Mata Gisya perlahan terbuka, yang pertama dia rasakan adalah Raden nyeri yang luar biasa.
"Awh..." Gisya merintih kesakitan.
Matanya kini terbuka sempurna lalu melihat Jisung sedang berdiri di depan jendela sambil menatap ke arah luar.
Jisung hanya memakai celana pendek tanpa memakai baju.
Gisya perlahan bangun untuk duduk, karena bagian selangkangannya sangat sakit.
Gisya kembali menatap Jisung yang sedang berdiri menatap ke arah luar, Jisung seperti mematung.
Gisya yang baru sadar dia tidak memakai apapun di tubuhnya, langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
Gisya semakin kaget melihat seprei kasurnya banyak bercak-bercak darah.
Gisya mengingat samar-samar kejadian tadi malam.
Gisya mengingat mereka mabuk, lalu sedikit mengingat kejadiannya dengan Jisung.
Gisya langsung menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.
Dia sangat shock dan hampir pingsan.
Gisya dan Jisung telah melakukannya.
Jisung berbalik badan "Iya sya... Kita—"
Gisya menggeleng "Engga... Saya ga mau denger itu pak!" Gisya sangat shock dan matanya perlahan berkaca-kaca.
Air matanya sudah membendung, Gisya terus menggeleng.
Jisung sedang memegang gelas berisikan minuman peredam mabuk, Jisung berjalan mendekati Gisya.
Air mata Gisya menetes "Engga! Sa-saya ga mau! Pulangin saya pak—" Gisya mulai menangis.
Jisung yang panik langsung menaruh gelasnya di atas meja lalu duduk di atas kasur.
Jisung hendak menyentuh Gisya, Gisya langsung menghindari Jisung "Jangan sentuh!"
Badan Gisya sangat gemetar.
Yang Gisya rasakan hanyalah ketakutan, rasa malu dan tidak sanggup.
"Sya—jangan gini dong..." Jisung berusaha berbicara kepada gisya yang sudah membuang muka dari Jisung.
"Hei... Ini kesalahan kita berdua... Saya sama sekali ga ingat kejadian itu, pagi-pagi saya bangun aja kaget setengah mati sya—ga bohong saya... Sumpah!" Lanjutnya.
Gisya mendengar ucapan Jisung berusaha mengingat-ingat kembali kejadian tadi malam.
Dan benar.
Jisung sudah meminta agar dia dan Jisung pulang saja, tidak usah masuk ke dalam cafe bar tapi Gisya tetap ingin pergi ke dalam.
Dan akhirnya kejadian yang tidak di inginkan ikut terjadi karena mereka berdua pulang dalam keadaan mabuk parah.
Gisya sama sekali belum pernah minum alkohol dan Jisung tidak kuat meminum alkohol.
Minuman tadi malam semuanya Sunghoon yang pesan dan ternyata mengandung banyak alkohol membuat mereka mabuk sampai tak sadarkan diri.
Gisya yang mengingat kejadian tadi malam, langsung menangis dengan suara keras.
Jisung tak tega langsung memeluk Gisya yang sedang menutupi badannya menggunakan selimut.
"Maaf sya—maaf..." Jisung meminta maaf sambil memeluk Gisya dari belakang, Gisya terus menangis dengan badannya yang gemetaran.
"Gara-gara saya... Kamu jadi gini..." Jisung merasa bersalah, bahkan sangat merasa bersalah.
Dia tidak pernah melihat Gisya menangis seperti ini.
Entah Gisya merasa apa, yang dia rasakan sangat bercampur aduk sampai dia hanya bisa menangis dengan keras.
"Kita pulang aja ya? Kita kembali..." Ucap Jisung.
Gisya tak menjawab, dia hanya menangis dan terus menangis.
Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk melampiaskan rasa emosi, sedih, kecewa bahkan sakit hati kepada dirinya sendiri.
Jisung mengelus punggung Gisya "Sya... Udah ah... Saya ikutan sedih lihat kamu nangis gini... Kita pulang aja ya? Kita balik aja ya?" Jisung mengelus rambut Gisya untuk menenangkannya.
Gisya hanya menangis dan tidak menjawab.
"Saya pasti bertanggung jawab..."
.
.
.
.
.
Anjir!!! Sy shock juga!!!😭
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Big Boss -Park Jisung
Romance"Kamu setinggi langit, aku hanya serendah tanah... Kenapa kamu ingin bersamaku?" -Lee Gisya Queensya