600 komentar baru mau lanjut ngk mau tahu!
Pembaca udah semakin banyak tapi yang komentar masa cuma ngandelin orang-orang yang sama sih? Ngk mau bantu nimbrung di kolom komentar? Apa salahnya coba meramaikan paragraf, gratis juga bacanya lagian🤭 yuk bisa yuk muncul di komentar untuk kalian semua yang masih sembunyi-sembunyi 🤭 masa nungguin aku blokir satu-satu dulu, capek juga anjir harus menuju satu persatu akun kalian😵
Mau tamat di chapter berapa nih kira-kira?
Tok.... tok... tok.....
Jungkook tak menghiraukan suara ketukan pintu di ruang kerjanya. Dia terlalu sibuk bersama banyak sekali berkas sialan hingga tersebar sampai di lantai. Ayolah, pemuda Jeon ini bahkan tidak keberatan jika mengungkapkan bahwa sang Paman- MINSUNG sebagai penyebab dari mengapa pekerjaannya menumpuk kali ini.
Tadi pagi pada pukul enam dia sudah di telpon oleh pria Lee tersebut untuk langsung datang ke kantor karena masih banyak kesalahan usai didikte ulang olehnya.
Jungkook disuruh memperbaiki seluruh keseluruhan itu sebelum digunakan pada rapat besar dari para petinggi perusahaan besok pagi. Ya, sejujurnya niat Minsung baik, mencegah agar Jungkook tidak dipermalukan hanya karena sebuah kesalahan kecil. Seluruh petinggi perusahaan pun tahu bahwa Jeon Jaeguk tidak pernah salah, maka dari itu... Jungkook dituntut untuk bisa menjadi pimpinan yang baik seperti Kakeknya.
Tok.... tok.... tok....
"Masuklah atau bila perlu bakar saja pintunya brengsek!" baiklah, cukup tahu saja soal sikap Jungkook yang jika stress... akan lebih mudah emosi dan memaki segala benda baik hidup maupun mati.
"Kau sedang sibuk?"
Jungkook memberi tatapan malas pada sang Ayah, "Pergi saja sana!"
"Aku ingin mengajakmu keluar."
"Bicara saja disini, aku tidak punya waktu meladeni seorang petinggi BIN yang penyakitan dan sulit di bilangi!"
Cukup tahu juga bahwa Sanghoon tidak mungkin kaget mendengar jawaban putranya ini. Dia hanya menampilkan kekehan kemudian segera duduk tepat dihadapan Jungkook, memperhatikan sang putra yang satu tangannya sibuk menulis sementara satunya lagi memegang mouse komputer.
"Ayo keluar."
"Tidak! Tidak mau! Aku malas mendengarkan celotehan Paman Minsung sekaligus Paman Haruki, mengomel sepanjang waktu meksipun mulut mereka sudah berbusa! Aku bahkan yakin kalau mulut-mulut sialan mereka masih bisa berfungsi walaupun terkena racun Polonium!"
Jeon Sanghoon menghela nafas lalu berkata dengan tenang. "Jual saja nama Ayah... mereka tidak akan berani macam-macam."
"Aku tidak yakin, orang-orang bodoh itu bahkan menutup kuping saat aku mengancam akan mengeluarkan mereka dari Jeon!"
Pria paruh baya tersebut tampak tertawa kecil mendengar ujaran putranya. "Ancamanmu lucu, mereka tidak mungkin percaya."
"Sekarang beritahu aku, kenapa Ayah mau-mau saja kemari, berada disini, mengajakku pergi, bahkan meminta untuk menjual nama?!"
"Seseorang memberitahu Ayah bahwa hubungan kita harus di perbaiki."
"Aku sangat berterimakasih pada orang gila yang mau sekali menceramahi pemimpin BIN." sahut Jungkook disertai wajah datar kemudian melanjutkan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's My Dad?
Romance𝗙𝗼𝗹𝗹𝗼𝘄 𝗮𝗸𝘂𝗻 𝗶𝗻𝗶 𝘀𝗲𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮! Wajah, mata, dan yang lebih ajaib lagi... anak laki-laki berusia empat tahun itu memiliki sikap yang benar-benar mirip dengan seorang Jeon Jungkook. Pangeran kampus yang banyak dielu-elukan...