•89

194 12 3
                                    

Angga berjalan ke dapur untuk memasak bubur untuk Gisya. Angga memang anak yang baik dan sangat care, dia memang sangat menyayangi Gisya.

Gisya dan Angga memang sibling goals.

Jeno yang khawatir Angga bersentuhan dengan dapur langsung menghampiri Angga.

"Dede... Nanti om yang masakin ya" Jeno cepat-cepat menghampiri Angga yang hendak memasak bubur untuk kakaknya.

"Hm? Gapapa ko... Dede bisa-" ucap Angga.

Jeno menggeleng "Ga usah... Kamu temenin Gisya aja ya? Nanti om yang masakin, sekalian mau masak makan malam, gih temenin kak gisya-"

Angga yang memang anak penurut dan tidak suka membantah.

"Makasih ya om... Dede temenin kakak dulu-" Angga pergi dari area dapur.

Lalu seperti yang Jeno bilang, Jeno melanjutkan memasak bubur dan juga memasak makan malam untuk mereka bertiga.

Walapun agak susah bagi Jeno untuk memasak dengan tangannya yang sakit, tetapi dia bisa cuma harus pelan-pelan saja.

Jeno mulai memasak bubur dan di lanjtkan dengan memasak makan malam untuk mereka bertiga.

Angga kembali menghampiri Gisya yang sedang duduk terdiam di sofa.

Gisya sepertinya masih shock akibat ulah Jeno.

"Kakak... Sabar ya... Om Jeno lagi masakin bubur buat kakak-" ucap Angga sambil berlari menghampiri Gisya.

Gisya menotice ucapan Angga, Gisya menatap ke arah dapur melihat jeno sedang sibuk memasak.

Gisya ingin membantu Jeno cuma Gisya masih terlalu kesal untuk membantunya.

Jadi Gisya membiarkan Jeno untuk memasak.

"Kakak mau Dede anter ke kamar? Atau kakak mau minta tolong apa ke Dede?"

Angga terus bertanya kepada Gisya, terlihat jelas kalau Angga sangat khawatir dengan keadaan saudara perempuannya itu.

"Engga usah dek... Kakak bisa ko sendiri... Tapi nanti aja ya kakak ke kamar sendiri" sepertinya Gisya belum mau ke kamar.

Dia mau duduk menenangkan pikirannya di sini. Gisya tahu kalau dia ke kamar Jeno akan menyusulnya.

Jadi Gisya lebih baik di sini dulu, biar dia tidak luluh dengan kata-kata manis jeno.

.
.
.

Gisya sedang berbaring di kamar, dia baru saja habis makan malam dan langsung naik ke atas untuk berbaring di kamar.

Gisya merasa kalau dia sangat lelah hari ini jadi gisya memutuskan untuk berbaring di kamar.

Gisya mengelus-elus perutnya.

Gisya tersenyum ketika merasakan bayinya merespon dengan menendang-nendang perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gisya tersenyum ketika merasakan bayinya merespon dengan menendang-nendang perutnya.

"Iya nak... Maafin mami ya baru ngajak ngobrol, tadi mami habis makan... Sekarang mami udah ngantuk, ayo kita bobo ya nak-" ucap Gisya sambil mengelus perut buncitnya.

Gisya memang rutin untuk mengajak ngobrol bayi yang ada di dalam kandungannya.

Dia senang kalau bayinya merespon dengan cara menendang.

Gisya memang sangat suka kalau berbicara lalu mendapatkan respon.

"Bobo ya nak... Udah malam... Ga boleh begadang... Masih kecil harus banyak bobo ya nak-" Gisya masih melanjutkan obrolannya.

"Udah kenyang kan? Jangan buat mami bangun tengah malam lagi ya karena kelaparan... Mami ngantuk bangun buat makan aja" Gisya melihat perutnya yang bergerak-gerak.

Gisya mengajak ngobrol bayinya sampai dia tertidur sendiri.

Bajunya masih terangkat membuat perutnya sangat terekspos.

Jeno masuk ke dalam kamar sambil melihat Gisya yang sudah tertidur.

Jeno menatap Gisya yang sudah tertidur di kasur Gisya tidur menghadap ke atas, menghadap ke langit,-langit kamar.

Jeno duduk di kasur dengan perlahan.

"Aduh... Nanti masuk angin ini-" jeno perlahan menarik baju Gisya agar perutnya tertutup.

Jeno menarik selimut untuk menutupi tubuh Gisya. Jeno takut Gisya masuk angin dan akhirnya jatuh sakit.

.
.
.
.
.

Double kiiill⛓️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Double kiiill⛓️

[✓] Big Boss -Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang