REHAN MULAI CEMBURU

717 24 0
                                    

Pengawal Rehan yang di perintahkan untuk mencari informasi tentang siapa yang menjemput Merry hari ini sudah memberikan data siapa pemuda yang bersama Merry pagi ini. Rehan kesal sekali karena ternyata pria itu adalah orang di masa lalu Merry.

"Kurang ajar sekali orang bernama Marcel itu, berani sekali dia menghinaku seperti ini!" seru Rehan dengan wajah yang garang.

"Tuan muda bukankah ini bagus, anda bisa mengajukan perceraian karena Merry selingkuh di depan anda," balas sang asisten.

Rehan tersentak dengan apa yang dikatakan oleh asistennya memang benar dia tidak mencintai Merry dengan alasan apapun dan pernikahan mereka adalah akibat perjodohan dari orang tua masing-masing. Tapi kenapa hatinya sesak mendengar kabar dan melihat foto Merry bersama pria lain hari ini.

"Apa aku memintamu untuk banyak bicara, aku bisa memecatmu jika sembarangan bicara!" seru Rehan dengan tegas.

"Maafkan aku tuan muda, aku tidak berani lagi sembarangan bicara," ucap asisten Rehan.

Rehan masih saja tidak mengerti apa yang ada di hatinya. yang jelas ia tidak terima Merry berkencan dengan pria lain padahal mereka sudah sepakat menandatangi kontrak pernikahan diantara mereka.

"Kenapa dengan hatiku, kenapa menjadi tak karuan seperti ini," gumam Rehan.

"Tuan muda apa anda sakit, jika iya lebih baik anda istirahat dulu saja," tegur asistennya.

Rehan memegangi kepalanya, wajahnya terlihat tidak senang dengan teguran itu. Ia memilih untuk segera meninggalkan ruangan kerjanya dan menuju perusahaan dimana Merry bekerja. Ia segera naik ke lantai dimana ruangan Merry berada tapi menurut sahabatnya Lani ia tidak ada di sana.

"Tuan kau sedang mencari siapa?" tanya Lani yang belum pernah melihat Rehan sama sekali.

"Aku suami Merry, apa kau bisa memanggilkan Merry untukku," pinta Rehan.

Lani sangat terpukau oleh ketampanan dan pesona yang di tunjukkan Rehan. Tapi Merry sedang berada di laur kantor sekarang ia sedang membahas bisnis dengan kliennya.

 "Maaf tuan, Merry sedang ada rapat kecil dengan klien, jadi tidak ada dikantor," jawab Merry.

"Apa kau bisa memberitahuku dimana mereka melakukan janji?" tanya Rehan.

Lani memberitahu Rehan dimana Merry berada. Di sebuah kafe di jalan Melati mereka membuat janji dan membahas bisnis yang akan mereka jalani. Rehan segera menuju ke tempat itu. Firasatnya mengatakan bahwa Merry sedang bersama seorang pria bernama Marcel itu. Hatinya menjadi tak tenang memikirkan itu semua.

"Merry apa kau bahagia dengan pernikahanmu?" tanya Marcel.

"Seperti yang kau lihat Marcel, aku sepertinya baik-baik saja!" jawab Merry menegaskan.

Marcel pernah mencintai Merry sayang sekali saat dia masih di luar negeri dan belum kembali ke tanah air Merry sudha terlanjur menikah dengan orang lain. Marcel mengatakan jika suatu hari Merry memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya, Marcel dengan senang hati akan menunggu hari itu datang. 

"Merry aku harap kau benar-benar bahagia, jika suatu hari kau sudah tidak merasa bahagia kau boleh bercerai dan aku orang pertama yang akan melindungimu," ucap Marcel.

"Marcel aku sudah pernah menjadi istri orang, aku yakin orang tuamu tidak akan mengijinkan jika kita bersama," jawab Merry.

Menengar hal itu hati Rehan semakin berkecamuk kesal, kenapa bisa mereka secara terang-terangan mengatakan hal yang tidak berguna seperti ini. Rehan mengepalkan tangannya dan mendekati Merry ia meminta istrinya untuk pulang.

"Jadi kau tidak bekerja tapi malah asyik berkencan di belakang suamimu ini?" tanya Rehan dengan kasar.

"Tuan muda Rehan sepertinya salah sangka kami sedang membicarakan proyek baru," jawab Marcel tenang.Rehan melirik Marcel ia kesal dan siap melemparkan bogem ke wajah Marcel tapi berhasil di halau oleh Marcel,

 "Tuan kau ini sungguh tak sabaran, kami benar-benar membicarakan masalah proyek baru,"Rehan menarik lagi tangannya dan membersihkannya dengan tisu yang ada di atas meja. Apa Marcel pikir Rehan tidak mendengar semua yang ia ucapkan pada Merry barusan. Sebuah proyek adalah alasannya saja untuk bisa bertemu dan mengutarakan perasaannya pada Merry.

