54.lemah

1K 73 4
                                    

HAPPY READING•

"Dari mana aja kamu"ucap Aksara dingin.

"Ck dari luar udh mau ke atas dulu"balas Piana malas.

"Kamu gk sopan santun ya kenapa kamu pulang mlm hah!"ucap Aksara meninggikan suaranya yg membuat Piana sedikit terkejut.

"Apaansih"kesal Piana.

Aksara yg berada di ruang tamu pun langsung menghampiri Piana sepertinya semua abngnya berada di sana juga.

"Ada dengan kamu hah!"tanya Aksara yg melihat Piana seperti habis berantem luka di mana mana rambut yg acak acakan dan baju seragamnya yg putih kotor dan banyak bercak darah yg pasti bukan darah dia darah preman tadi.

"Ada sedikit masalah tadi"ucap Piana malas.

"Kamu kalo bicara yg sopan siapa yg mengajarimu seperti itu hah kamu tuh bukan anak kecil yg harus di manja lagi dan pembangkang kamu harus sudah bisa berfikir"ucap Aksara yg sepertinya tidak sadar dengan omongan.

"Perasaan selama ini gw sendiri gw juga gk butuh di manja ini emng ini jalan gw dan gw udh mandiri dan bisa berfikir mana yg salah dan mana yg benar"balas Piana.

"Bang udah"lerai Jefran yg menghampiri Mereka.

"Diam kau lihat adik mu ini sudah berani dia seperti itu kita terlalu memanjakannya hingga dia menjadi pembangkang seperti itu"ucap Aksara menjadi jadi membuat semua adik adikny yg lain hanya diam percuma saja melerai abng tertua mereka walaupun sudah keterlaluan.

Piana hanya bisa menghela nafas menahan amarahnya jujur dia ingin sekali berbicara panjang lebar tapi keadaannya tidak memungkinkan dia dengan tubuh yg lemah ini.

Kepalanya saat ini sudah berputar banyak sekali kunang kunang tapi dia tahan dia malas jika akan berakhir di rumah sakit tanpa memperdulikan abngnya itu Piana langsung melanjutkan berjalan Melawati tangga menuju kamarnya.

"Bang jangan gila deh kasian itu Piana bang mungkin dia habis bareng Naya"ucap Jefran.

"Iya bang abng sadar gk tadi abng ngomong apa kita gk mau persaudaraan kita hancur lagi cuma hal sepele"ucap Alvino.

"Kali ini aku gk setuju dengan sikap Abang"ucap Adrian yg sedari tadi hanya diam akhirnya berbicara.

Aksara hanya diam dia tadi hanya terpancing emosi pikiran dia sangat berantakan saat ini.

"Udh bang sekarang tenangin pikiran Abang nanti minta maaf sama Piana sekarang kita istirahat"ucap Alvino.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

"Ahkk sial kepala gw sakit mulu lemah banget sih Lo hah lemah lemah"umpat Piana sambil memukul kepalanya sendiri kenapa semenjak di sini dia malah lemah waktu dia masih menjadi Allevia dia akan kuat akan hal apapun pukulan hinaan bentakan dia selalu kuat tapi kenapa semenjak di sini dia malah lemah akan segalanya dan dia sangat tidak suka dengan lemahnya sendiri.

"Gw gk suka gw lemah"lirih Piana.

Tok tok tok

"Dek ini abng buka pintunya"ucap Albert.

Piana menghapus air matanya lalu berjalan ke depan pintu dan membukakan pintu nya.

"Dek kamu nangis? udh jangan di dengerin bang Aksa mungkin dia lagi banyak masalah kepancing emosi mungkin dek"ucap Albert menenangkan Piana.

"Gpp gw ngerti kok gw udh biasa kayak gitu jadi gk aneh kalo gw di gituin btw lu ngapain ke sini"tanya Piana.

"Engga gw cuma meriksa lu aja lu obatin dulu ya itu muka sama badan lu gw panggil bang Vino kalo di obatin sama gw takutnya nanti Lo sakit"ucap Albert.

"Gpp gw mau lap aja toh ini bukan semua darah gw"ucap Piana.

"Lu kenapa ngomong deh sama gw lu punya masalah untuk kali ini lu anggap gw temen lu bukan abng lu cerita sama gw"ucap Albert yg sepertinya tahu bahwa adiknya seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Huh... Gw capek bang semenjak di sini gw jadi lemah banyak nangis gw lemah akan semua hal"ucap Piana.

