Tiga bulan kemudian~
Hari ini tepat di mana hari gisya telah resmi bercerai dengan Jeno.
Setelah melewati proses yang sangat panjang dan banyak drama dari Jeno yang akhirnya mereka tetap bercerai.
Gisya kembali tinggal di rumah dulunya bersama Angga. Mereka kembali hidup normal dan damai sentosa.
Kembali ke awal mereka hidup dengan damai.
Usia kandungan Gisya sudah memasuki sembilan bulan, dan itu berarti tinggal mengitung hari saja untuk Gisya melahirkan.
Tenang saja, walaupun Gisya dan Angga tinggal berdua di rumah, Jisung setiap hari merawat Gisya dan Angga.
Jisung setiap hari datang untuk mengurus, memasak, dan melakukan banyak hal untuk mengurangi aktivitas Gisya karena perut Gisya yang sudah sangat besar membuat Gisya sulit untuk melakukan banyak aktivitas berat.
Angga ikut membantu Jisung untuk menyelesaikan urusan pekerjaan rumah.
Gisya juga tentunya membantu tetapi Jisung tidak membiarkan Gisya melakukan hal-hal berat.
Gisya dan Jisung memang tidak tinggal bersama, atau lebih tepatnya belum.
Gisya merasa dia masih bisa tinggal berdua dengan Angga sebelum anak mereka lahir.
Tetapi jika anak mereka lahir, tentu saja Jisung akan 24 jam menjaga anaknya.
Jisung masuk ke dalam rumah Gisya sambil membawa kantong kresek hitam berisikan rujak pesanan Gisya.
"Sya—ini makan dulu... Aku udah beliin kamu rujak yang kamu minta tadi—" Jisung baru saja datang, dia baru pulang dari kantornya dan langsung datang ke rumah Gisya.
Angga berlari ke arahnya "Halo om... KK Gisya lagi di kamar mandi..." Ucap Angga sambil menyambut hangat kedatangan Jisung.
"Udah lama kak gisya-nya di kamar mandi? Atau baru aja dek?" Tanya Jisung.
Angga ngangguk "Udah... Sekitar 5 menit kayaknya om... Mungkin lagi buang air besar kali kakak... Kita tunggu aja—"
Jisung mengangguk "Yaudah kita duduk aja yuk... Ini om bawa rujak ga pakai ketimun terus bumbu rujaknya ga pedes banget—dede yang request kan?"
Jisung dan Angga duduk di sofa, lalu membuka kantong kresek berisikan rujak.
"Makasih om... Dede sebenernya kuat ko makan pedes-pedes... Cuma takut di marahin kakak, soalnya aku suka sakit perut kalau makan pedes-pedes"
"Iya... Aku yang marahin Dede makan pedes-pedes... Aku juga bakalan marahin kamu kalau kamu makan pedes-pedes juga—" Gisya jalan menghampiri Jisung dan Angga yang sedang duduk menikmati rujak.
Gisya baru saja selesai berperang di kamar mandi.
Gisya berjalan sambil mengelus-elus perutnya yang sudah sangat besar.
"Wih... Bumil cantikku... Sini-sini makan rujak nih... Kesukaan kamu—" Jisung berdiri lalu menghampiri Gisya.
Jisung memegang tangan Gisya lalu membawa Gisya untuk duduk di sofa.
"Ini tuan putri tercantik punya... Ini ya sayang... Makan" Jisung membukakan rujak untuk Gisya.
Gisya menatap Jisung yang sedang sibuk mengoceh sambil membuka bungkusan plastik rujak.
"Ini yang pedes mampus... Yang ga pakai timun... Jeruknya di banyakin nanasnya di banyakin tapi boong... Ga boleh makan nanas banyak-banyak jadi aku banyakin mangga aja—" Jisung memang paling senang kalau melihat Gisya sudah yang sudah mulai merajuk.
Menurut Jisung wajah Gisya ketika merajuk itu sangat lucu.
Gisya menatap Jisung dengan wajah datarnya.
"Pedes sayang... Sesuai request kamu... Aku sama Dede aja ga makan pedes karena kamu ngelarang... Masa kamu makan pedes padahal kamu yang ngelarang... Ini buka mulut... Ah..." Jisung mau menyuapkan rujak untuk Gisya.
"Makanya... Kalau ga mau di larang, kamu hamil juga dong!" Ucap Gisya lalu memakan rujak yang Jisung suapkan.
"Tapi... Aku kan cowok... Gimana cara hamilnya? Yang bener aja kamu?!" Ucap Jisung yang merasa ucapan Gisya tidak masuk akal.
Gisya cengengesan menatap Jisung yang merasa tertindas.
.
.
.
.
.Jeno sad boy... Guys setuju ga kalau gue buat cerita ttng Jeno?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Big Boss -Park Jisung
Любовные романы"Kamu setinggi langit, aku hanya serendah tanah... Kenapa kamu ingin bersamaku?" -Lee Gisya Queensya