"Yakan kita berdua pak! Kenapa harus pesen satu kamar?" Gisya masih tidak habis pikir dengan Jisung yang memesan hanya satu kamar dengan kasur tidak terpisah.
Jisung menarik nafas "Kamu ini yah banyak ngaturnya, apa susahnya sih tidur di kasur? Kalau kamu ga mau tidur di kasur saya juga ga mau tidur di kasur Yaudah kita berdua tidur di kursi aja? Atau mau tidur di kasur berdua?! Mana yang kamu pilih?!" Jisung yang merasa Gisya terlalu banyak menawar.
Gisya spontan menggeleng "Enggak! Bapak di kasur saya di kursi, TITIK!" Gisya langsung berjalan ke arah kursi di dekat jendela lalu duduk sambil melipat tangan kedepan dadanya.
Jisung hanya menatap Gisya sambil menarik nafas agar tetap sabar menghadapi sikap Gisya.
"-Yaudah"
Dan akhirnya Jisung mengalah, itu karena jisung malas berdebat dengan Gisya.
Tentunya agar masalah selesai, kalau berurusan tdengan Gisya memang tidak akan ada habisnya.
Jadi Jisung sebagai orang yang lebih dewasa dari pada Gisya, memang baiknya mengakhiri perdebatan dengan mengalah.
"Kamar hotel di sini semuanya full... Makanya saya ga mesen kamar satu lagi, ini aja udah kamar terkahir yang bisa di booking, sisanya udah di booking sama orang-orang... Kan saya udah bilang di sini salah satu hotel terbaik-" jelas Jisung agar Gisya tak berpikiran yang tidak-tidak.
"I-iya pak... Gapapa-" Gisya merasa tidak enak dengan Jisung.
"Saya ga bermaksud apa-apa ko... Saya ga akan apa-apain kamu, tenang aja-" ucap Jisung agar mengurangi kekhawatiran Gisya.
Pasti bila di posisi Gisya, tentunya merasakan hal yang seperti itu, walaupun Jisung tidak bermaksud, tapi namanya perempuan ada rasa takut.
Jadi Jisung menjelaskan sebelum Gisya berfikir yang tidak-tidak dengannya.
"I-iya pak... Engga ko, saya percaya bapak" ucap Gisya sedikit gugup.
Gisya merasa pembahasan Jisung terlalu dewasa untuknya.
"Yaudah... Kamu bersih-bersih duluan, atau mandi aja sekalian, terus istirahat sambil nunggu sarapannya di antar..." Ucap jisung, Gisya mengangguk lalu melaksanan perintah Jisung.
.
.
.
Gisya dan Jisung telah selesai bersiap-siap, dan segera menuju ke lokasi meeting.Jisung memakai kemeja putih dengan dasi rajut motif hitam putih. Jisung memakai pakaian serba putih hari ini.
"Ayo sya—udah jam setengah 12, kita harus berangkat" ucap Jisung, Gisya mengangguk.
Gisya hari ini juga memakai pakaian serba putih. Gisya memakai dress putih di atas lutut dan memakai tas kecil sebagai aksesoris.
Mereka tampak lebih cocok sebagai pasangan dari pada partner kerja.
Jisung menatap Gisya dari atas sampai bawah "Udah? Udah gada yang ketinggalan?"
Gisya menggeleng "Udah pak gada deh kayaknya—" ucap Gisya sambil melihat sekeliling.
"Pastiin dulu, berkas-berkas kita yang mau di bawa buat meeting—" Gisya melihat tas yang Jisung bawa lalu memeriksa berkas-berkasnya.
"Ada semua pak... Aman—" ucap Gisya sambil mengacungkan jempolnya.
Jisung mengacungkan jempolnya "Oke.... Ayo kita jalan sya—mobil kita di lantai bawah" ucap jisung sambil berjalan menuju ke arah pintu.
Gisya ikut berjalan di belakang Jisung lalu mereka keluar dari kamar hotel.
"Nanti habis meeting baru kita keliling-keliling, jalan-jalan sekalian kalau kamu ga cape—" ucap Jisung yang sedang berjalan bersama Gisya menuju lift.
"Iya pak... Gw cape ko—"
"Yaudah kita jalan-jalan sebentar"
.
.
.
.
.Anjir jeno gntng bgt😭
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Big Boss -Park Jisung
Romance"Kamu setinggi langit, aku hanya serendah tanah... Kenapa kamu ingin bersamaku?" -Lee Gisya Queensya