"Anda sebaiknya berhari-hati agar tidak membuatku marah, kau mengajak istriku kencan hari ini tentu saja aku sangat marah sebagai seorang suami," ucap Rehan.

"Ternyata anda ini seorang yang pencemburu ya tuan muda Rehan," ucap Marcel sambil tertawa sinis.

Rehan menarik tangan Merry hendak membawanya pulang tapi Marcel menahannya. Rehan sangat arogan sehingga membuat Marcel tidak ingin melepaskan Merry. Ia ingin menjaga Merry dan memperlakukannya dengan penuh kasih sayang.

"Tuan Marcel tolong lepaskan tangan istriku, apa kau ingin di cap sebagai pebinor?" tanya Rehan kesal.

"Aku hanya ingin memastikan pada nona Merry apakah pertemuan kita membahas proyek kerja hari ini masih bisa dilanjut atau bisa di diskusikan lain waktu," jawab Mrcel.

Merry mengatakan bahwa hari ini cukup sampai disini pertemuan mereka karena tidak enak juga membuat kegaduhan di siang hari seperti ini. Merry memutuskan untuk mengakhiri sesi perbincangan mereka karena Rehan sudah seperti orang kesetanan di depan umum seperti ini.

"Kau dengarkan ucapan istriku tuan Marcel, jadi aku akan membawanya pulang sekarang dan kau aku tidak mengijinkan kalian untuk bertemu lagi," ucap Rehan.

"Kalau begitu hati-hati di jalan tuan Rehan," balas Marcel dengan senyuman tampannya.

Rehan membanting tubuh Merry di atas kursi jok mobilnya. Ia meluapkan amarah dengan mencumbui tubuh Merry. Berani-beraninya dia masih berstatus sebagai istri seorang Rehan yang mempunyai segalanya tapi berkencan dengan pria lain.

"Tunggu apa yang kau lakukan?" Merry mencoba mendorong tubuh Rehan.

"Kenapa kau tidak mau melayani suamimu sendiri, dan ingin bercinta dengan pria itu hah?" tanya Rehan dengan wajah merah penuh amarah.

Merry mencoba menjelaskan sebenarnya yang terjadi barusan. Rehan tidak ingin mendengarnya dan merobek pakaian yang dipakai oleh Merry. Dia mencumbunya dengan kasar diatas mobil. Merry yang tidak berdaya hanya bisa melayani hasrat Rehan yang buas itu.

"Kau apa tidak bisa bersikap lembut padaku?" tanya Merry.

"Tidak bisa, kau seharusnya menjaga nama baikku, kau masih berstatus sebagai istriku tapi berani bertemu pria lain di muka umum apa kau ingin mencoreng nama baikku?!" gertak Rehan sambil memakai celananya.

Merry menyeringai tipis, ia mengambil kemeja Rehan untuk menutup tubuhnya karena bajunya sudah rusak oleh suami ganasnya itu. Ia berkata pada Rehan jika Marcel lebih tulus dan cocok di jadikan suami.

"Terserah kau mau mengatakan apa toh pernikahan ini hanya pernikahan kontrak, saat semuanya selesai, aku akan menikahi pria yang lembut seperti Marcel," ucap Merry.

Rehan menatap Merry dengan tatapan ingin membunuh saja. Ia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh sampai rumah. Ia melempar tubuh Merry diatas kasur kamarnya. mereka memang tinggal di kamar terpisah setelah menikah, Rehan mencecap bibir Merry dengan kasar lalu melepaskannya.

"Kau tidak boleh keluar dari kamar ini kecuali atas ijinku!" gertak Rehan.

"Dasar Pria gila, kau tidak bisa melakukan ini padaku, aku bukan tawanan cintamu," ucap Merry.

Rehan tidak mendengarkan kata Merry yang jelas ia tidak suka di bandingkan dengan lelaki lain. Merry sungguh berani memprovikasinya. Rehan meninggalkan kamar itu dan mengunci pintunya dari luar,

 "Kau mungkin akan menganggapku gila, tapi aku tak bisa melihatmu dengan pria lain,"

"Tuan muda, saran saya lebih baik anda tidak mengurung nona muda seperti ini, jujurlah apa adanya," saran kepala pelayan dirumah ini.

ISTRI KONTRAK SANG CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang