•37

262 25 1
                                    

Waktu menunjukkan pukul 5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu menunjukkan pukul 5.57 pagi.

Pesawat yang Gisya dan Jisung naiki telah mendarat di Bandara Internasional Los Angeles.

Jisung bangun duluan, Jisung menatap Gisya yang masih tertidur bersandar di bahunya.

"Sya... Bangun yuk—udah mendarat nih" ucap Jisung sambil menepuk pipi Gisya lembut.

"Sya—" ucap Jisung sekali lagi untuk membangunkan Gisya.

Gisya yang merasa terusik akhirnya terbangun.

"Hmmmm—" akhirnya Gisya membuka matanya, lalu perlahan bangun untuk duduk.

Jisung tersenyum "Tidur paling duluan, tapi bangunnya paling lama—" ucap Jisung gemas melihat wajah Gisya yang baru bangun.

"Hehe... Ngantuk pak—" ucap Gisya cengengesan.

"Yaudah gapapa... Aduh—tapi bahu saya ini pegel banget loh nopang kepala kamu" Jisung menepuk-nepuk bahunya seakan-akan sakit.

Gisya kaget "Loh! Emang saya tidur di bahu bapak ya? Engga deh perasaan"

Jisung menarik nafas "Itu mah perasaan kamu doang—tapi buktinya kan emang kamu tidur di bahu saya"

"Kecapean pak... Baju aja saya ga sempet ganti, muka aja ga di cuci, untungnya sempet ngehapus make-up, kalau engga bisa break out lagi muka saya"

"Iya saya aja ga ganti baju... Nanti di hotel baru kita bersih-bersih... Ayo turun, kita ada meeting jam 12 siang—" ucap Jisung.

Lalu mereka berdua merapih-rapihkan diri lalu mengambil barang tentengannya.

Kemudian mereka berdua mengantri untuk turun dari pesawat.

"Pegangan... Rame ini... Kalau kamu hilang saya ga mau nyariin, ini kota orang jadi saya ga mau cariin kalaunya kamu hilang, saya manggil polisi aja—" ucap Jisung saat mereka sedang mengantri untuk turun dari pesawat.

Gisya memukul pelan bahu Jisung "Ah!bapak tega amat!"

Jisung sedikit tersenyum "Beneran... Saya ga bohong" Gisya langsung memegang lengan Jisung.

Gisya benar-benar takut hilang di negara orang, di tambah ancaman Jisung yang semakin membuatnya takut.

"Nah gitu..." Jisung tersenyum tangannya di gandeng oleh Gisya.

Mereka bebas berinteraksi, karena di sini tidak ada yang akan mengenali mereka berdua, Jisung tampak senang dengan perginya mereka yang hanya berdua saja.

.
.
.

Gisya dan Jisung telah sampai di hotel tempat mereka menginap satu Minggu kedepan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gisya dan Jisung telah sampai di hotel tempat mereka menginap satu Minggu kedepan.

Hotel mewah yang tak jauh dari bandara dan juga tak jauh dari tempat mereka akan menghadiri meeting.

Gisya sedang menarik kopernya "Wah... Gila sih... Bagus banget, luas banget, kayak kamar putri-putri kerajaan ini mah—" Gisya takjub dengan kamar hotel yang mereka tempati.

"Iyalah... Ini salah satu hotel terbaik yang ada di sini..." Ucap Jisung lalu duduk di sofa di depan kasur.

"Pantes bagus... Ta-tapiii... Ko kasurnya satu aja pak?! Saya tidur di mana?!" Gisya yang tersadar dengan kasur king size tapi hanya satu.

"Di sini lah... Nanti kamu tidur di kasur saja, nanti saya tidur di kursi Deket jendela, bagus di situ pemandangannya" ucap Jisung alasan saja.

Gisya menggeleng "Ga ah pak... Bapak aja di kasur biar saya tidur di kursi—" Gisya tak enak jika Jisung yang tidur di kursi, secara Jisung di sini adalah bosnya.

"Udah... Santai aja... Kamu tidur di kasur saya di kursi—" Jisung yang tak ambil pusing juga bila harus tidur di kursi.

"Kenapa harus pesan kamar satu aja sih pak?! Kenapa ga dua aja? Biar saya satu bapak satu... Atau kenapa ga pesen kamar yang kasurnya terpisah aja—" protes Gisya.

"Loh?! Ko kamu yang ngatur saya?"

.
.
.
.
.

Mr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mr. Na

[✓] Big Boss -Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang