JP | 19

27.9K 1.3K 20
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Kita lanjutkan rencana selanjutnya!"

Belum sempat menyahuti Zila, ponsel Mila berdering kencang disertai getar.

Mila berdecak melihat nama pemanggil di layar ponselnya. Ia menekan tombol merah, mengabaikan seseorang yang menghubunginya.

"Kenapa tidak diangkat?" Tanya Zila heran.

Mila menggeleng, "Nggak penting Mbak! Gimana mau langsung sekarang?" Tanya Mila mengalihkan pembicaraan.

"Hm... apa se -

Ponsel Mila kembali berdering menghentikan ucapan Zila yang belum selesai.

"Angkat dulu, Mil! Siapa tau penting."

Mila tidak menghiraukan ucapan Zila, ia kembali menolak panggilan dari orang yang sama.

"Lanjutin Mbak!"

"Menurut Mbak be -

Lagi-lagi ponsel Mila menghentikan ucapan Zila. Membuat Zila geleng-geleng kepala.

"Kamu angkat dulu! Sepertinya sangat penting."

Dengan kesal Mila menekan tombol hijau.

"Halo." Sapanya ketus.

"Kamu dimana?"

"Bukan urusanmu, Om! Berhentilah menggangguku!"

"Lalu untuk apa kamu datang di kantor cabang milik Gavin? Atau diam-diam kamu mulai mencari tahu tentangku? Mengakulah! Kamu sudah ketahuan."

Mila melotot mendengar ucapan Richard, apalagi pria itu sekarang sedang tertawa mengejeknya.

"Gavin? Jadi ini salah satu perusahaan milik Gavin?"

"Jangan berpura-pura tidak tahu! Pasti kemarin kamu membuntutiku setelah aku pergi dari tempat tinggalmu kan?"

Richard masih terus tertawa mengejeknya.

"Diamlah Richard! Dari mana lo tau gue ada disini?"

"Itu sangat mudah bagiku! Sekarang mengakulah jika dirimu sudah mau menerima perjodohan ini!"

"Jangan terlalu berharap! Gue tetap nggak mau menikah sama lo!"

Tut

Janda & PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang