"Ah... Tante dengar dari mana?" Ucap Gisya dengan canggung.
"Dari Dede... Tadi pagi Tante ke sekolah Dede buat ngantarin bekal... Biar Dede makannya banyak, biar cepet gede..."
Ternyata Gresya sebelum ke kantor dia menyempatkan diri untuk mengunjungi Angga di sekolahnya tadi pagi.
"Cie... Jadi pak Jeno apa pak Jaemin ini... Ehem-ehem..." Viola mengejek Gisya.
"Cie... Jalan sama pak jeno—" Gresya ikut meledek Gisya yang sudah mulai salah tingkah.
"A-apaan sih—" ucap Gisya yang salah tingkah dan malu-malu.
Tok~tok~tok~
Mereka bertiga spontan terdiam, matanya semua tertuju pada pintu.
"Permisi—"
Viola langsung berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu.
"I-iya sebentar—"
Lalu Viola membukakan pintu, Gresya dan Gisya menatap Viola.
"Eh—pak..." Ucap Viola kaget.
Jisung sedikit tersenyum "Gisya ada?"
Viola langsung menatap Gisya "A-ada di dalam pak... Silahkan masuk"
Gisya ikut kaget saat namanya di sebut oleh Jisung.
"Ga... Ga perlu... Gisya tolong ke ruangan saya—"
"Baik pak—" Gisya langsung berjalan keluar dari ruangan Viola.
"Tan... Kak... Saya permisi ya—" ucap Gisya lalu berjalan mengikuti Jisung.
Gisya berjalan di belakang Jisung.
"A-ada apa ya pak?" Tanya Gisya ke Jisung yang tiba-tiba memanggilnya ke ruangan.
"Ikut aja... Ga usah nanya..." Ucap Jisung tanpa menoleh ke arah Gisya.
"Baik pak—"
.
.
.Gisya sedang berada di ruangan Jisung, Jisung duduk di kursinya sambil melipat tangan ke depan dadanya.
"Duduk—" ucap Jisung, Gisya duduk di kursi yang tepat berada di hadapan Jisung.
Jisung menatap Gisya "Tadi malam kamu pergi sama saudara saya?"
Gisya kaget karena pertanyaan yang Jisung lontarkan.
Gisya terdiam sambil menunduk.
Gisya sedang berfikir dia harus menjawab apa. Iya atau tidak, kalau dia jawab iya, dia tidak tahu masalah apa yang akan dia dapatkan kalau dia menjawab tidak, itu bakalan jadi masalah besar karena dia berbohong.
"Ma-maaf pak... Saudara bapak kan ada dua... Yang mana ya pak?" Gisya tidak tahu harus menjawab apa.
Jisung menarik nafas berat "Oh... Jadi selama ini kamu deket sama kedua saudara saya ya..."
Gisya spontan menggeleng "Engga pak!"
Jisung menatap Gisya "Siapa lagi... Abang saya lah... Jeno—"
Mata Gisya membulat, dia benar-benar kaget dan tidak menyangka Jisung akan tahu tentangnya dan Jeno.
"Jawab dong! Saya nanya—"
"I-iya pak..."
"Bagus! Ba-bagus... Syukur deh kalau bang Jeno udah mulai tertarik lagi sama perempuan... Terimakasih"
Gisya menatap Jisung sampai tak tahu harus menjawab apa. Ucapan Jisung sangat tidak sesuai dengan ekspektasinya.
"Ha? gimana pak?" Gisya tidak mengerti.
"Sudah... Nanti siang... After lunch... kamu ikut saya ya?—"
"Kemana pak?" Gisya semakin bingung dengan sikap Jisung.
Jisung berdiri lalu berjalan ke samping Gisya "Ikut aja... Kamu boleh kembali ke ruangan kamu—" ucap Jisung dengan santai.
Gisya yang tidak paham tentang apa yang di maksud Jisung.
Gisya berdiri "Permisi pak.. saya balik ke ruangan saya" ucap Gisya lalu berjalan keluar dari ruangan Jisung.
"Boleh-boleh... Silahkan... Makasih ya sya"
Ucap Jisung tiba-tiba berterima kasih kepada gisya, membuat Gisya semakin bingung.Gisya telah keluar dari ruangan Jisung, dia sedang berjalan menuju ruangannya yang hanya bersebelahan dengan ruangan Jisung.
"Apaan sih... Bos jakung itu aneh banget! Ngeselin tau ga, nanya itu doang, ga penting banget terus itu kan urusan pribadi gw... Ngapain sih dia!!" Gisya terus saja berbicara sendiri sampai ke ruangannya.
.
.
.
.
.
Jisung rada aneh emg sya😭
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Big Boss -Park Jisung
Romance"Kamu setinggi langit, aku hanya serendah tanah... Kenapa kamu ingin bersamaku?" -Lee Gisya Queensya