Gisya sudah terdiam cukup lama saat haechan menyatakan perasaannya ke Gisya yang sekian kalinya.
Dia terdiam, sangat nampak dari wajahnya kalau Gisya berfikir keras untuk menjawab ucapan haechan
Di sepanjang perjalan dia hanya terdiam, berfikir, bagaimana menjawab pertanyaan haechan.
Haechan juga begitu hanya terdiam, tak tahu mau berbicara apa lagi.
Sampai tak terasa motor haechan berhenti tepat di depan rumah Gisya.
Sepanjang perjalanan mereka berdua saling diam, membuat perjalanan tidak terasa.
Gisya turun dari motor, berdiri di samping haechan lalu ingin membuka helmnya.
Haechan dengan sigap membantu Gisya membuka helm "Gw ga minta lu jawab sekarang sya—gw mau lu jawab ketika lu siap... Tapi jangan lama-lama, lu tau kan nunggu itu ga enak?—" ucap haechan sambil melepaskan helm Gisya.
Gisya mengangguk.
Haechan tersenyum "Ini terakhir sya—lu pikirin baik-baik ya..." Ucap haechan.
Dahi Gisya berkerut, dia sedang mencerna perkataan haechan.
"Yaudah... Masuk gih, gw mau pulang, ntar gw cht berarti gw udah mesenin goofood buat lu sama adik lu—"
Gisya hanya bisa mengangguk.
Haechan menyalakan motornya "Hati-hati Chan..." Ucap Gisya, haechan mengangguk.
Haechan menutup kaca helmnya lalu perlahan berjalan meninggalkan Gisya yang masih berdiri depan rumahnya sambil menatap haechan yang semakin jauh, semakin hilang.
"Maksud haechan... Ini terakhir kalinya dia nembak gw?—" ucap Gisya setelah haechan hilang dari pandangannya.
Gisya terdiam sebentar, masih memikirkan perkataan haechan yang sulit dia mengerti.
Gisya berbalik badan lalu masuk ke dalam rumahnya.
.
.
.Drettt~drettt~drettt
Ponsel Gisya berbunyi, Gisya yang sedang duduk sambil menonton tv bersama adiknya, langsung menatap ke arah ponselnya.
"Sabar ya Dede... Kakak angkat telfonnya dulu—"
Gisya berjalan beberapa langkah dari adiknya yang sedang asyik menonton film cartoon di tv.
"Halo Chan..."
"Halo sya—gw cuma mau nanya, gimana makanan yang gw gofood-in ke rumah lu? Enak ga?" -Haechan
"Enak ko Chan... Si Angga makanannya lahap bener, di habisin, enak ko, enak banget malah—" ucap Gisya sambil tersenyum.
"Syukur Alhamdulillah... Itu makanan kesukaan gw, gw hampir tiap hari mesen makanan itu... Biasalah kalau bunda gw gak masak, gw mesen itu, rasanya mirip-mirip lah sama masakan bunda gw, walaupun masakan bunda gw jauh banget lebih enak—" -Haechan
"Pantes aja... Enak ko, gw suka banget malah sama seafood gitu... Cumi asam manisnya paling enak, kalau Angga sukanya cumi goreng tepung—" Gisya sekali-kali menatap Angga yang masih fokus menonton film cartoon di tv.
"Oh ya? Cumi asam manis emang kesukaan gw juga... Enak banget tau... Apalagi pake nasi anget, beh— sedap pisan... Syukur deh kalau ya lu sama adik ku suka, nanti gw pesenin lagi—"-Haechan
Gisya sedikit tertawa mendengar haechan yang bahasanya udah kecampur.
"Iya Chan... Makasih ya, ga usah repot-repot, gw ga enak sama lu" ucap Gisya.
"Kalau demi orang yang gw suka mah... Gw ga merasa di repotkan sama sekali sama lu, ga usah ngerasa gitu, malah gw seneng banget tau sya—"-Haechan
Gisya tersenyum, wajahnya sedikit memanas mendengar ucapan haechan yang begitu manis.
"Makasih Chan..."
"Sama-sama sya—" -Haechan
Gisya terdiam, cukup lama.
"Halo sya? Haloww—" -Haechan
Haechan heran kenapa Gisya terdiam, haechan berusaha berbicara.
"Halo sya? Haloww syaa—" -Haechan
Telfon belum terputus.
Tak lama Gisya mulai berbicara "iya Chan... Gw di sini"
"Kenapa diam sya?" -Haechan
"Tentang tadi siang... Gw udah ada jawabannya..."
.
.
.
.
.Ko gw yang dag-dig-dug serr😭
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Big Boss -Park Jisung
Любовные романы"Kamu setinggi langit, aku hanya serendah tanah... Kenapa kamu ingin bersamaku?" -Lee Gisya Queensya