****
Zila menatap aneh Gavin yang tidak segera melepaskan tangannya, setelahnya pria itu justru terdiam, tidak banyak bicara seperti pertemuan pertama mereka ataupun tadi saat di dapur.
Saat makan juga sama, pria itu duduk dengan tenang sambil mengunyah makanannya begitu lahap. Sesekali Zila memperhatikan pria yang ada di depannya.
Wajahnya memang mirip dengan foto yang ada di dinding depan, tampan, tapi, tidak lucu sama sekali. Pria di depannya terlihat dingin, tidak banyak senyum dan suka sekali mendebatnya. Bukankah pria dingin tidak banyak bicara. Entah lah Zila tidak peduli dengan Gavin, apapun yang dilakukan pria itu bukan urusannya.
Gavin sendiri tidak bodoh jika dari tadi Zila memperhatikannya, Gavin tidak tahu apa yang membuat dirinya bisa bertahan duduk satu meja makan dengan wanita asing. Gavin juga tidak risih saat Zila diam-diam menatapnya, justru Gavin menikmati itu.
Mungkin karena sudah lama tidak memakan makanan rumahan, ditambah dengan rasanya yang enak membuat Gavin melupakan sejenak jika dirinya sedang berada dekat dengan seorang wanita.
"Oma, masakanmu kali ini sangat lezat." Puji Gavin, dia memang masih mengeluarkan aura dingin, tapi suapan demi suapan tidak bisa membohongi jika Gavin memang menyukai makanan yang sedang dimakannya.
"Zi, lihat, cucu Oma memuji masakanmu." Rina tersenyum ke arah Zila yang juga ikut tersenyum dengan kaku.
Uhuk! Uhuk!
Gavin meraih air minum yang ada di dekat tangan kanannya, meminumnya hingga air yang ada di gelas kosong.
"Maksud Oma?" Gavin belum bisa mencerna ucapan Rina, tenggorokannya terasa tercekat efek tersedak barusan.
"Itu masakan Zila, semua yang ada di meja bukan Oma yang masak." Ucap Rina.
"Pantas saja tidak enak!" Sarkas Gavin, ia meletakkan kembali sendok dan garpu yang baru saja dipegangnya. Gavin menuangkan lagi air ke dalam gelasnya, lalu meminumnya kembali hingga habis.
"Kalau tidak enak, tidak perlu dimakan, kenapa justru menambah porsi makananmu!" Zila tak terima hasil masakannya di hina oleh Pria menyebalkan di depannya ini.
"Jangan terlalu percaya diri! Saya hanya kelaparan!" Gavin membersihkan area mulutnya dengan sapu tangan yang ada di meja.
"Benarkah ini cucumu, Oma?" Tanya Zila, mengabaikan sanggahan Gavin.
"Sayangnya dia memang cucuku, Zila!" Ucap Rina di buat sedih. "Maukah kamu menggantikannya menjadi cucuku?" Lanjut Rina membuat Gavin semakin kesal.
"Oma...." Gavin menggeram, ia menatap Zila penuh permusuhan. Gavin semakin kesal dengan respon Zila yang tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda & Perjaka
RomanceBudayain follow dulu sebelum baca 😉 Pernikahan yang sudah terjalin selama dua tahun harus kandas karena orang ketiga. Zila yang menaruh curiga dengan suaminya berusaha mencari bukti perselingkuhan sang suami. Tanpa disangka wanita yang menjadi pih...