"Piana lu gk lemah nangis bukan berarti lu lemah okey lu nangis berarti lu kuat gw gk tahu apa yg lu rasain tapi gw pernah di posisi di mana lu pengen nangis tapi lu gk mau terlihat lemah, tapi nangis itu bukan berarti lu lemah lu mau nangis teriak atau apapun itu selagi bisa nenangin pikiran Lo dan hati Lo kenapa engga ada saatnya kita menjadi lemah ada saatnya kita jatuh ada saatnya kita juga bangkit lihat gw sekarang gw lagi mencoba menerima semuanya berdamai dengan masalalu emng gk akan gampang setidaknya kita berusaha"ucap Albert dia pernah merasa di posisi adiknya ini setelah di tinggalkan bundanya bahkan tidak ada satu orang pun yg bisa menjadi tempat untuknya cerita.

"Tapi gw gk suka gw benci gw pengen balik ke kehidupan gw dulu kenapa gw seolah harus nerima semuanya walaupun gw sakit nerima semua gw yg tahu gk akan hidup lama gw terima dengan lapang dada tapi terkadang gw selalu ngerasa bersalah sama diri gw sendiri hiks"pecah sudah Piana sudah benar benar tidak kuat selama ini dia tersenyum tertawa seolah tidak terjadi apa apa padahal hati dan pikirannya memikirkan hal di mana dia tidak akan hidup lama lagi dan berakhir mati.

Albert pun tanpa babibu langsung memeluk adiknya itu memenangkannya dia tidak tahu apa yg dirasakan adikny ini karena dia pun baru merasakan menjadi seorang kakak.

Di belakang pintu terlihat semua abngnya yg berada di sana mendengarkan Albert dan Piana cukup membuat mereka sedih mereka tidak pernah tahu apa yg di rasakan adiknya mereka gagal menjadi kakak.

"Kalian semua kembali ke kamar kalian abng akan menyelesaikan semuanya"ucap Aksara.

"Bang tapi abng yakin jangan sampai abng terbawa emosi seperti tadi"ucap Jefran.

"Iya bang abng jangan gegabah abng tahu kan kalo abng terbawa suasana abng akan mencelakai Piana"ucap Adrian.

"Tidak aku akan mengontrol nya dan menyelesaikan semuanya kalian kembali ke kamar"ucap Aksara.

"Kalo gitu kita gak akan bisa larang"ucap Kenzo.

Mereka pun hanya bisa mengikuti apa perintah abang yg tertua saja percuma juga jika mereka melarang dia akan kekeh.

Aksa pun masuk ke dalam dan melihat piana yg menangis di pelukan Albert, Albert yg melihat aksara pun tahu dia pun sedikit melepaskan pelukannya pada Piana dan membiarkan Aksa dan Piana berdua.

Albert membiarkan abngnya ini menyelesaikan masalahnya dan tidak bergantung pada siapapun jangan hanya bisa menyelesaikan masalah tentang pekerjaan saja.

Aksara pun menghampiri Piana yg masih menangis dan ikut memeluknya dan Piana menyadari Aksa yg memeluknya dia pun hanya diam dia sudah tidak bisa melakukan apapun lagi dia benar benar lemah.

"Maaf dek"ucap Aksara.

"Udhlah bang Piana cape mau istirahat biarin Piana istirahat bang"untuk piana yg masih berada di pelukan aksara.

"Abang salah abng minta maaf tolong maafin abng"ucap Aksara.

"Abng tadi gk terkendali dek abng minta maaf kamu adik abng my princess abng cuma khawatir sama kamu"lanjutnya.

"Iy bang udhlah Piana ngerti Piana juga salah udh ya bang biarin Piana istirahat piana bener bener capek pikiran Piana gk jernih"ucap Piana.

"Engga abng gk akan pergi sampe kamu bener bener maafin abng, kamu kenpa kamu punya masalah kalo punya masalah cerita sama abng jangan di Pendem sendiri abng juga mau jadi kakak sekaligus teman buat kamu"ucap Aksara.

"Gk ada bang udh ya Piana cape sumpah deh bang kalo abng gk mau pergi Piana mau tidur aja kalo gitu ya terserah abng mau ngapain di sini"ucap Piana dia pun langsung melepaskan pelukannya pada aksara dan menaiki kasusnya lalu terlelap.

Aksara pun diam dia membiarkan adikny tertidur mungkin dia benar benar lelah aksa pun tanpa babibu mengambil air hangat handuk dan beberapa obat untuk mengobati luka luka yg berada di tubuh Piana.

Setelah membersihkan semuanya Aksa pun ikut merebahkan tubuhnya di sebelah piana dan terlelap.

Terimakasih ygy jangan lupa votenya komen.Happy kiyowookk 🌚🌚🌚



Transmigrasi BestieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang