JP | 08

28.7K 1.1K 3
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****


"Mas, hari ini kamu pulang kan?" Tanya Zila pada suaminya.

Abi yang mendapatkan pertanyaan tiba-tiba dari istrinya diam beberapa detik sebelum menjawab, "Mas usahakan bisa pulang ya, pekerjaan Mas sangat banyak akhir-akhir ini."

Sudah Zila duga jika jawaban Abi akan seperti ini, sudah enam bulan semenjak Abi naik jabatan menjadi direktur membuatnya jarang berada di rumah.

Tidak sekali dua kali Abi lembur, kadang weekend juga Abi tidak berada di rumah dengan alasan ada janji rapat.


****

Dua hari setelah itu Abi bisa pulang lebih cepat dari biasanya. Zila yang tak ingin membuang-buang kesempatan bermaksud memberikan kejutan untuk Abi.

Tapi bukannya memberi kejutan, Zila justru yang dibuat terkejut. Kepercayaannya seketika langsung retak begitu saja.

Padahal Zila sudah menyiapkan dirinya, berpenampilan menarik, menciptakan suasana romantis yang beberapa minggu ini sudah tidak pernah terjadi.

Zila yang hendak memberikan Abi ciuman mendadak berhenti, Zila mengusap bibir Abi yang terlihat lebih merah dari sebelumnya.

"Kenapa, Zi?" Tanyanya waktu itu kala melihat Zila mundur tidak jadi menciumnya.

"Ah tidak apa Mas, tadi bibir kamu ada kotorannya." Jawab Zila berbohong.

Abi yang tak menaruh rasa curiga mendekatkan diri untuk mencium kening Zila seperti biasanya.

Belum sampai tubuh Abi mendekat Zila sudah beralasan jika ia hendak pergi ke kamar mandi.

"Zila, ke kamar mandi dulu ya Mas." Pamitnya.

Tak menunggu Abi menjawab Zila segera masuk ke dalam kamar mandi. Zila mengunci pintu terlebih dahulu, sebelum melihat tangan yang dipakai untuk mengusap bibir Abi.

"Ternyata kamu bermain di belakangku, Mas."

Zila mencuci bersih tangannya yang terkena noda lipstik, menggosok-gosokkan jari yang terkena noda itu layaknya menghapus jejak najis.

Perasaannya hancur, Zila tak munafik jika dia terluka dengan kenyataan jika Abi tengah berselingkuh. Kepercayaan yang selama ini diberikannya ternyata dimanfaatkan oleh suaminya.

Zila tidak ingin menangis, ia harus bisa membuktikan jika ia wanita yang tegar. Zila tak ingin dipandang lemah oleh Abi dan juga wanita itu.

Zila meyakinkan diri sendiri jika ia bisa hidup tanpa Abi. Sebelum hidup dengan Abi, Zila sudah menjadi sosok yang mandiri. Ia tak pernah menggantungkan apapun kepada Abi.

Inilah keuntungan bagi Zila, meski nantinya tidak lagi hidup dengan Abi, ia yakin seratus persen jika hidupnya akan baik-baik saja.

Zila meremas kuat piyama yang ia kenakan, bahkan ia sudah menggunakan lingerie untuk menyambut kepulangan Abi.

Janda & PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang