Gisya sedang merapihkan baju dan beberapa barang-barangnya lalu di masukkan ke dalam koper.
Gisya akan berangkat besok siang kembali ke Korea.
Gisya sangat yakin ingin kembali ke Korea, ke kampung halamannya. Memang firasat Gisya untuk ikut pulang ke Jeno sangatlah kuat.
Akhirnya setelah mendengar penjelasan dari Jeno, Gisya langsung sadar selama ini dialah yang bodoh, selalu saja di bodohi oleh Jisung.
Selalu saja dia bodoh soal cinta. Selalu gagal dalam hal itu.
Gisya terlalu polos.
Mungkin karena umurnya yang masih muda membuatnya seperti itu.
Setelah merapihkan baju dan juga barang-barangnya ke dalam koper, Gisya bergeser untuk merapihkan baju dan barang-barang milik Angga.
Gisya menatap Jeno dan Angga sedang menonton televisi sambil besenderan.
Gisya tersenyum dan merasa bahwa keputusan mereka untuk pergi dari Jisung adalah hal yang tepat.
"Ah... Selesai... Tinggal berangkat" ucap Gisya setelah menutup kedua kopernya.
Gisya dan jeno telah merencakan kepergian mereka untuk kembali ke Korea.
Pesawat mereka jam 9 pagi, setelah Jisung pergi meeting mereka akan pergi ke bandara lalu pulang tanpa sepengetahuan Jisung.
Walaupun Jisung akan mengetahui kepergian mereka, jeno tidak akan membiarkan Jisung menghalanginya.
Kalau jisung macam-macam, jeno akan bertindak lebih parah dari pada yang kemarin.
Kalau bukan Gisya yang meminta untuk mereka pergi tanpa sepengetahuan Jisung, Jeno tidak akan perduli Jisung mau tahu atau tidak, dia hanya mengikuti permintaan Gisya.
"Udah sya?" Teriak Jeno dari bawah sambil menatap Gisya yang sedang berada di kamar atas.
Gisya memunculkan kepalanya "Udah pak... Tinggal ransel bapak ya... Saya beresin dulu" teriak Gisya dari atas.
Lalu Jeno mengangguk sambil mengajungkan jempolnya. Gisya tersenyum lalu melanjutkan untuk merapihkan ransel milik jeno.
.
.
.Walaupun sedikit hujan dan langit mendung, tidak menghalangi Jeno, Gisya dan Angga untuk pulang.
Perjalan mereka dari apartemen ke bandara sama sekali tidak ada hambatan, tidak ada yang mencurigakan dari gerak gerik mereka.
Jisung juga tampak biasa saja.
Rencana mereka untuk pergi tanpa sepengetahuan Jisung akhirnya berhasil.
Mereka sudah tenang duduk di dalam pesawat yang 2 menit lagi sudah akan lepas landas.
Jeno dan Gisya duduk bersebelahan, Angga duduk di depan bersama bodyguard Jeno yang selama ini membuntuti Gisya dan Jisung selama berada di America.
Gisya tak masalah dengan itu, selama demi keselamatannya.
Mereka berempat naik di Business class itu karena Jeno yang memilih agar Gisya aman dan nyaman selama perjalanan yang sangat jauh.
Tenang saja, sesampainya mereka di Korea, mereka akan di sambut oleh orang tua Jeno dan juga Tante gresya.
Jeno sudah menceritakan semuanya kepada keluarganya dan juga keluarga Gisya.
Jeno yang memang sangat menyukai Gisya sejak awal bertemu merasa sangat senang, akhirnya dia bisa memiliki Gisya sepenuhnya.
"Saya udah cerita semuanya ke keluarga kamu... Ke keluarga saya juga... Mereka mengerti... Keluarga menyarankan kita untuk menikah agar tidak menjadi bahan fitnah... Kalau menurut kamu gimana sya?" Ucap jeno sambil menatap Gisya.
Gisya mengangguk pelan karena malu-malu "Te-terserah bapak aja... Saya juga ga enak... Kenapa malah bapak yang bertanggung jawab..." Gisya sedikit salah tingkah.
Menurutnya pembahasan seperti ini sangat jarang di bahas karena umurnya yang masih sangat muda.
"Gapapa... Karena saya memang udah lama suka sama kamu..." Ucapan Jeno membuat pipi Gisya memanas.
Gisya benar-benar salah tingkah.
.
.
.
.
.Ya Allah kenapa Jeno cuma satu di dunia ini😭
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Big Boss -Park Jisung
Romance"Kamu setinggi langit, aku hanya serendah tanah... Kenapa kamu ingin bersamaku?" -Lee Gisya Queensya