Gisya di larikan ke rumah sakit setelah mengalami pendarahan akibat terpeleset di kamar mandi.
Gisya sudah banyak kehilangan darahnya, akibat pendarahan yang di alami.
Terlebih lagi di rumahnya tidak ada siapa-siapa, Angga sedang bersekolah dan Jisung sedang bekerja.
Sekitar setengah jam Gisya mengalami pendarahan Gisya di temukan oleh Jisung sudah pingsan di kamar mandi.
Jisung yang panik buru-buru membawa Gisya ke rumah sakit. Jisung menggendong Gisya yang penuh darah darahnya sampai menetes-netes di lantai.
Karena pendarahan yang hebat, Gisya harus melakukan operasi sesar untuk menyelamatkan nyawanya dan juga nyawa anaknya.
Yang berarti Gisya melahirkan dengan operasi sesar bukan melahirkan normal.
Bagi Jisung itu tidak masalah yang penting Gisya selamat dan anaknya juga selamat, itulah yang terpenting.
Jisung duduk di kursi yang berada tepat di depan ruangan Gisya di oporesi sesar.
Perasaan Jisung campur aduk.
Sedih, takut, khawatir tercampur menjadi satu membuatnya terdiam.
Jisung hanya khawatir dengan keadaan Gisya. Dia benar-benar takut terjadi sesuatu yang tidak dia inginkan.
Jisung diam tetapi kepalanya sangat berisik.
Jisung berdiri, dia berjalan mondar mandir di depan ruangan operasi.
Tak lama Jisung kembali duduk, dia menyandarkan kepalanya di tembok.
Dia berfikir "Ya Allah... Ko lama banget..."
Jisung sudah menunggu sekuat satu jam.
Tetapi belum ada tanda-tanda dokter yang menangani operasi sesar Gisya keluar dari ruangan.
Jisung kembali berdiri, mondar mandir dengan perasaan campur aduk.
Satu jam, dua jam berlalu.
Jisung duduk, lalu berdiri, berjalan mondar mandir hanya itu yang Jisung lakukan.
Jisung terlalu khawatir membuatnya tidak bisa duduk dengan tenang menunggu operasi Gisya selesai.
.
.
.Jisung duduk bersama kedua saudara laki-lakinya, yaitu Jeno dan Jaemin.
Mereka bertiga duduk di kursi di depan ruangan operasi Gisya.
Iya, Jeno dan Jaemin datang untuk menjenguk sekaligus menemani Jisung yang sedang menunggu operasi Gisya selesai.
Sudah tiga jam berlalu, belum ada tanda-tanda operasi Gisya selesai.
"Aduh... Lama banget—" ucap Jisung mengacak rambutnya kasar.
Jisung merasa dua terlalu lama menunggu.
"Sabar dek... Kalau operasinya di cepet-cepetin malah ga bagus... Lu tenang aja... Semua bakalan baik-baik aja..." Jaemin berusaha menenangkan Jisung.
"Gue udah duduk di sini, mondar mandir berjam-jam tapi ga ada tanda-tanda Gisya keluar... A-anak gue... Gimana—" Jisung memang memiliki kekhawatiran yang berlebihan.
Mungkin Jisung takut kehilangan.
Jeno memegang pundak jisung "Gisya jatuh di kamar mandi... Itu bukan kesalahan lu... Ga ada yang mau Gisya sama anak lu kenapa-kenapa, jadi lu ga boleh salahin diri lu atas semua yang udah terjadi—"
"—Lu cuma perlu tenang dek... Semua bakalan baik-baik saja, Gisya ataupun anak lu bakalan baik-baik aja... Percaya sama gue—" lanjut Jeno.
"Bener dek... Yang Abang bilang itu bener, kalau lu gelisah, panik berlebihan gini ga ada gunanya... Mending lu berdoa, nunggu aja berpikir yang positif..." Tambah jaemin.
Jisung mengangguk, mendengarkan kedua ucapan saudaranya.
Jisung mulai tenang, berusaha tidak berfikir yang tidak-tidak.
Mereka bertiga menunggu sambil mengobrol ringan, itu di lakukan oleh kedua kakak Jisung agar Jisung sedikit mengurangi kekhawatiran yang berlebihan itu.
Setengah jam kemudian, dokter beserta asistennya keluar dari ruang operasi.
Jisung langsung berdiri menghampiri dokter yang menangani Gisya tadi.
"Gimana keadaan Gisya dan anak saya dok?!" Jisung langsung menanyakan keadaan Gisya dan juga anaknya.
.
.
.
.
.
Sukakk bgt lht icung dance🥵🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Big Boss -Park Jisung
Любовные романы"Kamu setinggi langit, aku hanya serendah tanah... Kenapa kamu ingin bersamaku?" -Lee Gisya Queensya