39. Name

977 227 474
                                    

Pertama-tama aku minta maaf kalo cahapter ini ngk nyambung dan bikin ngk nge-feel, tadi pas revisi aku ngerasa ada yang kurang aja. Mau ku ubah tapi mata udah ngantuk berat😭

Maaf kalo hasil cahapter ini mengecewakan. Tapi aku harap kalian tetap memberikan komentar dengan meramaikan paragraf.



















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















"Kenapa Kakek hanya diam saja?!" kedua tangan Jungkook mengepal erat. Dia sungguh marah karena sang Kakek tidak bisa berbuat apapun meski melihat cucunya sendiri hampir dibunuh di depan mata.

"Daehoon tidak akan berani macam-macam." sahutnya, tampak santai melihat isi dari sebuah laporan yang Jungkook berikan barusan.

"Apa sikap Kakek pada Hyeong dulu juga begini?"

Perkataannya membuat Jaeguk terdiam lama. Dia melirik sebentar kearah sang cucu, lalu menghela nafas dan mengabaikannya.

"Kek-----"

"Istirahatlah di rumah, bukankah bahumu masih belum membaik?"

"Tolong dengarkan aku, Paman Daehoon adalah dalang sebenarnya dari tewasnya Kijung Hyeong. Dia bahkan berniat membinasakan aku juga,"

Jaeguk masih menundukan kepala dan menarik sudut bibirnya. "Kakakmu bukan bagian dari Jeon, jadi keselamatannya setelah itu tidak ada urusannya denganku."

"Tapi dia tetap cucu Kakek! Dalam darahnya mengalir darah murni Jeon!"

"Pulanglah Jungkook."

Pemuda itu menggertakkan giginya, emosi yang dirinya rasakan kini lebih terasa nyata dan semakin membabi buta. "Sial!"

BRAK!

Jeon Jaeguk menjatuhkan pandangannya kearah pintu ruang kerja itu. Dia terkekeh kecil, lalu menggeleng-gelengkan kepala kemudian lanjut bekerja.

"Mengapa dia tidak bisa sedikit tenang seperti Ayahnya?"

Kembali pada Jungkook, usai bertengkar hebat dengan sang Kakek hari itu... dia memilih untuk segera meninggalkan perusahaan, bahkan Jungkook berjanji untuk bolos kerja selama satu minggu sebagai bentuk marahnya.

Pria tersebut sudah terlanjur kesal, melihat tingkah sang Kakek yang terus bersikap santai seakan tak terjadi apa-apa.

Nyawanya tadi hampir menghilang, anak buah Daehoon jelas-jelas mengarahkan senjata api padanya dan itu tepat dihadapan Jeon Jaeguk.

"Aku akan mengirim Kakek ke Kanada saat berhasil memiliki kekuasaan Jeon secara penuh! Lihat saja nanti!" ancamnya, menatap jengkel kearah jendela ruang kerja Kakeknya dilantai atas sana dari wilayah parkir mobil.

That's My Dad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang