40. Silent, Please!

1.1K 222 485
                                    




















Jangan lupa ramaikan komentar di paragraf ya sayang semua...

Komentar bertambah = Chapter sepuasnya sampe kalian bosen🙏












Jungkook hampir tidak bisa bergerak, kedua matanya semakin melebar, jantungnya berdegup kencang, hanya karena mendengar sebuah panggilan yang baru dari Yeona.

Benarkah itu? Dia hampir tidak bisa berkata-kata, perasaannya campur aduk sebab gadis ini pada akhirnya memanggil namanya.

Jungkook-ssi.....

Panggilan yang indah, sesuatu yang tidak akan pernah Jungkook lupakan dalam hidupnya. Paling tidak jika ia tak bisa mendapatkan Yeona seutuhnya, dia memiliki sebuah kenangan penting ini.

"Terimakasih Yeona....." ujarnya, semakin memeluk erat tubuh gadis itu dibarengi perasaan bahagia.

Lama berpelukan, Yeona pun mengakhiri itu sembari menundukan kepala. Jungkook terkekeh kecil, ia mendekati si wanita kemudian mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya.

Usapannya begitu lembut, membuat Yeona terpaku dalam beberapa saat. Bahkan dia hanya diam saja mana kala ibu jari Jungkook bermain di permukaan bibirnya.

Tak membutuhkan waktu lama bagi pemuda Jeon untuk menyatukan kedua Cherry itu. Dia menggerakkannya tanpa menuntut, ciuman yang terasa lebih hidup dari biasanya.

Sekali lagi, Jungkook menarik sudut bibirnya saat mendapatkan balasan Yeona.

Kemajuan yang bagus,

Jungkook benar-benar senang untuk malam ini, dia berterimkasih pada hujan karena semakin menambah momen romantis yang sedang dirinya bangun.

Bunyi decapan memenuhi isi ruang tamu, Yeona pun sampai tidak sadar kalau posisinya sekarang berubah. Dia berbaring, dengan tangan sofa menjadi bantalannya.

Ciuman Jungkook semakin terasa, gadis itu bahkan tidak keberatan saat tangan Jungkook kembali mengusap area perutnya. Seperti saat itu, namun bedanya... kali ini sedikit terasa menuntut.

Jungkook memejamkan kedua mata kuat-kuat, menahan rasa perih saat Yeona tidak sengaja menggigit bibirnya hingga berdarah.

"M-maaf,"

Jungkook terkekeh dan menaruh wajahnya pada curuk leher Yeona. Membiarkan tubuh keduanya menempel erat, membuat lelaki tersebut harus menahan gejolak nafsu berkali-kali lipat hanya karena dada wanita itu menempel pada dada bidangnya.

"Senior-----"

"Jungkook-ssi, Yeona... jangan sampai lupa."

"Saya----akh!" Yeona menjerit pelan menahan rasa sakit sekaligus perih mana kala bahunya digigit kuat-kuat oleh Jungkook.

"Cobalah untuk tidak bersikap formal padaku." katanya, masih membenamkan wajah pada curuk leher Yeona.

"Baik, saya-----maksudku, aku akan berusaha." Yeona mengusap surai lembut Jungkook. Wanginya mengingatkan dia pada sosok sang Ayah.

Jungkook dan Jinhyuk hampir memiliki kemiripan, bedanya... Jungkook lebih hidup mengekspresikan sesuatu, sementara Ayahnya hanya diam dan menunggu orang lain meminta bantuan darinya.

"Yeona, tubuhmu wangi violet...."

Si pemilik nama hanya terkekeh tanpa mengatakan jawaban apapun, dia ingin menikmati momen ini. Paling tidak... sekali dalam seumur hidupnya.

That's My Dad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang