JP | 13

31.7K 1.5K 15
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Percakapan antara Zila dan Shania tadi sempat terdengar oleh seorang pria yang kebetulan melewati kamar Shania. Pintu kamarnya tidak tertutup sempurna, sementara itu, suara keduanya sangat kencang sehingga menimbulkan rasa penasaran.

Pria itu tidak lain adalah Gavin, Pria kaku yang memiliki trauma pada seorang wanita. Keributan yang didengarnya membuat emosinya ikut tersulut.

Apalagi jika Gavin tidak salah dengar dan prediksi, kedua wanita itu kakak beradik. Gavin tidak habis pikir dengan pemikiran seorang wanita. Bagaimana mungkin tega menyakiti sesamanya apalagi itu adalah kakaknya sendiri.

Jika ibunya lebih memilih meninggalkan Ayahnya dengan Pria lain, ini justru memperebutkan Pria yang sama.

Gavin semakin membenci wanita, baginya Wanita itu hanya menyusahkan dan menyakitkan.

Ia jadi teringat nasihat Oma nya waktu berkunjung kapan hari.

"Gavin, apa kamu tidak berniat untuk melahirkan penerus perusahaan kita?" Tanya Rina setelah sebelumnya membahas masalah perusahaan.

Gavin tertawa, "Sejak kapan Pria bisa melahirkan, Oma?"

Rina menepuk dahinya pelan, jika salah berbicara sedikit saja Gavin pasti bisa meledeknya.

"Kamu tau maksut Oma, Gavin! Coba buka hati kamu, kamu butuh seseorang yang mengisi hari-harimu."

Gavin tersenyum kecut, tidak hanya saat ini saja Rina memintanya untuk menikah. Jawaban yang diberikan Gavin juga akan sama seperti sebelum-sebelumnya. 'Aku tidak akan menikah, Oma! Oma tau alasannya. Kalau untuk penerus, aku bisa mengadopsi anak dari panti asuhan.'

"Gavin." Tegur Rina, melihat cucu nya melamun.

Gavin menggeleng, "Maaf, Oma. Gavin tidak bisa!"

Rina sedih, ia tak ingin Gavin menjadi seperti ini. Ia ingin Gavin seperti anak muda pada umumnya, memiliki kekasih yang bisa membantu menghilangkan penat atau sekedar untuk bertukar pikiran.

"Demi Oma, Gavin. Oma hanya ingin melihatmu menikah, itu saja. Apa itu terlalu sulit untukmu?" Rina meminta, ia akan mencoba menggunakan cara mainstream yang sering dipakai didalam sinetron.

"Tidak, Oma. Gavin mohon, minta yang lain saja, ya! Gavin akan berikan apapun yang Oma mau." Gavin frustasi melihat Rina yang begitu sedih.

"Oma hanya ingin melihatmu menikah, Gavin. Oma akan membantumu mencarikan wanita yang baik untuk mu, setelah itu, Oma bisa lega, Gavin!" Rina sudah mulai berkaca-kaca, ia melancarkan aksinya untuk merayu cucu tunggalnya yang keras kepala ini. Bagaimanapun Rina juga ingin melihat cicit jika memang masih diberi umur panjang.

Janda & PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang