•86

185 17 2
                                    

"Baguslah... Dia tidak pernah pantas mendapatkan kamu... Kalian berantem selamam? Kenapa mata kamu bengkak banget sya?" Jisung menyentuh kelopak mata Gisya dengan lembut.

Gisya mengangguk "Iya... Cuma bukan tentang dia selingkuh, aku pakai alasan aja kesel karena dia ga makan beberapa hari di rumah, seperti rencana kita... Aku ga bakalan buat dia curiga kalau aku sebenarnya udah tahu kalau dia ada main-main di belakang aku—"

Jisung tersenyum "Syukurlah... Abang ga apa-apain kamu kan? Kamu ga di sakitin kan? Kalau ada apa-apa kamu langsung nelfon aku... Mulai sekarang aku bakalan naruh beberapa orang untuk awasin kamu, aku ga mau terjadi apa-apa sama kamu ataupun anak kita—"

Gisya mengangguk "Kalau demi keselamatan aku dan anak aku... Gapapa pak—aku takut terjadi apa-apa juga... Biarpun Jeno sayang sama aku, tetapi ada kemungkinan dia ga sayang sama anak aku... Apalagi anak yang aku kandung itu bukanlah anaknya—"

Jisung mengangguk, Jisung sangat setuju dengan apa yang di ucapkan oleh Gisya.

"Bener sya—kita ga boleh berburuk sangka, cuma mencegah lebih baik dari apapun... Aku selalu janji sama kamu, bakalan jagain kamu... Kali ini aku benar-benar tidak berbohong... Bahkan sejak awal aku tidak pernah bohong sya... Aku diam... di injak-injak... Tidak menjawab banyak hal, bukan berarti aku bohong sya—" Jisung menyinggung kejadian waktu Jeno memaki Jisung pas mereka masih di America.

Jisung hanya diam, tidak melawan itu membuat Gisya ragu terhadap Jisung.

"Kamu waktu itu diam... Buat aku ragu sama kamu..." Gisya tidak bisa berbohong kalau memang saat itu dia ragu dengan Jisung.

"Aku diam sya... Karena aku percaya kamu bakalan tetap sama aku... Tapi karena kamu memilih untuk pergi dengan bang Jeno... Jadi aku memutuskan untuk mencari kembali Michelle... Karena aku sangat stres, kami berdua sudah lama putus... Yang Jeno bicarakan itu semuanya bohong... Aku sama Michelle itu baru saja kembali setelah kamu pergi dengan bang Jeno..." Jisung pelan-pelan membuka suara tentang fakta yang selama ini dia biarkan.

"Tapi kenapa kamu ga ngejar? Kenapa kamu ga nelfon aku? Kenapa kamu seakan-akan membiarkan aku pergi dengan Jeno? Kenapa?!" Gisya merasa pas kejadian itu Jisung benar-benar senang dirinya pergi.

"Untuk apa? Kamu lebih pilih bang Jeno dari pada aku? Kamu lebih milih kembali dari pada menetap sama aku... Aku membiarkan kamu pergi karena aku menghargai keputusan kamu..." Mata Jisung ikut berkaca-kaca.

Jisung baru kali ini memberanikan dirinya untuk membicarakan semua hal yang dia biarkan terkubur.

"Ga begitu... Keputusan kamu buat membiarkan aku pergi sama bang Jeno itu salah—kamu diam itu salah... Kenapa kamu ga bisa berani buat ngomong? Kalau kamu hari itu ngomong semua ini tidak bakalan terjadi?! Aku nikah sama Jeno itu ga bakalan terjadi, ga bakalan di laksanakan kalau kamu meyakinkan aku buat tetap tinggal sama kamu—tapi kamu kenapa diam... Itu buat aku benar-benar ragu dan beranggapan bahwa yang Jeno bilang tentang kamu itu semuanya benar!" Air mata Gisya menetes.

Dia sedih, merasa kecewa. Bukan hanya pada Jisung tetapi pada dirinya juga.

Jisung menyeka air mata Gisya.

"Aku pikir dengan Angga memilih aku... Kamu bakalan tetap percaya sama aku, tapi aku salah... Aku memilih diam dari pada menjelaskan hal yang tidak masuk akal... Tapi kali ini aku benar-benar tidak berbohong..." Jisung menatap Gisya benar-benar dalam.

Bahkan Gisya bisa merasakan ketulusan dan kebenaran yang Jisung ucapakan.

.
.
.
.
.

jisung anak baik🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jisung anak baik🥰

[✓] Big Boss -Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang