JP |20

32.6K 1.4K 8
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Pukul 21:00 Mila mondar-mandir di depan pintu apartemen milik Richard. Setelah sebelumnya meminta alamat serta kode akses agar bisa masuk.

Tangannya sudah siap untuk memasukkan digit angka kombinasi yang sudah diberikan oleh Richard, tapi, tangannya ia tarik kembali. Sudah lebih dari sepuluh menit ia berdiri disana, dan mengulang hal itu berulang kali.

Jam sudah menunjukkan pukul 21:10, dimana seharusnya pria normal sudah berada di rumahnya.

Sebenarnya bisa saja dirinya meminta bertemu diluar saja atau meminta Richard untuk datang ke tempat kostnya. Tapi, menurut saran Zila, sebaiknya ia saja yang datang ke apartemen Richard sekalian mengecek apakah pria itu suka memasukkan wanita lain di unitnya atau Richard memang pria baik-baik seperti yang diucapkan Zila.

Ini bisa menguntungkan sekaligus merugikan untuk dirinya, jika nanti dia bisa mendapati Richard sedang bersenang-senang dengan seorang wanita di dalam sana, ia bisa membuat orang tuanya membatalkan acara pertunangan yang akan diadakan dalam akhir bulan ini.

Sedangkan jika tuduhannya terhadap Richard salah dan pria itu dengan senang hati menolong dirinya dan juga Zila, Zila memintanya untuk memberi kesempatan terhadap hubungan mereka. Dan Mila bisa kembali bersatu dengan kedua orang tuanya tanpa harus kabur-kaburan lagi.

Bip!

Pintu apartemen milik Richard sudah terbuka. Hal pertama yang ia lihat adalah rak sepatu. Disana sudah ada sepatu milik Richard, tapi, selain itu juga ada stiletto.

Deg!

"Sial!! Dasar Om-om mesum!"

Jujur saja hatinya seperti kejatuhan benda berat, ia kecewa ternyata dugaannya benar, Richard suka membawa wanita ke dalam apartemennya

Dengan mengendap-endap Mila berjalan menyusuri apartemen Richard. Ia harus berjalan pelan agar sang empu tak menyadari kedatangannya.

Ruang tamu itu tampak sepi, ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.

Nihil.

Mila melanjutkan berjalan menuju kamar utama, ada dua kamar berbeda ukuran. Mila berjalan ke kamar yang lebih kecil dulu, menempelkan telinga di pintu kamar.

Mila tak mendengar suara apapun, ia memberanikan diri membuka pintu kamar itu.

Kosong.

"Jadi..." pikiran Mila sudah melayang kemana-mana. Serangkaian nama binatang ia sebut untuk menyumpah serapai Richard.

Mila lanjut berjalan ke kamar utama, ini kesempatannya untuk bisa membuktikan jika Richard tidak pantas menjadi suaminya.

Dengan nafas yang memburu akibat menahan kesal, Mila membuka pintu itu dengan kasar.

Brakk

"Aaaaawwwwww"

"Mi - Milaaaaa."

Janda & PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang