JP | 24

29.2K 1.6K 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

Hari ini adalah sidang putusan akan gugatan cerai yang diajukan oleh Zila, untuk hari ini Zila akan hadir, ia sangat yakin jika gugatannya akan diterima oleh hakim ketua.

Gagalnya mediasi pertama dan kedua, dilanjutkan dengan menghadirkan saksi sudah cukup untuk membuat dirinya menang.

Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai pada titik ini. Selain menunggu sidang perceraian, Zila beberapa kali menaruh surat lamaran kerja. Sangat susah mendapatkan pekerjaan di pinggir kota. Sedangkan mencari pekerjaan di pusat kota hanya akan membuatnya bertemu dengan Abi.

Setelah pertemuan dengan Pak Haris beberapa hari yang lalu, tak mampu membuat hati Zila goyah.

Awalnya Zila merasa kasihan, tapi, ia ingat jika hatinya jauh lebih sakit. Luka yang diberikan oleh Abi berkali-kali lipat rasa sakitnya, bahkan kebahagian yang pernah diberikan olehnya sudah tertimbun dengan rasa perih yang menggerogoti hati.

"Gimana Mbak, sudah siap?" Mila membetulkan ikat rambutnya. Hari ini dia akan menemani Zila untuk ikut menyaksikan hasil sidang.

Disini Mila yang paling antusias, dirinya tak sabar jika harus menunggu terlalu lama lagi. Ia ingin melihat kehancuran dari seorang Abimanyu, suami yang sudah menyia-nyiakan istrinya demi kesenangan sesaat.

"Sudah! Kamu kayaknya yang lebih semangat ketimbang Mbak!"

"Iya dong! Pengen liat seberapa nyesel suami Mbak! Boleh nggak kalau nanti Mila pengen nampar? Waktu itu kan yang dapat tamparan cuman Shania!" Ucapnya menggebu-gebu.

"Jangan aneh-aneh!"

"Ish Mbak nggak asyik nih! Jangan bilang kalau masih cinta!" Cerca Mila, matanya sampai melotot.

"InsyaAllah hati Mbak udah ketutup buat Mas Abi." Ucap Zila yakin, terlihat sangat serius saat mengucapkannya.

"Gitu dong! Itu baru Mbaknya Mila!" Mila tersenyum, tangannya menepuk pundaknya penuh percaya diri.

Zila hanya terkekeh, lalu mengajak Mila untuk segera berangkat. "Yuk berangkat! Katanya udah nggak sabar liat Mbak jadi janda."

"Mbak itu janda bermartabat tau! Masih banyak yang bakal antri buat jadi suaminya Janda kembang yang satu ini." Hibur Mila.

"Udah ah bercanda mulu! Buruan nanti telat."

****

Sampai di pengadilan agama sudah terlihat sosok Abi di dekat pintu masuk. Ia yakin pria yang akan menjadi mantan suaminya itu sedang menunggu dirinya.

Benar kata Pak Haris waktu itu, penampilan Abi sangat jauh berbeda dibandingkan saat terakhir bertemu. Abi terlihat jelas jika mengalami penurunan berat badan. Penampilannya yang dulu sangat rapi sekarang sudah berganti menjadi kusut.

Janda & PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang