Di pagi yang cukup mendung, Gisya sudah sibuk membuat sarapan untuk Angga dan Jeno.
Gisya memasak nasi goreng untuk sarapan jeno dan Angga yang akan berangkat ke kantor dan sekolah.
Walaupun matanya berat dan masih bengkak Gisya tetap bangun untuk membuatkan sarapan untuk Jeno dang Angga.
Gisya juga sudah tidak perduli dengan
Angga menuruni tangga "Selamat pagi kakak—" Angga turun sambil sedikit berlari.
"Pagi dek—eh!!! Pelan-pelan nanti kamu jatuh—" Gisya panik melihat Angga turun tangga dengan berlari.
Angga cengengesan "Hehehe... Gapapa"
Angga duduk di meja makan lalu Gisya memberikan sepiring nasi goreng ke Angga "Makan banyak, kamu harus makan biar fokus belajarnya... Nanti di kantin ga usah jajan sembarangan, kakak bungkusin bekal—" ucap Gisya Angga mengangguk.
Gisya ikut duduk di meja makan, Gisya mengambil sepiring nasi goreng buatannya.
"Om Jeno belum pulang ya kak?" Tanya Angga.
Gisya mengangguk "Udah... Ada di atas kali, kamu makan aja—ini bekal kamu jangan sampai lupa di bawa"
Gisya memasukkan bekal ke dalam tas Angga.
Gisya menatap Angga "Makan yang banyak ya..." Gisya mengelus rambut Angga.
"Iya kak... Kakak juga makan yang banyak, buat dedenya sehat kakak juga sehat—" Angga memang anak yang sangat manis dan perhatian.
Gisya mengangguk "Iya dek makasih ya... Makan gih, kasian di depan udah di tungguin, takutnya kamu juga telat ke sekolah"
"Dede nanti ga ikut kelas les kak... Soalnya gurunya lagi sakit, jadi aku boleh pulang lebih cepet deh..." Ucap Angga dengan gembira.
"Bagus deh... Kasian juga kamu pulangnya kelamaan—" Gisya merasa Angga terlalu banyak kelas tambahan.
Itu karena Jeno yang meminta agar Angga memperbanyak belajar.
Dia sangat menyayangi kakaknya, dan Gisya tentu saja sangat menyayangi adiknya.
.
.
.Jeno baru saja pergi ke kantor, Gisya juga akan pergi.
Gisya sedang bersiap-siap untuk bertemu dengan Jisung. Jisung meminta agar Gisya menemuinya agar membicarakan tentang Jeno lebih gampang.
Jisung sudah menunggu di bawah, di dalam mobilnya agar Jeno tidak melihatnya.
Drett~drertt~drerrt~
Ponsel Gisya bergetar, nama yang tertera di layar ponselnya adalah 'Big Bos PJS'
Gisya langsung mengambil ponselnya untuk mengangkat telfon Jisung.
"Halo..."
"Turun gih... Aku udah di bawah... Abang udah lewat nih dia naik mobilnya, dia ga liat aku, jadi aman... Kamu turun ya..."
"Iya... Aku turun dulu ya... Matiin aja telfonnya—"
"Ga usah... Buruan turun... Aku tunggu di bawah, aku ga mau kamu kenapa-kenapa... Aku ga liat jadi jangan matiin telfonnya—"
Gisya sedikit tersenyum "Yaudah iya... Aku ga matiin..." Gisya keluar dari apartmentnya lalu berjalan menuju lift.
"Gitu dong... Hati-hati ya... Jangan lari-lari, pelan-pelan aja jalannya, kamu ingat itu di perut ada anak kita—"
Gisya masuk ke dalam lift lalu memencet tombol ke lantai bawah.
"Anak aku... Ga ada kita-kita..." Jawab Gisya, Jisung malah tersenyum.
"Lu dosa loh kalau mau pisahkan anak dengan bapaknya..."
"Lu...lu... Mata lu!— Siapa juga yang mau misahin? Kan aku cuma bilang anak aku, bukan kita—" Gisya bersandar di dalam lift sambil menunggu lift sampai di lantai bawah.
"Sama aja... Aku parkir mobil deket banget ko kamu tinggal keluar terus nengok ke kiri aku ada di situ—"
Gisya keluar dari lift lalu buru-buru jalan keluar dari area apartment.
"Kamu di mana?" Gisya melihat kekanan dan kekiri.
Dia belum melihat Jisung.
Jisung yang sudah melihat Gisya langsung keluar dari mobil untuk menghampiri Gisya.
"Aku di sini—di samping kamu"
Jisung berdiri tepat di sebelah Gisya ponselnya masih menempel di telinganya, telfonnya masih terhubung.
Gisya tersenyum "Ha-hai..."
"Hai juga..." Jisung membalas dengan senyuman indahnya.
.
.
.
.
.Ahhkkk kangen gantengku🥵🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Big Boss -Park Jisung
Romance"Kamu setinggi langit, aku hanya serendah tanah... Kenapa kamu ingin bersamaku?" -Lee Gisya Queensya