****
Hati Zila berdebar tidak beraturan, ia sangat terkejut melihat orang yang ada di depannya saat ini. Orang itu menatapnya dengan intens membuatnya sangat tidak nyaman.
Zila bergerak gelisah, bibirnya keluh hanya untuk sekedar mengucapkan satu kata.
"Maaf sepertinya saya salah ruangan!" Orang itu hendak pergi lagi, tapi terhalang oleh Aruni yang sudah kembali dengan kameranya.
"Ini pasti Pak Gavin, ya? Sini Pak, cobain jas nya dulu. Sudah saya siapkan juga disini."
"Tidak perlu! Saya hanya ingin menemui Richard." Tolak Gavin, ia melangkah mundur karena merasa terlalu dekat jaraknya dengan Aruni.
"Pak Richard sudah pergi dengan Bu Mila, tadi mereka berpesan jika ada Pak Gavin dan Bu Zila, sekalian diminta untuk mencoba pakaiannya."
"Richard sialan!" Geram Gavin. Ia merasa dijebak sekarang, ia datang karena temannya itu meminta tolong untuk menenangkan calon istrinya yang histeris. Lalu kenapa disini justru hanya ada dirinya dan juga Zila.
"Saya tidak ada waktu! Maaf saya permisi!" Kata Gavin. Baru saja akan melangkah keluar ruangan, Aruni sudah mencegahnya dengan kedua tangan yang terbentang.
Gavin terdiam, posisi seperti ini yang paling tidak disukai oleh Gavin. Kepada siapa Gavin akan meminta bantuan? Disini tidak ada Richard yang dengan sigap selalu menjadi tameng jika ada wanita yang suka mendekatinya.
Gavin menatap Zila, berharap wanita itu tahu maksud dari tatapannya. Nampaknya itu hanya ada di anggan Gavin saja, Zila justru terlihat gelisah di tempatnya berdiri.
"Pak Gavin dan Bu Zila tidak bisa kemana-mana! Saya diminta langsung sama mempelai untuk memastikan jika kalian berdua mau mencoba pakaiannya!" Terang Aruni sambil menutup pintu ruangan. Tak hanya itu saja karena Aruni juga langsung menguncinya.
"Kenapa jadi seperti ini! Anda mau saya tuntut? Saya bisa saja melaporkan anda dengan kasus penyekapan!" Gavin bertambah kesal, terkurung bertiga dengan dua orang wanita membuatnya semakin mual saja.
"Zila katakan sesuatu, jangan hanya diam saja!" Gavin mendekat ke arah Zila, berdiri tepat di depan tubuh Zila.
Zila membalas tatapan Gavin, mata nya tidak menyorot penuh permusuhan seperti sebelumnya.
"Astagfirullah kenapa dia terlihat begitu manis!" Batin Gavin. Setelah tersadar dari pesona Zila, Gavin menggeleng ringan.
"Aku juga tidak bisa berbuat apa-apa Gavin, aku juga di jebak!" Ucap Zila sambil menunduk, tidak tahukah jika dirinya sempat malu karena Gavin tiba-tiba datang, melihatnya mengenakan kebaya yang cukup terbuka di bagian dada nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda & Perjaka
RomantizmBudayain follow dulu sebelum baca 😉 Pernikahan yang sudah terjalin selama dua tahun harus kandas karena orang ketiga. Zila yang menaruh curiga dengan suaminya berusaha mencari bukti perselingkuhan sang suami. Tanpa disangka wanita yang menjadi pih...