Budayain follow dulu sebelum baca 😉
Pernikahan yang sudah terjalin selama dua tahun harus kandas karena orang ketiga. Zila yang menaruh curiga dengan suaminya berusaha mencari bukti perselingkuhan sang suami.
Tanpa disangka wanita yang menjadi pih...
Assalamualaikum semuaa..... Biar ga bingung tolong baca ulang part part sebelumnya ya.. ada yang aku tambahin .
Sekiann ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
Di tempat lain Abi mengendari mobilnya dengan kecepatan tinggi, panggilan teleponnya selalu diabaikan oleh Zila. Yang ada dipikirannya hanya ia harus cepat sampai rumah untuk memastikan Zila tidak meninggalkannya.
Jalanan yang di laluinya cukup ramai, lalu lintas sangat padat hingga membuatnya mengumpat beberapa kali. Abi juga sering membunyikan klakson hingga membuat pengendara lain marah.
Empat puluh menit kemudian Abi sampai rumahnya. Dengan tergesa-gesa ia membuka pintu mobil dan menutupnya dengan keras.
Satpam yang bekerja di rumahnya kebetulan sedang pulang kampung, Abi kesusahan untuk membuka pagar karena dengan kondisi tergesa-gesa membuatnya hilang fokus.
Begitu pagar terbuka, Abi langsung berlari menuju pintu utama, ia mengambil kunci rumah yang selalu diselipkan di dalam pot besar dekat dengan pilar.
Saat membuka pintu rumah, hanya kegelapan yang ia lihat. Perasaan Abi bertambah tidak tenang, ia takut Zila bertindak gegabah karena kebodohannya.
"Zila... Zila..." Abi berteriak sambil berjalan menuju saklar lampu, meneliti barang-barang yang ada di rumahnya.
"Zila.. Zi!" Abi masuk ke dalam kamar, hasilnya sama. Rumahnya sepi tidak ada penghuni. Ia melihat ke arah lemari untuk memastikan Zila tidak kabur dari rumah.
Begitu membuka lemari, Abi masih melihat barang-barang Zila masih lengkap di dalamnya.
Abi bisa sedikit bernafas lega. Ia akan menunggu Zila pulang, mungkin saja istrinya itu masih dalam perjalan ke rumah.
Sesekali Abi mencoba menghubungi Zila, tapi, ponsel Zila masih belum aktif. Hingga satu jam kemudian, Zila masih tak kunjung datang ke rumah.
Abi menjadi gusar kembali, ia mengambil kunci mobilnya, ia akan menuju sekolahan tempat Zila mengajar, ia berharap istrinya kembali ke sekolah entah untuk sekedar bertemu temannya atau ada rapat guru.
Tapi sampai di sekolah, yang tersisa hanya satpam yang siap menutup pintu gerbang.
"Pak... tunggu!" Abi menghentikan gerakan satpam.
"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" Tanya satpam, ia kembali membuka sedikit pagarnya.
"Maaf saya ingin bertanya, apa bu Fazila sudah pulang?"
Satpam mengernyit sebentar, merasa heran dengan pria berjas yang ada didepannya.
"Maaf Pak, Bapak siapanya Bu Fazila ya?" Tanya satpam, ia tak bermaksud lancang tapi ia hanya memastikan siapa orang yang bertanya ini.
"Saya suaminya, Pak. Apa istri saya sudah pulang?" Abi menggulang pertanyaannya.
Satpam tadi bertambah heran, jika pria yang didepannya ini suaminya kenapa harus mencari istrinya disini.