JP | 10

32K 1.2K 8
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Hari-hari selanjutnya Fazila belum melihat perubahan pada Abi. Suaminya itu masih sering pulang terlambat kadang juga izin pergi keluar kota.

Zila yang sudah mengetahui perselingkuhan suaminya hanya mengikuti alur yang sudah dilakukan suami dengan wanita itu.

Tidak sekali dua kali Zila mencium parfum wanita lain di pakaian yang dipakai Abi. Selain itu Zila juga akan mengumpulkan bukti-bukti sebelum benar- benar mengajukan perceraian di pengadilan.

Hari ini Zila akan datang ke kantor suaminya, kali ini tanpa diminta oleh Abi, Zila juga tidak memberi tahu niatnya berkunjung. Ia hanya ingin melihat apakah suaminya berselingkuh dengan rekan kerjanya atau tidak.

Sebelum jam makan siang Zila sudah sampai di depan kantor Abi. Zila menyapa satpam yang berjaga serta pegawai yang kebetulan bertemu dengannya.

Zila menuju tempat resepsionis terlebih dahulu, ia tidak ingin berbuat semaunya di tempat kerja suaminya, apalagi ini bukan perusahaan dari keluarga mereka sendiri.

"Selamat siang, bisa bertemu dengan Pak Abimanyu?"

Resepsionis bernama Bella itu tersenyum, mereka pernah bertemu sebelumnya.

"Selamat siang Bu Zila, silahkan Bu."

Fazila mengucapkan terimakasih setelah itu pergi menuju ruangan Abi. Sampai di depan ruangan Abi, Zila tidak melihat sekretaris suaminya.

"Mungkin sedang ada perlu."

Sebelum masuk, Zila mencoba mendengar suara yang ada di dalam ruangan Abi, takut-takut sedang ada janji temu dengan klien. Tapi yang samar-samar Zila dengar adalah suara manja seorang wanita.

"Apa mungkin mas Abi selingkuh dengan sekretarisnya?"

Karena bukan suara klien yang didengarnya, Zila langsung memutuskan untuk masuk saja. Toh dia tidak akan mengganggu pekerjaan, ia hanya akan mengganggu kesenangan suaminya saja.

Zila menyiapkan alat perekam suara untuk berjaga-jaga. Setelahnya ia mengetuk pintu terlebih dahulu, belum saatnya ia memergoki Abi. Zila ingin melihat sejauh apa yang dilakukan Abi di belakang Zila.

Tok! Tok! Tok!

"Mas, ini Zila!" Ucapnya agak keras.

Terdengar kasak-kusuk di dalam sana. Zila berdecak, "Pasti sedang sibuk menyembunyikan bukti."

"Ma- masuk, Zi!" Ucap Abi dengan suara agak terbata.

Krett

Zila membuka pintu, tersenyum pada Abi kemudian kembali menutup pintu. Zila memandang ke segala arah mencari sosok yang tadi bersama suaminya.

Nihil. Zila tidak menemukan wanita di dalam ruangan ini. Tapi, Zila yakin tidak salah dengar, pasti perempuan itu sedang bersembunyi.

"Hai, Zi. Tumben kesini nggak hubungi Mas dulu." Ucapnya tanpa menghampiri Zila.

Zila menatap heran kepada Abi, tumben Abi tidak mendekat untuk menyambutnya.

"Memang nggak boleh aku kesini?" Tanyanya dengan nada sedih yang dibuat-buat.

Dalam hati Zila mengumpati Abi, "Kalau bukan terpaksa mana mungkin aku capek-capek datang kesini."

"Bu- bukan seperti itu, Zi. Kalau kamuh mauh datang, ah -aku bisa menjemputmu di rumah." Abi tampak gelisah duduk di kursinya. Suaranya juga seperti seseorang menahan sesuatu.

Di Bawah meja kerja Abi, Shania sedang mempermainkan kejantanan Abi dari luar celana. Tadi dia datang kesini untuk menyalurkan hasratnya. Tapi, sepertinya ini hari kesialan bagi Shania. Karena dia harus bisa menahan gairahnya.

Abi sendiri kelimpungan dengan godaan yang Shania berikan. Ia tidak bisa menyampaikan protes karena ia harus memastikan Zila tidak mengetahui hal ini.

Abi juga sudah mencoba berdiri tapi kakinya ditahan oleh tangan Shania yang sejak tadi sibuk mengelus kejantanannya.

"Shit." Umpat Abi dengan suara kecil. Matanya menatap tajam dibawah meja.

Zila melihat gelagat mencurigakan dari memicingkan mata, sepertinya ia tahu dimana wanita itu bersembunyi.

Zila berjalan mendekat, sontak Abi mengibaskan tangan Shania. Shania juga mendengar langkah kaki mendekat.

Zila melihat kebawa meja, "Dasar bodoh! Apa mereka sengaja ingin menunjukkan jika mereka berselingkuh, Cih!"

Kebetulan tangan Shania masih terlihat sedikit. Zila yang tidak ingin menyia-nyiakan itu sengaja menginjak tangan Shania. Dia berdiri tepat di hadapan kursi Abi. Mendorong pelan kursi yang diduduki oleh suaminya.

Fazila sempat terkejut dengan kejantanan suaminya yang sedang menggembung.

"Dasar tidak tahu malu. Menjijikkan!" Batin Zila.

Zila memperbaiki raut wajahnya sebelum memandang wajah suaminya.

"Kamu mau makan siang dimana, Mas?" Tanya Zila sambil menekan kakinya yang kebetulan menggunakan high heels.

"Argh." Pekik Shania tertahan. Ia menutup mulutnya agar suaranya tidak sampai terdengar oleh Kakaknya.

Wajah Abi terlihat gugup, ada keringat di dahi pria itu. Zila membungkukan badannya untuk mengelap bulir keringat yang mulai muncul di dahi Abi.

"Mas, sakit? Perasaan disini dingin kok keringetan sih!" Zila masih mengelap dahi Abi dengan tisu yang kebetulan selalu ada di meja Abi.

"Mas nggak papa kok, Zi! Bagaimana kalau kita makan diluar?" Ajaknya.

Zila mengangguk saja, ditegakkan kembali tubuhnya. Dan sekali lagi Zila menekan kaki yang menginjak tangan wanita itu lalu berjalan menjauh.

Abi berdiri mengikuti Zila yang sudah berjalan terlebih dahulu. Zila tidak ingin tangan Abi menyentuh tubuhnya. Itu sangat menjijikkan bagi Zila.

Sampai di depan ruangan, Zila kaget karena sekretaris Abi sedang duduk di mejanya. Wanita itu tampak serius mengetik di komputernya.

"Jadi, bukan dia?" Batin Zila bertanya-tanya. Siapa wanita sialan itu.

Disisi lain Shania menggeram marah, tangannya yang diinjak oleh Zila sangat sakit serasa tangan itu ingin lepas.

Shania meringis mengibaskan tangannya untuk mengurangi rasa sakitnya.

"Awas kamu, Mbak! Aku akan rebut apapun yang kamu punya. Lihat saja!"





****

Bantu vote dong kakak² yang cantik dan ganteng 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bantu vote dong kakak² yang cantik dan ganteng 🙏

Yang baca lumayan banyak tapi vote dikit banget hiks

Janda & PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang