JP | 28

27.9K 1.6K 34
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Setelah tiga bulan hidup di rumah orang tuanya, Zila memutuskan untuk kembali ke ibukota. Sebenarnya ia berat jika harus meninggalkan kedua orang tuanya, tapi, Zila juga ingin merintis karirnya di perusahaan lain.

Zila juga tidak ingin egois, jika Zila terus-terusan berada disana, ia takut jika Shania semakin berpikiran jika kasih sayang orang tuanya berbeda-beda. Zila tidak ingin semakin membuat kacau keadaan, apalagi dia mendengar jika Abimanyu sampai saat ini tidak mau menikahinya.

Zila tahu itu semua dari Yuni, diam-diam Yuni masih ingin mengetahui kondisi putri bungsunya. Sebesar apapun kesalahan seorang anak, Orang tua akan tetap menyayanginya. Zila paham itu, ibu mana yang akan membeda-bedakan anaknya, meski salah satu dari mereka berbuat salah.

Yuni bukan membenarkan perilaku Shania, Yuni juga kecewa kepada anak bungsunya, tapi, Yuni juga khawatir dengan kondisi Shania yang sedang hamil.

Zila sudah tidak mempermasalahkan itu, baginya masa lalu buruk untuk sebuah pelajaran, dan sekarang Zila akan fokus menata masa depannya.

Saat sedang menunggu taxi lewat, ada sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti tepat di hadapannya. Kaca bagian penumpang perlahan terbuka, menampilkan sosok wanita yang sudah cukup lama tidak ia jumpai.

"Zila." Sapanya lembut.

Zila mendekati mobil tersebut, "Oma Rina."

Rina meminta Zila untuk ikut dengannya, sudah lama Rina gagal menghubungi Zila. Di dalam mobil mereka saling bercerita tentang apa yang terjadi beberapa bulan ini. Rina yang tahu jika Zila sekarang seorang janda merasa iba. Tapi, disisi lain Rina senang dengan status Zila yang baru.

Rina berharap Zila bisa menjadi bagian dari keluarganya. Rina menyukai Zila yang hidup sederhana, ia membutuhkan sosok ini untuk cucunya. Entah kenapa Rina sangat yakin jika Zila bisa cocok dengan cucu satu-satunya yang dimilikinya.

Tak mau menyia-nyiakan waktu, Rina mengajak Zila untuk ikut ke rumahnya. Sampai di rumah Rina menelpon cucu nya secara diam-diam. Ia ingin Zila bertemu dengan cucu nya.

Apapun hasilnya nanti, setidaknya Rina sudah mencoba menjadikan Zila bagian dari keluarganya.




****

Gavin terburu-buru datang ke rumah Oma Rina begitu mendengar suara Oma nya yang begitu panik. Gavin menanyakan ada apa, tapi, Rina hanya bilang jika dirinya harus segera datang.

Tanpa mengetuk pintu, Gavin menerobos masuk. Tidak mengucapkan salam sangking paniknya.

"Oma... Oma..." Teriakan Gavin sambil berlari menuju kamar sang Oma, tetapi Rina tidak ada di kamarnya.

Gavin membuka pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar, hasilnya juga tidak ada.

"Oma... Oma..." Gavin berlari menuju dapur, tapi disana hanya ada seorang wanita yang sedang memegang mixer. Wanita itu begitu fokus hingga tidak menyadari jika ada dirinya. Bahkan suaranya tak kalah keras dengan suara mixer yang dipakai.

Janda & PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang