinya.

"Zila." Abi berjalan menuju ruang tamu, tapi Zila juga tidak ada disana.

"Zila, kamu dimana?"

Abi mondar-mandir mencari Zila, tak biasanya Zila tiba-tiba menghilang. Abi kembali masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya.

Abi mencoba menghubungi Zila, nadanya tersambung kemudian Abi samar-samar mendengar dering ponsel Zila.

Abi keluar dari kamar, mencari dimana Zila meletakan ponselnya. Ternyata Zila meninggalkan ponselnya di meja makan.

"Zila!" Teriak Abi

Setelah mencari di dalam rumah, kini Abi sudah berada di teras rumah tapi Zila juga tidak ada.

Abi memutuskan untuk menunggu Zila di ruang tamu. Hingga beberapa menit kemudian pintu utama terbuka.

Krek

Zila memasuki rumah dengan membawa kantong kresek berisi makanan.

"Zi!" Abi bangkit, menghambur ke pelukan Zila.

Mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Abi membuat Zila termundur. Zila mengernyitkan dahi melihat kelakuan Abi.

"Mas, lepas deh!" Zila bergerak agar terlepas dari pelukan Abi. Abi mengurai pelukannya, kini tangannya ada di pundak Zila. Menatap Zila dengan pandangan khawatir.

"Zi, kamu dari mana? Kenapa nggak ngomong dulu. Kenapa kamu nggak bawa ponsel."

Zila terdiam melihat perlakuan Abi yang berlebihan seperti ini.

"Mas, kamu sakit?" Tanya Zila masih tidak memahami jika suaminya khawatir.

Abi menggeleng, "Kamu dari mana?"

"Oh, aku dari luar ambil makanan." Zila menunjukkan kantong kresek yang dibawanya.

"Kenapa lama?"

Zila mengernyit, "Tadi ngobrol dulu sama tetangga sebelah. Kamu kenapa sih, Mas?"

Abi bernafas lega. Semenjak ia mengkhianati Zila, perasaan takut akan kehilangan selalu datang ketika tidak melihat Zila disisinya.

"Lain kali bilang dulu sama aku, bisa?"

Zila melepas tangan Abi yang masih ada di pundaknya. Ia berjalan menuju dapur untuk menaruh makanan.

"Kan cuman didepan aja, Mas!"

"Aku takut kamu ninggalin aku." Abi mengikuti Zila pergi ke dapur.

'Cih, aku pasti ninggalin kamu, Mas. Tunggu aja.' Batin Zila

"Emang kamu ada salah sama aku? Kenapa aku harus ninggalin kamu, Mas?"

Abi bergerak gelisah, membuat kecurigaan Zila bertambah.

"Kamu selingkuh?" Tuduh Zila langsung.

Abi yang terkejut langsung menggeleng keras, "Nggak - nggak Zi, Mas nggak selingkuh!" Elak Abi dengan panik.

"Santai dong, Mas." Zila terkekeh, sebelum melanjutkan kata-kata yang mampu membuat Abi berkeringat. "Tapi kalau kamu beneran selingkuh jangan harap bisa ketemu aku lagi, Mas!"

Glek!

Abi menelan ludah susah payah. Jantungnya berdebar tidak karuan. Zila yang melihat keringat di dahi Abi segera menghampiri.

Abi masih berdiam diri, "Kok keringetan sih Mas! Kamu beneran udah mandi?" Tanya Zila mengalihkan pembicaraan.

Belum waktunya Zila beraksi, Zila butuh bukti yang cukup untuk menggugat Abi di pengadilan.




****

Jangan lupa Vote dan Komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa Vote dan Komen

Terimakasih

Janda & PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang