63. Trauma. (darah)

1.3K 235 665
                                    









600 komentar baru mau lanjut.

Maaf banget kalo bahasa kurang ngena ataupun alur ngak nyambung, ataupun sama sekali ngk nge-feel. Mohon dimaklumi, aku ngantuk berat soalnya....

Selamat bobong💜💜💜












































Jungkook duduk di kursi kebesarannya sembari mengetukkan ujung pena pada meja selama berkali-kali. Dia tampak tertawa sendiri melihat pemberitaan dari semua stasiun televisi serta berbagai media-media besar yang menyorot tentang dirinya.






- Jungkook, pimpinan Jeon ke-sembilan resmi mencabut seluruh fasilitas milik Jeon untuk negara ini. Dan karena hal itu, peningkatan dari pengangguran meningkat 65%, ini adalah peningkatan terbesar kedua setelah masa kepemimpinan Jeon Hweji yang saat itu mencapai angka 96%. -









Dia memang tidak bisa melampaui kehebatan Hweji, akan tetapi dia juga cukup merasa senang atas tindakannya ini. Jungkook pun kian merasa lega karena bisa mengancam balik seluruh anggota pemerintah yang ikut melindungi pelaku pembunuhan Kakeknya.

Kondisinya memang berbeda seperti dulu, Hweji yang menarik seluruh fasilitas Jeon karena anggota keluarganya dibantai habis-habisan saat itu. Dia diam, mendapat berbagai macam hinaan serta caci maki namun Hweji justru tidak peduli. Sampai pada akhirnya, publik pun meminta maaf serta para pelaku pembantaian terhadap Jeon mendapat hukuman mati tanpa tersisa.

Itulah mengapa, Jeon masih dianggap sekelompok orang-orang keji oleh seluruh masyarakat. Mereka berpikir bahwa Jeon memiliki sifat tamak, sesuka hati dan kejam. Saat kepemimpinan Jeon Hweji pun banyak sekali orangtua yang melarang anak perempuan mereka dekat dengan Jeon.

Mereka tidak berpikir tentang seberapa kayanya keluarga itu, tetapi yang orang-orang inginkan.... Jeon pantas mengasingkan diri! Mereka tidak cocok berada di tengah-tengah masyarakat. Namun mereka langsung sadar begitu mengetahui satu fakta bahwa Jeon adalah satu-satunya tempat bagi mereka mendapat kecukupan ekonomi.


"Aku akan membawa wajah-wajah keparat itu ke makam Kakek. Aku juga tidak akan memasukan mereka ke dalam penjara, aku ingin memberi siksaan pada mereka dengan caraku. Kakek pernah mengajarkan padaku bahwa hukum bisa di beli, bagi orang-orang yang merasa kurang diadili." Jungkook memandang begitu dalam pada sebuah foto dirinya bersama sang Kakek. Dia belum merasa tenang, sebaliknya... pria tersebut malah semakin ingin menggunakan kekuasaan lain untuk membuat para pelaku itu tidak dapat kabur kemana-mana.

"Daehoon sialan itu.... dimana dia sebenarnya?"

Tok.... tok.... tok.....

Dia menghela nafas lalu mempersilahkan seseorang masuk kedalam ruangannya ini. Rupanya si tamu adalah Lee Minsung, yang selalu ada untuknya dan mendiang sang Kakak sejak dulu.

"Sibuk?"

"Yeah.... seperti biasa."

"Lalu mengapa komputermu malah menampilkan siaran berita?"

Jungkook terkekeh kemudian menunjukan layar komputer tersebut pada sang Paman. "Padahal baru dua hari, tapi sudah sekacau ini?"

"Kau membuat jumlah peminta di jalanan semakin banyak."

That's My Dad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang