Huy huy! Kalau mau lanjut terus ya komentar yess? Ramaikan paragraf pokoknya, ayo keluarkan uneg uneg kalian saat membaca. Jangan cuma diem aja.
Perasaannya pada pria itu timbul sedemikian dalam, Yeona benci mengakui bahwa keberadaan Jungkook sangat dirinya butuhkan. Melihat tawa dan kedekatan lelaki tersebut bersama Junwoo semakin membuatnya dibayang-bayangi rasa takut.
Dia enggan menjadi korban kedua seperti yang pernah dialami sang Kakak. Yeona tidak ingin mati konyol hanya demi cinta, sebuah perasaan yang belum pernah ia miliki sebelumnya.
Dulu dia hanyalah anak manja yang kemauannya akan dituruti oleh sang Ayah, dia tidak sekuat ini. Yeona terpaksa membohongi diri sendiri untuk berubah sikap. Dia tidak pernah menginginkan perubahannya sendiri, dia benci menjadi menjadi orang dewasa. Pertama kali ia kehilangan sang Kakak dan diberi tugas untuk menjadi Ibu pengganti bagi anaknya, Yeona menolak keras.
Dia membiarkan Junwoo begitu saja, masa bodo terhadapnya bahkan Yeona pernah mengunci Junwoo di kamarnya selama setengah hari saat anak itu baru berusia empat bulan.
Untungnya Bae Jinhyuk mengetahui hal itu, dan dengan telaten dia merawat Junwoo sambil sesekali memberi nasihat pada putri keduanya hingga mata hati Yeona terbuka.
"-susu. Yeona?" Jungkook mengibaskan tangan di depan wajah perempuan tersebut. Sedikit jengkel karena omongannya hanya dianggap angin lalu oleh wanita ini.
"Junwoo ingin dibuatkan susu sebelum tidur."
"Oh, sebentar...."
Jungkook memperhatikan wajah murung Yeona baik-baik, ada yang tidak beres. Lalu dengan segera pria itu mengikutinya dari belakang.
Melihat bagaimana Yeona tengah melamunkan sesuatu, bahkan dia tidak terlihat fokus membuat susu formula untuk sang anak.
"Apa Junwoo menyukai yang manis-manis? Aku melihatmu menuangkan enam sendok gula."
"Astaga!" Yeona segera membuangnya di wastafel, ia merutuki dirinya sendiri sebab hampir membuat anaknya celaka akibat kebanyakan gula.
"Kau kenapa?"
"......... saya baik."
"Tidak, kau sedang tidak baik."
"Saya hanya-----" Yeona menggantung ucapannya, lalu mengaduk segelas susu formula itu. "Permisi, Senior."
Jungkook sadar sepenuhnya bahwa ada yang tidak beres dengan gelagat wanita itu. Ia hanya bisa memperhatikan Yeona, sampai punggungnya menghilang begitu memasuki kamar Junwoo.
Pria Jeon duduk di sofa ruang tamu, menunggu sampai Yeona keluar dari dalam kamar Junwoo.
"Bisa bicara sebentar?"
Yeona menutup pintu kamar sang anak, melirik sedikit kearah Jungkook sebelum memilih untuk mengabaikannya.
"Kau mendiamiku dari tadi pagi, apa aku punya salah? Aku bahkan tidak menciummu akhir-akhir ini."
Mereka sudah tinggal bersama selama kurang lebih setengah satu bulan, Jungkook rasa semuanya baik-baik saja. Bahkan kemarin Yeona masih berbicara dengannya.
"Yeona, ada apa? Mengapa sikapmu berubah dingin padaku?"
"Saya-----" Yeona memegangi bagian kepala yang terasa sakit, membuat Jungkook segera mendekat. Memegangi tangan dan pinggang perempuan itu sementara Yeona berusaha melawan rasa sakit tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
That's My Dad?
Romance𝗙𝗼𝗹𝗹𝗼𝘄 𝗮𝗸𝘂𝗻 𝗶𝗻𝗶 𝘀𝗲𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮! Wajah, mata, dan yang lebih ajaib lagi... anak laki-laki berusia empat tahun itu memiliki sikap yang benar-benar mirip dengan seorang Jeon Jungkook. Pangeran kampus yang banyak dielu-elukan...