•50

249 24 2
                                    

Gisya dan Jeno sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.

Jisung dan Angga sedang pergi ke supermarket untuk membeli beberapa keperluan rumah dan juga sekalian Jisung mengajak Angga berjalan-jalan.

Jisung melarang Gisya untuk ikut karena takut Gisya lelah habis memasak. Lalu Jeno di ajak tapi Jeno merasa lelah habis naik pesawat.

"Kalian baru pindah ya?" Tanya Jeno tanpa menatap Gisya, mata Jeno masih menonton televisi.

Gisya mengangguk "Iya pak... Baru kemarin pindahnya..."

"Ko kalian berdua milih tinggal di America? Kenapa ga tinggal di rumah aja? Kalian pacaran ya? Atau?" Pertanyaan Jeno membuat Gisya sedikit gemetar.

Gisya menggeleng "E-engga... Ga ada yang pacaran pak... Pak Jisung bilang kita ngurus kerjaan di sini dulu... Kalau udah selesai baru kita bisa pulang, te-terus... Untuk Angga... Saya yang minta buat dia sekolah di sini, saya ga bisa jauh-jauh dari adik saya pak—" Gisya terlihat sangat gugup sampai bicaranya jadi gelagapan.

"Oh... Oke..." Raut wajah Jeno terlihat sangat tidak yakin dengan ucapan Gisya.

"Kamu kalau ada apa-apa jangan sembunyiin dari saya... Saya ga suka..." Jeno menatap Gisya tajam.

"Ga-gaa... Ga ada pak... Saya ga sembunyiin apa-apa dari bapak..." Gisya semakin gugup.

Jeno perlahan mendekat ke Gisya, matanya sangat tajam membuat Gisya semakin gugup.

Jeno perlahan mendekat ke Gisya, matanya sangat tajam membuat Gisya semakin gugup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya ga suka kebohongan... Saya tahu kamu bohong..." Dengan nada bicara yang sangat rendah dan berat Jeno mengucapkan itu.

.
.
.

Jisung dan Angga baru saja pulang dari berbelanja dan juga berjalan-jalan.

"Ayo Dede... Taruh belanjaannya di meja ya—" ucap Jisung Angga mengangguk.

Jeno dan Gisya sedang duduk di sofa.

Jeno sudah menatap Jisung dengan penuh amarahnya.

"Halo bang... Halo sya..." Jisung baru saja menyapa Jeno dan Gisya.

Bug...!!!~

Satu pukulan Jeno mendarat tepat di pipi Jisung, Jisung langsung terjatuh ke lantai akibat pukulan Jeno.

Gisya yang melihat itu langsung menahan tangan Jeno, air mata Gisya sudah menetes "Pak!!! Udah!—"

Angga berlari dari dapur langsung duduk di samping Jisung, lalu membantu Jisung untuk bangun.

"—Om Jisung! Om... Om gapapa?" Tanya Angga, Jisung mengangguk.

"It's oke Dede..." Jisung kini duduk di lantai.

"ANJING LO YAH!!! BUKANNYA KERJA MALAH MABUK-MABUKAN!!! LU GILA YA!!! ANJING—"

Prakkkk!!!~

Karena tangannya di pegang oleh Gisya, akhirnya Jeno menendang Jisung. Jisung yang tak melawan ataupun menghindar, kembali terbaring di lantai.

"PAK! UDAH PAK!!!" Gisya berteriak histeris.

Angga yang melihat kakaknya menangis histeris, langsung ikut menangis.

"Om kenapa mukul om Jisung? Om kenapa nendang om Jisung? Om Jeno ko jahat—" ucap Angga sambil menangis lalu kembali membantu Jisung untuk duduk.

"LO GA TAU DIRI! RUSAKIN ANAK ORANG! DENGAN ALASAN KECELAKAAN! LO GILA YA?! MABUK-MABUKKAN KAYAK BINATANG!! ANJING LO!! ANAK SETAN!!" Gisya menarik Jeno menjauh karena Jeno yang sudah di kuasai oleh amarah.

"Pak udah... Aku mohon..." Gisya menangis sambil menatap Jeno.

"LO KENAPA BELAIN DIA?! DIA RUSAKIN LO! KENAPA LU BODOH BANGET JADI CEWEK?! LU PERCAYA OMONGAN DIA?! LU PERCAYA KALAU ITU KECELAKAAN?! LU PERCAYA KALAU DIA DALAM KEADAAN MABUK?! IYA?! DIA AJA BISA MAIN SAMA LO, PADAHALA DIA UDAH ADA CEWEK! LAKI-LAKI BANGSAT EMANG YA!!!" amarah Jeno semakin menjadi.

Gisya semakin menangis histeris, dia takut dan tubuhnya gemetar.

Jeno menepis tangan Gisya "Aku mohon pak... Jangan kayak gini..." Gisya berlutut di hadapan Jeno sambil memegang kaki Jeno.

.
.
.
.
.

Jangan marah² Jen😡

[✓] Big Boss -Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang