****
"Apa yang kau masukkan di minuman itu Nia!"
Shania menggeleng sebagai jawaban, ia harus menahan Abi agar bertahan disini sebentar lagi atau rencana nya bisa gagal total.
Abi yang ingin mengambil Jas nya di sofa urung ketika rasa panas di tubuhnya semakin menjadi. Saat berbalik badan Shania sudah telanjang bulat di depannya.
Abi yang sudah meminum obat perangsang memberikan respon diluar kendalinya.
Beberapa kali ia menelan ludah melihat tubuh molek adik iparnya, sebagian pikirannya yang masih sadar menyuruhnya untuk segera pergi tapi pikirannya yang sudah banyak terpenuhi kabut gairah menyuruhnya menyentuh tubuh telanjang yang ada di depannya saat ini.
Shania berjalan ke arah Abi dengan gerakan sensual, ia yakin Abi sudah masuk perangkapnya.
"Ap Apa yang kau la-
Shania memotong ucapan Abi dengan bibir ranumnya, awalnya Abi hanya diam saja tapi karena gairah sudah memenuhi otaknya akhirnya malam yang diinginkan Shania terwujud.
Shania membawa Abi menuju kamarnya, dan mulai pergulatan dengan beberapa kali.
Setelah Abi kelelehan dengan gairah Shania yang menggebu-gebu Abi tertidur di ranjang Shania yang menjadi saksi pergulatan mereka.
Saat sudah pasti Abi tertidur Nia mengambil ponsel Abi untuk mengirimkan pesan kepada Kakaknya agar tak menunggu Abi pulang.
Di Belahan bumi yang lain, Zila sudah beberapa kali menghubungi nomor suaminya. Sampai pada panggilan ke sepuluh barulah Abi memberikan pesan singkat jika dirinya tidak bisa pulang karena pekerjaannya yang masih sangat banyak.
Zila yang sudah beberapa kali mengalami seperti ini merasakan bedanya. Biasanya dia tidak gelisah seperti ini, tapi semenjak tadi perasaannya gelisah memikirkan Abi.
Begitu mendapatkan pesan dari Abi, Zila menenangkan dirinya. Mensugesti dirinya jika semua akan baik-baik saja seperti sebelumnya.
Ini bukan hanya sekali Abi tidak pulang, Zila hanya butuh Abi mengabarinya. Iya, itu yang ada dipikiran Zila saat ini.
****
Keesokan pagi nya Abi terbangun dengan tubuh kebas, ia melihat ke sekitar yang terlihat berbeda dari biasanya.
Saat nyawanya sudah kembali ia terkejut dengan adanya Shania berada disisinya.
Abi langsung terduduk yang otomatis membangunkan Shania dari tidurnya.
"Apa yang sudah kamu lakukan Nia! Kamu menjebakku!"
Abi membentak Shania yang saat ini dengan tidak tahu malunya tidak menutup tubuh bagian atasnya.
"Kita sama-sama menikmatinya Mas Abi."
"Tutupi tubuhmu! Apa kamu sudah tidak punya malu."
Bukannya menuruti Shania justru bangkit berdiri yang justru menunjukkan jika dirinya masih telanjang bulat.
"Kamu sudah melihat semuanya Mas, kamu bahkan meninggalkan jejak di seluruh tubuhku."
Ucapan Shania tidak bohong, tubuhnya memang terdapat banyak jejak. Abi memegang kepalanya, ia merutuki kebodohannya. Ia telah salah menilai Shania selama ini.
"Setidaknya tutupi tubuhmu saat ini Nia!" Lagi-lagi Abi menaikkan nada bicaranya.
Dia saja sebagai laki-laki malu kenapa justru wanita itu tak punya malu sama sekali.
Abi yang sudah kehabisan kesabaran berdiri menggunakan selimut untuk menutupi kejantanannya yang saat ini sedang ereksi di pagi hari.
"Percuma kamu tutupi Mas, aku sudah melihatnya. Aku juga sudah merasakannya dengan lidahku."
"Kau!" Tunjuk Abi kepada Shania.
Tanpa melanjutkan ucapannya Abi segera memungut semua pakaiannya dan berjalan menuju kamar mandi.
Abi hanya butuh mengenakan pakaiannya saja, ia tak akan sudi berlama-lama satu ruangan dengan Shania yang sudah mulai gila.
Tidak sampai lima menit Abi keluar dari kamar mandi. Tanpa melihat ke arah Shania ia hendak keluar kamar tapi justru pintunya sudah di kunci oleh Shania.
"Cepat buka pintunya Nia!"
"Tidak sebelum kamu memuaskan aku, Mas!" Shania mengucapkan itu dengan posisi duduk di atas ranjang dengan tangan yang meremas-remas miliknya sendiri.
"Kamu seperti jalang Nia. Cepat hentikan itu dan buka pintunya!"
"Hahaha sejak semalam aku memang jalangmu Abimanyu Mahardika."
Shania bangkit berdiri mendekati Abi, ia tak berniat membukakan pintu sebelum Abi kembali memuaskannya.
"Puaskan aku setelah itu kamu boleh pulang."
Shania memberikan usapan pada tubuh Abi yang segera ditepis oleh Abi.
"Hentikan, aku tidak sudi melakukannya denganmu. Semalam kamu sudah menjebakku!"
"Tapi kamu menikmati itu, Mas! apa salahnya jika kita mengulang kenikmatan tadi malam sekali lagi. Bahkan kita tadi melakukannya berulang kali."
"Kamu gila!" Bentak Abi lebih keras.
"Iya! Aku gila karena menyukaimu, Mas! Aku tidak akan melepaskanmu. Kamu turuti mauku atau rekaman kegiatan tadi malam kita sampai ke tangan mbak Zila."
"Kamu benar-benar menjebakku, aku kakak iparmu. Sadarlah Shania!" Abi mulai frustasi menghadapi Shania
"Aku tidak peduli, aku menyukaimu, aku akan membuatmu menjadi milikku seutuhnya, Mas! hahaha."
Abi mencerna ini semua, ia bingung harus bagaimana sekarang. Semalam ia ceroboh dengan tidak mencurigai niat terselubung Nia, andai saja waktu bisa diputar kembali. Abi tidak akan pernah masuk ke dalam apartemen Shania. Tidak akan jika tanpa Zila disisinya.
"Cepat katakan pilihanmu Mas, kamu mau kita mengulanginya atau aku akan mengirim videonya ke mbak Zila."
"Baiklah aku pilih yang pertama, tapi setelah itu hapus semua video itu Nia."
"Pilihan yang bagus Mas iparku sayang."
Tanpa berbasa-basi Shania membantu Abi melucuti kembali pakaiannya. Mereka mengulang kembali apa yang mereka nikmati semalam. Tidak hanya sekali karena Shania tidak akan dengan mudah melepas Abimanyu.
****
Jangan lupa Vote dan Komen
SATU KATA BUAT 👇
SHANIA
ABIMANYU
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda & Perjaka
RomanceBudayain follow dulu sebelum baca 😉 Pernikahan yang sudah terjalin selama dua tahun harus kandas karena orang ketiga. Zila yang menaruh curiga dengan suaminya berusaha mencari bukti perselingkuhan sang suami. Tanpa disangka wanita yang menjadi pih...