"Seminggu sebelum aku mau berangkat ke sini... Aku ngelihat Michelle masuk di cafe club-club gitu... Terus baru aja mau aku samperin ke dalam, eh dia udah keluar sama cowok sambil gandengan, peluk-pelukan... Mesra-mesraan... Cowoknya juga cium-cium Michelle..."
"Dede... Kamu cari om Jeno gih..." Gisya merasa pembahasan Jisung terlalu dewasa untuk Angga.
Angga mengangguk lalu berlari mencari Jeno.
"Terus? Gimana?" Gisya meminta Jisung untuk melanjutkan ceritanya.
"....terus aku ikutin deh diam-diam dari belakang, mereka mau kemana... Eh tau-taunya mereka ke apartment Michelle... Michelle juga udah mabuk, padahal itu masih jam 7 malam... Yaudah aku fotoin mereka berdua dari belakang, terus aku kirimin ke Michelle, terus minta putus... Udah—" Jisung terlihat sangat pasrah bahkan dia menceritakan itu tidak dengan emosional.
Berarti Jisung memang ikhlas dan sabar.
Tapi ini termasuk karma Jisung sudah menjadikan Gisya selingkuhannya dan akhirnya dia yang di selingkuhi oleh Michelle.
"Ya begitulah... Kita ga bisa bilang semua orang itu setia, kejadian yang di alami itu cuma bisa di jadikan pelajaran..." Yang di ucapkan Gisya memang benar.
"Itu lah... Mungkin ini semua memang kesalahan aku dari awal... Seharusnya memang aku ga pernah percaya dia..."
"Aku juga seharusnya ga percaya kamu..."
Ucapan Gisya membuat Jisung menoleh.
"Maaf sya... Harusnya aku yang bertanggung jawab... Bukan Abang aku... Di dalam perut kamu itu anak aku, bukan anak dia—" Jisung menatap perut Gisya.
Gisya mengggeleng "Bukan... dia bukan anak kamu ataupun anak jeno... dia anak aku... Kamu lebih milih buat bersama dengan Michelle dari pada bertanggung jawab—dan kamu lihat sekarang? Orang yang kamu ingin hidup bersamanya, lebih memilih dengan orang lain, berselingkuh! Aku juga lebih milih hidup dengan orang lain... Itu karma kamu—"
Jisung terdiam, dia meresapi semua kata-kata Gisya yang memang sangat benar tentangnya.
"Karma kamu mungkin tidak akan lama... Jika kamu berdoa—tapi kamu udah benar-benar tidak bertanggung jawab— jadi aku ga bisa bilang kamu ayah dari anakku..." Gisya memegang perutnya.
Jisung mengggeleng "Aku ayah dari anak itu sya—kamu ga boleh menutup mata tentang hal itu... Walaupun kamu nikah sama bang Jeno, tetap anak kita ya, anak kita... Dia darah daging aku—"
Gisya menggeleng "Kamu ga bertanggung jawab atas anak ini... Biarkan aku yang ngurus dia... Nafkahi dia... Dia akan tumbuh menjadi anak yang baik dan sehat tanpa harus tau kalau kamu ayahnya—"
Kata-kata Gisya benar-benar menusuk sampai ke jantung Jisung.
Gisya tidak mau Jisung ikut campur dalam kehidupan anak mereka nanti.
"Ga bisa gitu—aku yang harus menafkahi anak itu, dia anak aku juga—" ucap Jisung tidak terima.
Gisya kembali menggeleng "Engga... Dia bakalan mengenal kamu sebagai saudara dari Jeno... Tidak lebih dari itu—"
Emosi Gisya mang sangat labil dan tidak stabil, itu karena dia sedang hamil.
"Dia hanya mengenal aku sebagai ibunya dan kamu sebagai saudara dari Jeno... Tidak lebih dari itu—aku ga bakalan kasih tahu kalau ayahnya itu kamu—"
"Kamu udah gila sya! Anak itu anak aku juga..."
"Engga... Ini anak aku bukan anak kamu!"
"Jadi maksud kamu anak aku bakalan kenal aku sebagai omnya? Gitu maksud kamu?!"
.
.
.
.
.
Go the best and legend era🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Big Boss -Park Jisung
Romance"Kamu setinggi langit, aku hanya serendah tanah... Kenapa kamu ingin bersamaku?" -Lee Gisya Queensya