JP | 30

29.2K 1.5K 14
                                    

Assalamualaikum wr wb

Waalaikumsalam wr wb

Haloo semuaaa... nungguin ya... hehe

Cuss buat yang sudah kangen sama Gavin dan Zila

Cuss buat yang sudah kangen sama Gavin dan Zila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Keesokan harinya Zila mengajak Mila untuk bertemu, sudah lama mereka tidak bertemu secara langsung.

Bahkan acara pertunangan Mila dan Richard, Zila tidak bisa hadir. Kondisi keluarganya saat itu sedang kacau, begitu mengetahui permasalahan dirinya juga adiknya.

Tapi, Zila dan Mila tetap saling bertukar kabar untuk mengetahui kabar masing-masing. Zila tidak kembali ke tempat kosnya yang dulu karena Mila juga sudah pindah tempat tinggal sejak acara pertunangannya waktu itu.

Zila kini memilih menyewa apartemen, tidak besar, setidaknya cukup untuk membuat Zila nyaman. Letaknya juga tidak jauh dari pusat kota sehingga memudahkannya untuk bepergian.

Zila tidak buru-buru mencari pekerjaan, ia ingin membenahi apartemen yang disewanya dulu, setelah longgar barulah dia mencari kerja.

Jam dua belas siang nanti Zila mempunyai janji temu dengan Mila di restoran yang ada di Mall, sekalian berbelanja keperluan bersama Mila.

Saat ini sudah jam sebelas siang, selesai merias wajahnya dengan bedak dan lip gloss Zila meraih sling bag lalu keluar dari apartemennya. Mila sudah mengabari jika dirinya sudah dalam perjalanan.

Sampai di restoran, Mila melambaikan tangan agar Zila dapat melihatnya. Zila yang sudah melihat segera menghampiri Mila.

"Apa kabar Mbak?" Mila berdiri, lalu memeluk Zila sebentar.

"Alhamdulillah, seperti yang kamu lihat, Mbak baik. Kamu gimana? Sudah sejauh mana rencana pernikahannya." Zila menarik kursi di seberang Mila. Mereka duduk secara berhadap-hadapan.

"Alhamdulillah gue juga baik, Mbak.. udah hampir 90 persen Mbak. Gue takut Mbak."

"Takut kenapa? Mbak yakin Richard orang yang baik." Zila meraih tangan Mila untuk memberikan ketenangan.

"Bukan soal Richard, Mbak. Gue takut sama diri gue sendiri, umur gue masih dua puluh tahun. Gue takut gagal jadi istri."

"Tidak perlu takut, Mila. Umur bukan jaminan untuk membina rumah tangga. Asal kalian saling percaya dan bisa dipercaya, InsyaAllah pernikahan kalian bisa sampai kelak."

"Doain gue bisa jadi istri yang baik ya, Mbak." Pinta Mila.

"Aamiin, Mbak pasti doain yang terbaik buat kamu dan Richard. Oh ya, dimana Richard? Bukankah kamu bilang Richard bisa ikut?"

"Masih perjalanan, Mbak. Tadi ada meeting, untungnya masih dekat sini. Mbak pesan dulu aja!"

Zila mengangguk, lalu memanggil pelayan untuk memesan minuman, untuk makanan lebih baik pesan setelah Richard datang saja.

Janda & PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang