Jeno dan Angga baru saja tiba di apartemen. Jisung dan Gisya yang menjemput mereka di bandara.
Mereka berdua tampak seperti bapak dan anak.
Jisung dan Jeno berdiri di belakang gisya dan angga. Mereka berempat berada di dalam lift untuk menuju keantai apartemen mereka.
Tangan Gisya di genggam oleh Angga, Gisya tersenyum melihat adiknya tiba di America dengan sehat dan selamat.
"Kakak tinggal di lantai berapa?" Tanya Angga saat mereka berempat berada di dalam lift.
"Lantai 7 dek... Abis ini Dede istirahat dulu ya? Ga boleh main-main dulu... Ga boleh berisik juga, itu om Jeno sama om Jisung mau istirahat.." ucap Gisya Angga mengangguk.
"Gapapa ko sya... Kita juga udah banyak tidur di pesawat— yakan Dede?" Ucap Jeno Angga kembali mengangguk.
"Iya sya... Lagian gapapa ko... Angga bukan anak yang berisik kalau lagi main" ucap Jisung.
"Makasih ya pak udah mau bawa sekaligus jagain adik saya..." Ucap Gisya sedikit membungkuk.
"Sama-sama... Gapapa sih... Lagian saya kesini buat jenguk adik saya juga, sekalian aja bawa adik kamu, biar bisa jenguk kamu juga... Lagian adik kamu ga repotin sama sekali ko... Dia anak baik, anteng banget di pesawat ga banyak tingkah... Dia cuma bilang mau cepet-cepet ketemu kamu... Ga sabar katanya" Jeno mengelus rambut Angga.
Gisya tersenyum "maaf ya kakak ninggalin kamu sendirian..."
"Gapapa ko kak... Sekarang kan Dede udah sama-sama kakak lagi..." Ucap Angga sambil tersenyum.
Gisya mengangguk "Iya bener..."
Lalu pintu lift terbuka, mereka berempat keluar dari lift lalu berjalan menuju apartemen.
.
.
.Gisya sedang memasak di dapur, untuk menyiapkan makan malam.
Jisung, Jeno dan Angga sedang tertidur pulas di sofa.
Mereka bertiga tampak lelah habis bermain-main bersama.
Gisya yang dari tadi hanya berbaring berinisiatif untuk membuatkan makan malam untuk mereka bertiga.
"Kalau pak Jisung sukanya kangkung tumis di campur bunga pepaya... Tapi tadi ga ada bunga pepaya... Yaudah kangkung tumis aja, kalau pak Jeno sukanya daging-dagingan... Yaudah aku masak semur daging aja, kalau Dede sukanya ayam goreng... Yaudah aku masakin aja tiga-tiganya"
Sepulang dari bandara menjemput jeno dan Angga, Gisya meminta kepada Jisung untuk singgah membeli bahan masakan di supermarket.
Gisya meminta untuk membeli bahan makanan agar Gisya bisa masak makanan untuk mereke bertiga.
Sekalian mengisi kulkas dan bahan-bahan dapur. Mereka baru pindah jadi tidak ada apa-apa yang bisa di masak.
Jeno yang mencium bau masakan jadi terbangun dari tidurnya.
"Hmm... Harum banget... Gisya masak apa ya?" Jeno melihat Gisya sedang sibuk memasak di dapur.
Jeno merapihkan rambutnya sambil berjalan ke dapur untuk menghampiri Gisya yang sedang sibuk memasak.
"Masak apa sya? Saya bantuin ya?" Tawar Jeno, yang tiba-tiba sudah muncul di dapur.
Dengan wajah mengantuk ya, Jeno berjalan ke wastafel untuk mencuci mukanya.
"Eh... Ga perlu ko pak... Ini udah mau selesai, bapak duduk aja... Nanti saya bangunin pak Jisung sama adik saya—" ucap Gisya sambil menatap Jeno yang sedang mencuci wajahnya.
"Ah... Seger...." Jeno telah selesai mencuci wajahnya.
"Yaudah saya bangunin Jisung sama adik kamu—" Jeno berjalan kembali ke sofa untuk membangunkan Jisung dan Angga yang sedang tidur sambil berpelukan.
Jeno datang menghampiri Jisung dan Angga "Masih sore juga... Udah main peluk-pelukan..." Ucap jeno menggeleng meliha Jisung dan Angga tidur sambil berpelukan layaknya ayah dan anak.
.
.
.
.
.Ayangku 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Big Boss -Park Jisung
Romance"Kamu setinggi langit, aku hanya serendah tanah... Kenapa kamu ingin bersamaku?" -Lee Gisya Queensya