Budayain follow dulu sebelum baca 😉
Pernikahan yang sudah terjalin selama dua tahun harus kandas karena orang ketiga. Zila yang menaruh curiga dengan suaminya berusaha mencari bukti perselingkuhan sang suami.
Tanpa disangka wanita yang menjadi pih...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
"Sha-nia."
Zila dan Mila kembali masuk ke ruangan tempat mereka makan agar tidak bertemu langsung dengan Shania.
Shania berjalan melewati ruangan Zila dan Mila. Sepertinya Shania tidak menyadari keberadaan Zila.
Zila memberi kode kepada Mila agar mereka segera mengikuti Shania. Mereka berjalan pelan-pelan agar tak mudah ketahuan oleh Shania. Mereka berusaha sebisa mungkin agar tidak terlihat mencurigakan.
Melihat Shania sudah masuk mobil, mereka langsung ikut masuk mobil. Mila melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Sepertinya Nia ke arah apartemennya."
"Iya Mbak.. gimana apa mau hari ini aja?"
Zila berpikir sejenak sebelum mengangguk.
"Iya sekarang aja, lebih cepat lebih baik." Zila merogoh tasnya, memastikan jika ia tidak lupa membawa sesuatu yang akan membantu mereka.
"Oke Mbak."
Mila berhenti mengikut mobil Shania. Mereka akan pergi membeli bunga terlebih dahulu sebelum menjalankan rencana mereka.
Sebenarnya ini terlalu mendadak, Zila sempat ragu karena takut jika akan gagal. Tapi, menurut Richard ide ini akan berhasil. Hanya saja mereka harus cepat dan hati-hati.
Sampai di toko bunga, Zila dan Mila memilih buket mawar merah.
"Mbak tolong di kirim ke apartemen ini ya." Zila menyodorkan alamat tempat tinggal Shania.
"Baik Bu." Penjaga toko itu menerima kertas yang diberikan oleh Zila. Membaca sekilas alamat yang tertera di sana.
"Ada kartu ucapan, kan?" Tanya Zila.
Gadis penjaga itu mengangguk, "Ini Bu, silahkan dipilih."
Gadis itu memberikan beberapa pilihan model kartu nama. Zila meminta pendapat Mila untuk model yang cocok.
"Ini saja Mbak." Mila menunjuk kartu nama berwarna pink dengan motif bentuk hati.
"Oke."
Zila mengambil bolpoin kemudian menulis beberapa kata.
"Mbak jangan lupa."
Zila mengangguk, ia menyelipkan kartu ucapan itu diantara bunga mawar.
"Tolong jangan dibuka, karena ini privasi saya." Pinta Zila kepada penjaga toko.
"Iya Bu."
Setelah selesai membayar, Zila dan Mila menunggu di area toko untuk memastikan pesanan mereka segera dikirim.