Gisya dan Angga duduk di ruang tamu sambil menonton tv untuk menunggu Jeno datang menjemput mereka berdua.
Tok~tok~tok~
Ada yang mengetuk pintu rumah Gisya dan Angga.
Angga langsung spontan menatap Gisya
"Itu pasti temennya kakak—"Gisya mengangguk sambil tersenyum ke arah Angga "Bukain gih pintunya—" ucap Gisya.
Angga tersenyum lalu lari arah pintu untuk membukanya.
Gisya yang sudah tau pasti itu Jeno langsung spontan ikut berdiri.
Pintu rumahnya terbuka "Selamat malam, ada Gisya ga—" ucap Jeno sambil tersenyum menatap Angga.
Angga menganga dan mematung menatap Jeno.
Gisya berjalan menghampir Jeno "Iya pak..." Gisya berdiri di belakang Angga yang sedari tadi menatap kagum ke jeno.
Gisya memegang pundak Angga "Dek... Ayo om Jenonya udah datang"
Jeno tersenyum melihat penampilan Gisya yang sangat elegan, apalagi dress yang Gisya pakai adalah pemberian dari Jeno.
Jeno menatap Angga "ternyata bener ya kata Gisya, kamu memang mirip sama saya—" Jeno menunduk lalu mengelus rambut Angga.
.
.
.Jeno, Gisya dan Angga sedang berada di mobil dalam perjalanan menuju restoran yang Jeno telah siapkan untuk makan malam mereka bertiga.
"Dede besok sekolah ga?" Tanya Jeno ke Angga yang duduk di kursi belakangnya.
Angga sedikit maju "Dede besok sekolah"
"Besok sekolah dia pak... Masuk pagi" tambah Gisya.
"Gitu ya... Karena perjalanannya masih agak jauh, Dede bisa tidur dulu di situ, biar besok bangunnya ga telat... Ntar kalau bangunnya telat yang di marahin sama Gisya itu om..." Ucap Jeno
Gisya langsung menatap Jeno dengan tatapan tidak setuju.
"Lah ko jadi saya pak? Kan bapak bosnya masa saya yang marahin bapak—" ucap Gisya.
"Dari awal ketemu sampai sekarang kamu selalu marahin saya—"
Gisya tampak berfikir "Kayaknya iya... Eh engga deh—" Jeno hanya menggelengkan kepalanya.
Perjalanan mereka di temani oleh musik classik yang Jeno putar di speaker mobilnya.
Jeno selalu bertanya kepada Gisya dan Angga bergantian.
Pertanyaan yang random agar tak terasa perjalanan ke restoran.
"Sabar ya dek—dikit lagi sampai ko" ucap Jeno.
"Iya om... Dede belum ngantuk ko, masih kuat matanya ini" ucap Angga sambil melototkan matanya.
Gisya dan jeno tertawa melihat tingkah lucu Angga.
Beberapa menit kemudian akhirnya mereka sampai di restoran yang Jeno maksud.
Jeno memarkirkan mobilnya tepat di depan restoran.
"Ayo turun—" ucap Jeno setelah selesai memarkirkan mobilnya.
Jeno turun duluan untuk membuka pintu Gisya.
Jeno membukakan pintu "Makasih pak—"
Jeno tersenyum, lalu Jeno tak lupa juga membiakkan pintu untuk Angga.
"Ruang makan kita udah di sediakan, ayo masuk—" Jeno jalan bersampingan dengan Gisya yang memegang tangan adiknya.
"Selamat malam pak... Atas nama siapa?" ucap pelayan yang mendatangi Jeno.
"Atas nama Lee Jeno"
"Baik pak... Ruangan VIP lantai 2, untuk 3 orang, silahkan tanda tangan pak—" Jeno menandatangi sebuah kertas.
"Mari pak saya antarkan—" Jeno, Gisya dan Angga mengikuti pelayan tersebut.
Mereka menaiki lift untuk naik ke lantai dua di restoran ini.
Jeno mengelus rambut Angga "Kamu udah lapar ya dek?" Tanya Jeno.
Angga menatap Jeno sambil menggelengkan kepalanya "Engga ko—"
Jeno tersenyum "Syukur deh..."
"Wah... Keluarga bapak dan ibu sangat bahagia... Anaknya juga sangat mirip sama ayahnya—Usia pernikahannya sudah berapa lama ya?" Tanya pelayan membuat Gisya melotot.
"Ta-tapi—"
Jeno tersenyum "Udah 11 tahun..." Ucapan Gisya di potong oleh Jeno.
.
.
.
.
.Anjir Jeno😭 gw klo udah jadi Gisya udh terbang kesana kemari hati gw🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Big Boss -Park Jisung
Romance"Kamu setinggi langit, aku hanya serendah tanah... Kenapa kamu ingin bersamaku?" -Lee Gisya Queensya