•10

348 27 0
                                    

Haechan dan Gisya sedang menuju ke restoran yang cukup jauh dari perkotaan.

Haechan membawa Gisya untuk merayakan hari pengamatan mereka.

Haechan dan Gisya pergi menggunakan mobil haechan. Sejak hari pertama mereka berpacaran.

Haechan mengucapkan kalau dia akan membawa mobil untuk menjemput Gisya.

Dan itu benar, dia menepati janjinya.

Padahal Gisya sama sekali tidak pernah menyuruh, ataupun menginginkan di jemput oleh haechan.

Haechan melirik-lirik Gisya yang dari tadi hanya terdiam sambil menatap ke arah jalan.

Haechan yang peka langsung bertanya kepada gisya "Sayang ko diem banget... Aku ada salah ya? Coba ngomong salah aku di mana?" Ucap haechan sambil menatap Gisya.

Gisya menggeleng "Engga... Engga ada"

Haechan tersenyum lalu mengelus rambut Gisya "Kamu ga bisa bohong sayang... Aku lagi nyetir ini, kita minggir dulu?" Gisya kembali menggeleng.

Gisya menepis pelan tangan haechan "Nyetir aja dulu... Ga usah berhenti"

Haechan tidak mendengarkan ucapan Gisya. Haechan malah menepi lalu memberhentikan mobilnya.

"Hei... Sayang..." Haechan melepaskan seatbeltnya agar bisa mendekat ke arah Gisya.

"Sayang... Aku salah apa? Coba kamu ngomong..." Haechan mengelus pundak Gisya, Gisya menatap ke arah jendela sampingnya.

"Ga ada salah—"

"Kalau aku ga ada salahnya, kamu ga mungkin dong diem aku kayak gini"

Haechan terus menatap Gisya, tapi Gisya hanya menatap ke arah jendela mobil.

"Ayo ke kursi belakang, susah nih mau ngomong kalau di kursi depan..."

Haechan turun dari mobil lalu berjalan ke arah pintu Gisya untuk membukakan pintu Gisya.

Haechan menunduk untuk membukakan seatbelt milik Gisya.

"Ayo sayang turun... Kita bicara di kursi belakang ya biar lebih nyaman ngomongnya, di kursi depan susah mau ngomong, kamu ga mau liat aku"

Gisya tanpa bicara turun dari mobil, lalu berjalan ke kursi belakang lalu masuk.

Haechan menutup pintu depan lalu berjalan ke kursi belakang lalu ikut masuk.

"Kenapa sayang? Hmm? Aku ada salah kan? Coba kamu ngomong" haechan meraih tangan Gisya lalu menggenggamnya.

"Engga ko..."

"Engga gimana sayang? Kamu diem gini, di tanya jawabnya ketus, jawabnya seadanya, jawabnya dingin banget, ga mau natap aku, ga mau liat aku, itu masih kamu mau bilang engga? Iya gitu sayang?"

"Yaudah kamu mikir sendiri kesalahan kamu apa... Masa aku yang di suruh ngomong, kan kamu yang salah" Gisya mulai ketus.

Haechan yang tipe cepat menyadari kalau dia berbuat salah, langsung berfikir kerasa apa yang telah dia lakukan hari ini.

"Aku hari ini cuma ke kantin sarapan sama temen-temen, terus aku sama kamu di kelas, terus nge-MC... Terus aku sama kamu lagi ini—" haechan berusaha mengingat kegiatannya hari ini.

"Hmm... Gitu..." Ucap Gisya.

"Terus apanya yang salah sayang? Di mananya? Coba ngomong..."

Gisya menggeleng.

Haechan kembali berfikir keras, dia salah di mana, salah apa dan kenapa.

Haechan memang sangat peka kalau dia berbuat kesalahan.

"Kenapa? Ga ingat? Penyakit social butterfly kamu kambuh lagi?" Ucap Gisya spontan.

Haechan langsung menyadari kesalahannya yang terdapat saat dia menjadi MC.

Haechan menggeleng "Engga sayang... Aku ga tebar pesona, aku ga social butterfly... Aku cuma profesional, aku juga nyapa kamu kan..."

"Yaudah sih... Emang kamu gitu... Harus profesional sampai bisik-bisikan gitu..."

Haechan tersenyum gemas mendengar Gisya yang cemburu.

Haechan menghadapkan wajah Gisya ke arahnya.

Haechan memegang pipi Gisya sambil mengelusnya.

Chups~

Bibir mereka berdua menempel sempurna.

.
.
.
.
.

Haechan🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan🦋

[✓] Big Boss -Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang