•22

300 33 0
                                    

"Maaf pak... Tapi saya harus pulang sehabis ngantor... Kasian adik saya di rumah sendirian—" Gisya menolak ajakan Jeno dengan halus.

Jeno nampak berfikir "Hmm... Gimana kalau kita makan malam ajak adik kamu juga?"

Gisya kembali melotot "Bu-bukan gitu pak..." Gisya bingung harus bicara apa lagi.

"Terus apa? Gapapa kali... Atau mau makan di rumah kamu aja? Nanti kita delivery makanan aja—" tawar Jeno lagi.

Gisya kembali berfikir keras, bagaimana yang terbaik untuk menolak ajakan makan malam Jeno.

"Gimana? Makan di luar atau di rumah kamu nih sya? Pilih aja—" ucap Jeno sambil tersenyum.

Gisya tak tahu lagi harus menolak Jeno dengan cara apa.

"Ya-yaudah deh pak... Kita makan di luar aja" ucap Gisya sedikit pasrah.

"Nah gitu... Nanti kamu pulang dulu, jam 7 malam saya jemput—" ucap Jeno lalu berdiri.

Jeno mengambil jasnya yang ada di atas sofa.

Gisya menatapnya "Iya pak..." Gisya tak tahu harus apa lagi.

Jeno berjalan ke arah pintu "Yaudah saya balik dulu ke kantor saya... Sampai ketemu nanti malam" ucap Jeno sambil berjalan keluar dari ruangan Gisya.

Gisya bernafas lega saat Jeno sudah keluar dari ruangannya.

"Ga boleh kalau mau makan malam di rumah gw... Kalau lagi makan bareng terus haechan datang, terus haechan ngamuk? Berantem sama Jeno, aduh bisa kacau banget ini mah... Gw tau haechan itu anaknya cemburuan banget, jadi lebih baik mencegah dari pada berantem"

Benar kata Gisya, haechan itu posesif banget. Sama penampilan Gisya aja dia posesif apalagi sama cowok.

Bisa kacau itu kalau sampai Haechan dan Jeno bertemu.

Adu otot jadinya.

.
.
.

Gisya sedang berada di pantry yang ada di lantai ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gisya sedang berada di pantry yang ada di lantai ruangannya.

Di perusahaan ini setiap lantainya ada di sediakan pantry.

Gisya sedang membuat kopi, Gisya mengantuk jadi dia memutuskan untuk membuat kopi.

"Huaaa—ngantuk banget" ucap Gisya sambil menguap karena ngantuk.

Gisya sedang mengaduk kopinya sambil melamun.

"Ngantuk ya?"

Gisya tersentak karena tiba-tiba ada yang bertanya kepadanya.

"Astaghfirullah" Gisya mengusap dadanya terkejut.

Jisung tertawa "Hahaha... Ada-ada aja... Saya nanya doang sampai kamu kaget gitu, ngelamun ya? Ngantuk kan?—"

Jisung memang sedikit iseng.

"Hehe... Iya nih pak, ngelamun juga... Ngantuk juga..." Ucap Gisya cengengesan.

Jisung hanya bisa menggeleng "Buatin kopi buat saya juga dong... Sekalian, nitip satu gelas aja—" ucap Jisung yang di akhiri dengan nyengir.

"Bo-boleh dong pak... Bapak duduk aja nanti saya buatkan buat pak jisung—"

Gisya dengan senang hati membuatkan kopi untuk Jisung.

"Makasih ya sya—" Jisung berjalan lalu duduk di meja bulat kecil yang terdapat dua kursi.

Jisung bermain handphone sambil sesekali melirik Gisya yang sedang membuatkannya kopi.

"Ini kopinya mau manis apa pahit? Gulanya yang buat diabetes apa engga? Mau kopi dingin apa engga?" Pertanyaan bertubi-tubi datang menghampiri Jisung.

Jisung menarik nafas "Kopinya dua sendok, gulanya satu sendok, kopi panas tapi jangan panas banget, angetlah—"

Jisung menjelaskan bagaimana kopi yang dia sukai.

"Oh... Siap pak, di tunggu ya..." Gisya langsung membuatkan kopi seusai dengan permintaan Jisung.

Jisung kembali bermain handphone.

Tak lama, Gisya datang membawa dua cangkir kopi panas untuknya dan untuk Jisung.

"Ini pak kopinya..." Gisya menaruh cangkir di meja depan Jisung.

Jisung menarikkan kursi untuk Gisya duduk di sebelahnya.

"Wah... Makasih ya sya—"

"Sama-sama pak..."

.
.
.
.
.

Echan anak gantengku ga boleh jadi sadboy😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Echan anak gantengku ga boleh jadi sadboy😭

[✓] Big Boss -Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang