66. Threat (Pengancam)

1.1K 210 512
                                    






























Lanjut kalo tembus 700 komentar. Oke?

Luvvv you guys♥️💜

Kalian ter-Jungkook-Jungkook, ter-Sanghoon-Sanghoon atau ter-Hweji-Hweji? Kalau aku sih ter-Hweji-Hweji😵











Kalian ter-Jungkook-Jungkook, ter-Sanghoon-Sanghoon atau ter-Hweji-Hweji? Kalau aku sih ter-Hweji-Hweji😵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















"Bagaimana harimu disini?" tanya Sanghoon. Tersenyum lembut kearah Choi Daehoon yang tengah duduk menikmati rokoknya dalam tahanan.

Pria paruh baya tersebut tidak berkomentar apapun terhadap sikap acuh Daehoon yang menganggapnya seakan tidak ada. Dia lalu memerintahkan salah satu anak buahnya yang bertugas menjaga ruang tahan itu untuk membuka pintunya.

Sanghoon kemudian mendekat, lalu langkahnya terhenti mana kala pria dengan marga Choi ini memperlihatkan sebuah korek api. Seakan memberi tahu bahwa dia siap membakar dirinya sendiri jika saudaranya itu mendekat sedikit lagi.

"Jeon akan habis satu persatu, Myeongji ingin tragedi pembantaian terhadap Jeon puluhan tahun lalu kembali terjadi."

Daehoon terhenyak sebentar, melirik ke belakang dan mematikan rokoknya menggunakan jari telunjuknya sendiri. "Aku hanya membenci Jeon utama, bukan cabang. Aku juga tidak membenarkan jika dia berniat melibas seluruh keluarga kita."

"Aku tahu kau masih peduli terhadap Jeon----"

"Tidak semua." balasnya tak terima atas ucapan Sanghoon yang baginya sedikit melenceng. "Kalian bukan apa-apa tanpa kami."

"............ aku tidak membedakan keluarga kita. Jeon tetap satu, aku menghargai semuanya karena keluarga istriku tidak termasuk dalam anggota utama."

"Bukankah memang begitu seharusnya? Minji juga cuma numpang nama. Paman Jaeguk melarang keras bagi siapapun yang tidak memiliki darah murni Jeon masuk dalam anggota utama. Termasuk istrinya sendiri yang masuk kedalam anggota cabang."

"Tapi Ayahku segera memperbaiki ketentuan itu. Biar bagaimanapun, Ibu dan istriku sudah melahirkan darah murni untuk meneruskan Jeon."

"Makanlah seluruh harta kekayaan itu! Orang-orang brengsek seperti kalian mana paham apa artinya adil."

Sanghoon mengerutkan keningnya sedikit, dia kembali mendekat. Namun niatnya di urungkan lagi pada saat Daehoon memberi ancaman yang sama.

"Aku ingin mengajakmu bekerja sama----"

"Mengapa kau tidak membunuhku saja langsung?"

Jeon Sanghoon menarik nafas panjang dan membuangnya, dengan kedua sudut bibir tertarik hingga membentuk senyum lembut seperti sebelumnya.

That's My Dad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang