JP | 07

29.8K 1.2K 0
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****



Setelah tidak pulang selama weekend sifat Abi kepada Zila semakin berubah. Sekarang Abi sangat susah dijangkau oleh Zila.

Saat Zila bertanya bisakah sehari saja tidak lembur jawaban Abi akan selalu sama.

"Aku lembur juga untuk kehidupan kita, Zi."

Zila yang tak ingin membantah suami hanya bisa mengiyakan. Jika Zila bisa memilih Zila pasti akan memilih Abi yang dulu.

Abi yang penghasilannya tidak seberapa ketimbang Abi yang penghasilannya banyak tetapi tidak mempunyai waktu untuknya.

Zila bukan orang yang berpikir jika uang adalah segalanya. Bukan juga orang yang tidak memerlukan uang, ia selalu mensyukuri apa yang ia peroleh dengan hal yang sederhana tidak pernah berlebihan.

Sehari-hari tidak ada teman terkadang membuatnya bosan. Untungnya Oma Rina sesekali memintanya datang ke rumahnya untuk memasak bersama.

Sejak pertemuan awal mereka di supermarket Zila dan Oma Rina menjadi partner memasak yang sangat cocok.

Sedikit banyak Rina mengajari resep-resep baru untuk Zila. Tentu saja diterima Zila dengan senang hati. Semakin banyak menu yang bisa dimasak oleh Zila, semakin besar pula Zila berharap Abi bisa lebih banyak waktu di rumah.

Dan mengenai cucu yang pernah dibicarakan oleh mereka sebelumnya, sampai saat ini Zila masih belum pernah bertemu langsung.

Zila hanya pernah melihat foto-foto masa kecil hingga remajanya cucu Oma Rina.

Meski belum pernah melihat secara langsung Rina selalu menceritakan mengenai cucu nya yang sangat sibuk sama seperti suaminya.

Dibalik kesibukkan cucu Oma Rina ada kesedihan yang dirasakan semenjak masih kecil. Menyaksikan ibu nya sendiri sering menghambur-hamburkan uang untuk orang lain membuatnya tidak lagi bisa mempercayai seorang wanita.

Baginya wanita didunia ini yang baik hanya Oma Rina saja. Karena yang lain hanya seperti ular yang berbisa, sekali kamu terkena racunnya maka kamu akan mati mengenaskan seperti ayahnya.

Saat ini Zila dan Rina sedang membuat kue bolu di rumah Rina. Zila yang sedang mengaduk adonan harus terhenti begitu mendengar pertanyaan Rina.

"Zi, apa kamu tidak mencurigai suami mu?"

Zila mengernyit, tak biasanya Rina bertanya tentang suaminya.

"Apa yang harus aku curigai Oma?" Zila kembali melanjutkan kegiatannya mengaduk adonan.

Rina yang duduk di depan Zila menarik nafas dan memilih kata yang tepat agar Zila tidak salah paham dengan pertanyaannya.

"Aku tak bermaksud untuk membuatmu ragu akan suamimu sendiri tapi -" Rina menggantung ucapannya.

"Tapi apa Oma?" Zila kini fokus menatap Rina, menuntut jawaban ucapan Rina yang menggantung.

"Tapi kesibukan suami mu tidaklah wajar Zi, mengingat suamimu hanya seorang direktur di perusahaan orang lain. Seharusnya suamimu tidak sering-sering pulang malam atau sampai menginap disaat weekend."

Zila mengiyakan dalam diam. Zila juga sempat berpikir seperti itu, Papa nya juga menjabat sebagai pemilik perusahaan meski perusahaan kecil tapi Papa nya selalu meluangkan waktu untuk keluarga. Tidak sekalipun mereka kekurangan kasih sayang seorang ayah.

Mama nya juga tidak pernah merasa kesepian seperti dirinya. Meski pikiran itu sesekali datang tapi Zila selalu mempercayai ucapan Abi. Karena kepercayaan sangat penting di setiap hubungan.

"Zi, apa kamu pernah diajaknya ikut pergi ke luar kota saat weekend?"

Zila menggeleng, Abi tidak pernah berniat mengajaknya. Lebih seringnya Abi selalu tiba-tiba pergi dengan alasan pekerjaan.

"Aku tidak mengajarimu untuk curiga dengan suamimu sendiri, aku hanya ingin kamu berjaga-jaga, aku tidak ingin kamu merasakan sakit seperti yang diderita anakku dulu." Netra mata Rina menunjukkan kesedihan.

Zila ikut sedih melihat kesedihan di mata Oma Rina. Zila mendekati Rina, mengusap lembut punggung Rina menyalurkan kekuatan.

"Zila akan berjaga-jaga seperti ucapan Oma. Terimakasih sudah mengingatkan Zila, Oma."

Rina mengangguk, "Oma menyayangimu Zila. Seandainya kita bertemu sebelum kamu menikah, Oma akan senang jika kamu menjadi cucu menantu Oma."

Zila hanya bisa tersenyum, tak ingin berandai-andai seperti Rina karena Zila sudah memiliki Abimanyu.

Saat sore sudah menyapa, Zila berpamitan kepada Oma Rina agar tidak terlalu malam sampai di rumah.

Sekarang Zila sudah berada di taksi online, teringat kembali pembicaraannya dengan Rina tadi. 'Apa aku harus mencurigaimu Mas?'

Zila menggeleng, ia harus percaya kepada Abi. Abi tidak mungkin mengkhianatinya, Zila yakin itu.

Sebelum pulang ke rumah Zila mampir di minimarket yang cukup dekat dari rumahnya. Saat hendak mengambil minuman tak sengaja matanya menangkap dua orang pria dewasa seperti terlibat permasalahan. Nampak salah satu dari mereka sedang merajuk dan satunya lagi cuek tidak memperdulikan.

Jika lama-lama diperhatikan justru mereka terlihat seperti sepasang kekasih. Sungguh pergaulan saat ini sangat memprihatinkan. Disaat perbandingan wanita dan pria tidak imbang masih ada saja pria yang menyukai pria, pantas saja poligami merajalela.

Disaat pria yang cuek itu keluar dari minimarket Zila menasehati pria yang merajuk, pria itu sedang mengomel dan menyumpahi kekasihnya.

"Permisi, bisakah jika mempunyai masalah jangan bertengkar di tempat umum? Apakah kalian tidak malu memperlihatkan hubungan terlarang kalian?"

Pria yang diajak berbicara tercengang mendapat teguran dari Zila.

"Apa maksud perkataanmu? Kenapa kau mengatakan jika hubungan kami terlarang? Apa kau kekasihnya?"

Pikiran Zila dan orang yang ada di depannya saling bertolak belakang.

"Aku bersyukur, aku mempunyai suami yang tidak seperti kalian, Permisi." Zila pergi menuju kasir, urusannya sudah selesai, ia hanya ingin menasehati agar mereka bertengkar dan tidak menjadi tontonan umum apalagi masih banyak anak kecil disini.

Kepergian Zila membuat pria itu hanya bisa melongo, "Apa dia juga berpikir aku dan Gavin sepasang kekasih? Oh astaga aku harus memberi pelajaran pada pria kaku itu."





****

Terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih

Jangan lupa Vote dan Komen

Janda & PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang