"hah?! apaan sih lu bang!" ucap Jisung tidak terima.
Jeno menatap Jisung "Lu kalau engga mau tanggung jawab, diam aja... Untung ini gw... Kalau jaemin lu udah habis, sehabis-habisnya di tangan dia... Mati lu kalau jaemin..."
Benar kata Jeno, untung yang datang itu Jeno bukan Jaemin. Kalau yang datang jaemin, luka Jisung akan sangat jauh lebih parah dari pada luka yang dia dapatkan dari Jeno.
Jaemin lebih banyak bertindak dari pada berbicara.
"Besok kamu sama Angga kemasin barang-barang ya... Kita pulang... Saya yang bakalan tanggung jawab, saya yang bakalan ngomong ke orang tua saya, ke ibu Gresya juga... Mereka semua urusan saya... Kamu tenang aja... Kamu, Angga dan anak yang kamu kandung akan selalu memiliki ayah..." Jeno mengelus rambut Gisya.
Gisya tak menjawab dia hanya terdiam tapi kepalanya sangat berisik.
"Kamu ga usah berharap sama orang kayak Jisung sya—omongan dia ga bisa di percaya... Kamu lihat sendiri kan? Dia diem aja? Dia itu ga mau tanggung jawab, dia bisa saja nyuruh pacarnya datang ke sini, tinggal di sini sama kamu... Dia laki-laki bangsat—" ucap Jeno sambil menunjuk Jisung, Jisung langsung menepis tangan Jeno yang menunjuknya.
"Siapa bilang gw ga bertanggung jawab? Gw bertanggung jawab ko... Gw ga ninggalin Gisya sendirian di sini? Gw selalu ada bersama Gisya... Gw ga pernah kemana-mana..." Ucapan Jisung malah membuat Jeno tertawa.
Jeno tersenyum tetapi sangat menakutkan "Bahkan saat lu ngechat gw aja... Gw udah tahu kalau lu hamilin Gisya—tapi lu di chat aja lu ga mau ngaku... Pengecut!"
Gisya terlihat pusing melihat perdebatan Jeno dan Jisung yang tidak ada habisnya.
"Biarkan saya yang milih... Saya yang menentukan saya mau ikut siapa... Kalian berdua diam..." Gisya yang terlihat sangat pusing akhirnya angkat bicara.
.
.
.Keesokan paginya.
Mereka kembali duduk di sofa, tapi kali ini Angga ikut bersama mereka bertiga.
"Dede mau pulang atau di sini?" Gisya membuka suara pertama.
Dia menanyakan itu kepada Angga agar tahu jawaban dari persoalan tadi malam.
Gisya mengetes, karena Angga masih kecil dan tahu hari yang tulus dan tidak, jadi Gisya mencoba mendapatkan jawaban dari Angga.
Angga tampak berfikir "hmm... apa ya?"
"Mau pulang ke rumah, atau mau di rumah sini?" Lanjut Gisya.
Angga tampak menatap Jeno dan Jisung bergantian.
"Kalau om Jeno mau pulang ga? Kalau om Jisung ikut pulang juga kan?" Tanya Angga sambil menatap Jisung dan Jeno bergantian.
"Dede... Kita kan ke sini untuk jemput kakak Gisya... Kan kakak Gisya udah ada, jadi kita harus bawa pulang kakak Gisya ke rumah ya?" Ucap Jeno.
Angga mengangguk "Benar sih... Tapi Dede mau jemput om Jisung juga ya kan?"
"Tapi om Jisung tinggal di sini sama Dede, sama kakak Gisya juga... Kan om Jisung udah bilang tadi malam?" Ucap Jisung.
"Atau... Dede milih ikut om Jisung atau om Jeno?—" Gisya langsung ke pertanyaan intinya.
Biar Angga tidak pusing memikirkan jawabannya.
Angga kembali berfikir, dia tampak pusing untuk memilih salah satu dari Jeno atupun Jisung.
Jisung menyukai keduanya.
Jadi susah untuknya memilih jeno atau Jisung. Itu sangat sulit untuk Angga memilih.
Jawaban Jeno menentukan Gisya akan percaya omongan jenis atau Jisung.
Gisya sudah memikirkan ucapan Jeno dan Jisung dari tadi malam tapi dia sangat bingung karena sama-sama susah untuk memilih.
.
.
.
.
.Love💔hate tergemas
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Big Boss -Park Jisung
Romance"Kamu setinggi langit, aku hanya serendah tanah... Kenapa kamu ingin bersamaku?" -Lee Gisya Queensya